Berpakaian layak untuk ke pesta perkahwinan sejati!

Dua minggu yang lalu Yesus, dalam perumpamaan berbicara tentang undangan kepada dua orang anaknya untuk bekerja di kebun anggurnya

Oct 13, 2017

HARI MINGGU BIASA 28
TAHUN A
YESAYA 25:6-10A;
FILIPI 4:12-14.19-20;
MATIUS 22:1-14
Dua minggu yang lalu Yesus, dalam perumpamaan berbicara tentang undangan kepada dua orang anaknya untuk bekerja di kebun anggurnya.

Reaksi mereka berbeza: yang satu taat, yang lain tidak taat. Minggu lalu juga dengan perumpamaan, Yesus berbicara tentang pertanggungan jawab, yang diminta oleh si pemilik kebun anggur kepada pekerja-pekerjanya tentang hasil-hasilnya.

Mereka menolak dan utusan-utusan pemilik kebun anggur itu dibunuh, bahkan juga anak si pemilik kebun anggur itu.

Dan dalam perumpamaan Injil hari Minggu ini, Yesus berceritera bukan sekadar tentang salah seorang pemilik kebun anggur, yang hanya memberi perintah, melainkan seorang raja yang mengundang orang-orang untuk hadir dalam perjamuan nikah anaknya! Apa gerangan pesan Injil hari ini kepada kita?

Sangat menarik bahawa di dalam setiap perumpamaan, yang dipakai- Nya untuk meyakinkan kita, ialah bahawa Tuhan mahu menyelamatkan umat-Nya bukan dengan paksaan melainkan dengan undangan.

Dan undangan dilakukan oleh seorang raja, dan ditujukan kepada orang-orang yang dikenalnya. Namun reaksi atau sahutan para undangan khusus itu sangat mengecewakan, bukan hanya memberikan alasan sibuk malah ada yang membunuh utusan-utusan raja itu. Akhirnya raja itu mengundang semua orang tanpa perbezaan, orang-orang yang baik mahupun yang jahat.

Ketika kelompok undangan kedua, — iaitu semua orang tanpa perbezaan — sudah datang, ternyata ada orang yang datang tanpa berpakaian pesta.

Reaksi si raja sangat menghairankan! Bagaimana mungkin raja itu dapat bertanya kepada orang undangan itu: “Hai Saudara, bagaimana saudara masuk ke mari tanpa mengenakan pakaian pesta?”.

Padahal bukankah raja itu sendiri yang mengutus hamba-hambanya pergi mengundang semua orang yang dijumpai di jalan-jalan, supaya pesta nikah anaknya dapat diselenggarakan penuh undangan?

Apakah kesalahan orang yang diundang bukan atas permintaan sendiri itu tetapi lalu disingkirkan?

Janganlah kita lupa, bahawa ceritera itu hanyalah suatu perumpamaan. Kerana sebuah perumpamaan janganlah ditafsirkan dan difahami secara mutlak menurut cara berfikir logika apalagi secara intelektual.

Apakah sebenarnya yang dimaksudkan Yesus dengan orang yang dianggap tidak berpakaian pesta, dan apakah maksud Yesus bahawa orang-orang itu tidak layak hadir dalam pesta perkahwinan?

St. Ireneus menafsirkan, bahawa pakaian pesta nikah yang dimaksudkan itu bererti perbuatan dan kehidupan yang benar, layak dan pantas di hadapan Tuhan. Maka pakaian pesta bererti pertobatan, pergantian mental, hati dan fikiran.

Itulah menurut St. Ireneus pesan perumpamaan hari ini ialah: menunjukkan syarat atau kondisi untuk dapat masuk Kerajaan Tuhan. Pesta nikah itu adalah gambaran Kerajaan Tuhan, dan semua orang diundang untuk memasukinya. Tetapi harus memenuhi syarat-syaratnya.

St. Agustinus juga memberi keterangan tentang pakaian pesta nikah dalam perumpamaan Injil hari ini.

Menurut keterangannya pakaian pesta ialah pakaian, yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang baik, dan hanya orang-orang yang pantas ikut hadir dalam pesta nikah itu.

Apakah pakaian pesta bererti sakramen-sakramen? — Baptis? Memang tanpa baptis orang tidak bertemu dengan Tuhan, tetapi ada orang-orang yang menerima baptis, namun tidak bertemu dengan Tuhan.

Ataukah pakaian pesta itu adalah altar, ataukah apa yang diterima dari altar? Tetapi Paulus berkata, “Barang siapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya” (1 Kor 11:29).

Ataukah pakaian itu bererti berpuasa? Tetapi orang-orang jahat pun berpuasa! Atau bererti kerapkali pergi ke gereja? Tetapi orangorang jahat pun juga ke gereja seperti lainnya...! – Jadi apakah pakaian pesta nikah yang dimaksudkan oleh Yesus?

Menurut St Agustinus jawabannya diberikan oleh Rasul Paulus: “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jikalau aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahsia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna” (1 Kor 13:1-2).

Menurut St. Agustinus, seperti dikatakan oleh Paulus, tanpa kasih atau tanpa Kristus aku ini bukan apa-apa! Itulah pakaian pesta nikah sejati! Agustinus menambah, “Periksalah dirimu, dan apabila kamu memilikinya, datanglah ke pesta nikah Tuhan dengan penuh kepercayaan dan ketenangan”.

Maka marilah kita selalu berusaha mengenakan pakaian pesta nikah Kristian sejati, iaitu pakaian peribadi kita yang berwarna dan bersinar kasih, untuk dapat memasuki pesta perjamuan Tuhan.--Msgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

Total Comments:0

Name
Email
Comments