Capai kekudusan dengan Sabda Bahagia sehari-hari

Capai kekudusan dengan Sabda Bahagia sehari-hari

Nov 09, 2018

VATIKAN: Sri Paus Fransiskus pada 1 November 2018, mendesak umat Kristian untuk mencari kekudusan bukan dengan melakukan hal-hal luar biasa, tetapi dengan sepenuhnya mengikuti jalan Sabda Bahagia dalam kehidupan sehari-hari.

Nasihat itu diberikan oleh Bapa Suci sebelum doa “Malaikat Tuhan” pada tengah hari, sempena Hari Raya Semua Orang Kudus, yang merupakan hari kelepasan umum di Itali dan Vatikan.

Berbicara dari jendela ruangan kerjanya kepada kerumunan orang yang berkumpul di Dataran Santo Petrus di Roma, Sri Paus merenungkan Bacaan Pertama Misa hari itu yang diambil dari Kitab Wahyu yang berbicara tentang “penglihatan kumpulan orang yang tidak terhitung banyaknya” yang menyanyikan puji-pujian bagi Tuhan.

Sri Paus mengatakan pujian ini sangat sesuai dengan Misa saat kita menyanyikan "Kudus, Kudus, Kudus” ... Kita tidak hanya memikirkan para kudus, tetapi kita melakukan apa yang mereka lakukan.”

Sri Paus mengatakan kita dipersatukan bukan hanya dengan orangorang kudus sesuai yang kita rayakan sesuai kalender liturgi tetapi juga dengan orang-orang kudus “tetangga” kita — kerabat dan kenalan kita yang sekarang menjadi sebahagian daripada kerumunan orang yang banyak itu. Maka, kata Sri Paus, Hari Raya Semua Orang Kudus adalah pesta keluarga, kerana orang-orang kudus itu, saudara-saudari kita yang paling sejati, mengasihi kita, mengetahui tahu apa kebaikan sejati kita, membantu kita, menunggu kita dan menginginkan kita bahagia bersama mereka di syurga.

Dan jalan menuju kebahagiaan ini sebagaimana dinyatakan oleh Injil hari ini, kata Sri Paus adalah Sabda Bahagia yang bertentangan dengan jalan dunia. Injil mengatakan berbahagialah orang yang miskin, sementara dunia mengatakan berbahagialah orang yang kaya. Injil mengatakan berbahagialah orang yang lemah lembut, sementara dunia mengatakan berbahagialah orang yang angkuh hatinya. Injil mengatakan, berbahagialah orang yang suci hatinya, sementara dunia mengatakan berbahagialah orang licik dan pencari kenikmatan.

Mungkin nampaknya jalan Sabda Bahagia dan kekudusan mengarah pada kekalahan, namun Bacaan Pertama menggambarkan orangorang kudus itu memegang “daundaun palem di tangan mereka,” simbol kemenangan. Para kuduslah yang menjadi pemenang, bukan dunia, dan mereka menasihati kita untuk berpihak kepada mereka, iaitu Tuhan yang Kudus.

Dalam hal ini, Sri Paus mendesak pemeriksaan hati nurani, apakah kita memihak syurga atau bumi, apakah kita hidup untuk Tuhan atau untuk diri kita sendiri, untuk kebahagiaan kekal atau untuk beberapa kepuasan sekarang ini.

Sri Paus berkata, “Adalah baik membiarkan diri diprovokasi oleh orang-orang kudus, yang tidak pernah separuh hati melayani di bumi ini dan yang dari atas sana “bersoraksorai” kepada kita, agar kita memilih Tuhan, kerendahan hati, kelemah lembutan, kemurahan hati dan kesucian, kerana kita bersemangat mencari syurga bukan bumi.

Saat ini santo-santa tidak meminta kita mendengarkan Injil sahaja tetapi “mempraktikkannya, untuk berangkat menjalani Sabda Bahagia,” kata Sri Paus seraya menambah, “Bukanlah melakukan hal-hal luar biasa, tetapi setiap hari mengikuti jalan yang membawa kita ke syurga, kepada keluarga kita, ke rumah kita.”

Setelah berdoa “Malaikat Tuhan,” Sri Paus Fransiskus menyambut peserta “Race of Saints,” acara tahunan setiap 1 November yang didanai oleh yayasan Don Bosco Missions yang menyokong misionari Salesian di seluruh dunia. “Terima kasih atas inisiatif anda yang indah dan atas kehadiran anda,” kata Sri Paus.

Sri Paus juga mengingatkan bahawa pada keesokan harinya merupakan Hari Para Arwah, 2 Nov, dan memberitahu bahawa beliau akan mengunjungi Pemakaman Laurentino, sekitar 13 km di selatan Roma. “Saya mengajak kalian untuk menemani saya dengan doa pada hari doa ini bagi mereka yang telah mendahului kita dalam tanda iman dan istirahat dalam damai,” kata Sri Paus. —VIS

Total Comments:0

Name
Email
Comments