Berbelas kasihan adalah sikap pertobatan sejati

Berbelas kasihan adalah sikap pertobatan sejati

Dec 07, 2018

HARI MINGGU
BARUKH 5:1-9
FILIPI 1:4-6.8-11
LUKAS 3:1-6

Nabi Barukh mewartakan khabar gembira tentang damai-sejahtera, kerana Tuhan akan datang. Paulus berseru kepada umat di Filipi, “Usahakanlah supaya kamu suci dan tidak cacat cela menjelang hari Kristus.”

Dan Yohanes Pembaptis dalam Injil Lukas berseru, “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis. Maka Tuhan akan mengampuni dosamu. Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.”. Inilah khabar gembira yang kita dengarkan dalam masa Adven ini.

Apa yang disampaikan Yohanes Pembaptis duapuluh abad yang lalu, kini juga ditujukan kepada kita. Yohanes menyampaikan tiga syarat yang harus kita penuhi agar kita dapat diselamatkan, iaitu pembaptisan, pertobatan dan pengampunan dosa. Tiga syarat itu berkaitan sangat erat satu sama lain.

Baptis adalah suatu tanda panggilan yang kita terima untuk memasuki suatu hidup bersama dengan Yesus. Baptis adalah pembersihan diri dari segala cacat hidup.

Namun pembaptisan bukanlah suatu tanda/saran yang bekerja secara automatik, ataupun seakan-akan semua akan berjalan dengan sendirinya. Secara simbolik, niat dan tekad baik seseorang yang mahu berdamai dengan Tuhan itu, dahulu dibuktikan dengan menerjunkan diri ke dalam sungai Yordan, agar segala kekotoran dirinya terhapus.. Bagi kita sekarang ini pembaptisan itu terlaksana dalam menuangkan air di kepala/dahi kita.

Sebab kepala kita adalah sumber kebaikan, tetapi juga sumber kejahatan kita. Pertobatan dan pengakuan dosa merupakan syarat pengampunan. Pertobatan merupakan suatu perubahan keadaan hati/batin yang buruk.

Bukan sekadar untuk sementara, melainkan harus mempengaruhi corak dan arah hidup dan perbuatan kita selanjutnya. Itulah yang disebut perubahan total: suatu metanoia. Bukan sekadar penyesalan atas dosadosa yang sudah kita lakukan, melainkan suatu perubahan mendasar dan radikal seluruh hati nurani kita!

Bukan hanya bererti tidak berbuat jahat, melainkan lebih positif, iaitu berupa berbuat baik. Metanoia atau perubahan total inilah yang dapat mendatangkan pengampunan yang sebenarnya.

Pengampunan hanya diberikan Tuhan di mana ada pertobatan. Dengan demikian pengampunan dari segala dosa bererti pembebasan diri dari beban berat hidup kita. Pengampunan mendatangkan rekonsiliasi, pendamaian kembali dengan Tuhan, tetapi juga sekaligus pendamaian dengan sesama kita. Dengan demikian pertobatan dan pengampunan merupakan suatu penyembuhan dan pemulihan kembali hidup kita sehingga dapat menjadi tenang dan penuh damai.

Pesan yang kita peroleh dalam Kitab Suci tidak pernah ketinggalan zaman, bahkan selalu relevan dan aktual.

Dan pesan keagamaan/kerohanian alkitabiah tidak boleh dipisahkan dari hidup dan perbuatan kita sehari-hari, baik dalam hubungan kita dengan Tuhan mahupun dengan sesama. Sebab kebenaran dan kesungguhan perbuatan yang kita lakukan secara lahiriah, ditentukan oleh keadaan rohaniah/batin kita! Hubungan kita dengan Tuhan hanya benar, apabila hubungan kita dengan sesama adalah baik.

Tiada hubungan yang baik dengan Tuhan, apabila hubungan kita dengan sesama kita tidak baik! Tarikh 8 Disember 2015, pada Hari Raya Santa Perawan Maria dikandung tanpa noda, Paus Fransiskus membuka Tahun Jubli Belas Kasihan yang berlangsung pada 20 November 2015 hingga 20 November 2016.

Sri Paus menekankan bahawa Gereja Kristus harus makin dikenali dunia sebagai pewarta dan pelaksana belas kasih Tuhan.

Semasa melancarkan Tahun Belas Kasihan pada 8 Disember 2015, Sri Paus Fransiskus berkata, “Saudara- Saudari terkasih, kerapkali saya memikirkan bagaimana caranya Gereja dapat membuktikan secara lebih nyata misinya untuk menjadi saksi belas kasihan Tuhan.Ia harus dimulai dengan pertobatan rohani.

“Untuk itulah saya memutuskan supaya Gereja merayakan Yubileum Luar Biasa, yang berpusat pada belas kasihan Tuhan di bawah terang Sabda Tuhan, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”

Murah hati atau berbelas kasihan, itulah sebenarnya pertobatan sejati. Bila orang hanya hidup saleh, ataupun mempunyai devosi yang kuat, tetapi tidak disertai belas kasihan kepada sesama, maka orang itu melakukan pertobatan palsu. Bersikap dan berbuat murah hati kepada sesama seperti dilakukan Yesus, itulah pertobatan sejati! Itulah tanda kasih kita kepada Tuhan yang benar!

Dari pesan yang kita dengar dari Kitab Suci (Barukh, Paulus, Yohanes Pembaptis) dan akhirnya dari pesan Yesus sendiri, yang melaksanakan perutusan yang diterima-Nya dari Tuhan Bapa, yang murah hati atau rahim, kita masing-masing sebagai pengikut Kristus, dan bersama-sama sebagai Gereja Kristian yang sejati, harus bertobat untuk diselamatkan. Dan pertobatan kita yang sejati serta berkenan kepada Tuhan ialah, apabila kita murah hati kepada sesama seperti yang pernah dilakukan oleh Bapa kita yang Murah Hati. — Msgr. F.X. Hadisumarta O.Carm, imankatolik. com

Total Comments:0

Name
Email
Comments