Doa singkat yang mampu menggerakkan hati Tuhan

Injil 16 Januari 2020 menceritakan bagaimana seorang yang sakit kusta mendekati Yesus dan mengatakan “Tuhan, kalau Engkau mahu, Engkau dapat mentahirkan aku.”

Jan 22, 2020

VATIKAN: Injil 16 Januari 2020 menceritakan bagaimana seorang yang sakit kusta mendekati Yesus dan mengatakan “Tuhan, kalau Engkau mahu, Engkau dapat mentahirkan aku.”

Dalam homili Misa di Casa Santa Marta, Vatikan, Sri Paus Fransiskus mengatakan bahawa permintaan penderita kusta itu adalah doa sederhana, “tindakan percaya diri” dan juga, “cabaran  sejati”.

Itulah permohonan yang datang dari lubuk hatinya, yang juga mengungkapkan sesuatu tentang Yesus dan belas kasihan-Nya bagi kita. Yesus, menderita “bersama dan untuk kita,” Dia menanggung penderitaan orang lain, menghibur mereka dan menyembuhkan mereka atas nama kasih Bapa.

Merenungkan kisah “sederha na” tentang penyembuhan penderita kusta itu, Sri Paus mengatakan bahawa kalimat, “Kalau Engkau mahu…” adalah doa yang “mendapat perhatian Tuhan.” “Itulah tantangan,” kata Sri Paus, “tetapi juga tindakan kepercayaan: Saya tahu bahawa Dia boleh melakukannya, maka saya mem percayakan diri saya kepadaNya.”

Orang kusta dapat berdoa seperti itu, kerana dia melihat cara Yesus bertindak. Lelaki ini telah melihat belas kasihan Yesus.” Belas kasihan, bukan rasa kasihan, adalah “sesuatu yang selalu terulang dalam Injil,” tema umum  yang terlihat dalam kisah janda Nain, dalam perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik, dan Anak yang Hilang:

Belas kasihan berasal dari hati dan menuntun anda melakukan sesuatu. Belas kasihan adalah “menderita bersama”, mengambil penderitaan orang lain menjadi penderitaan anda bagi menyelesaikannya, guna menyembuhkannya. Dan inilah misi Yesus. Yesus tidak datang untuk memberitakan hukum dan kemudian pergi. Yesus datang dengan belas kasihan, iaitu, menderita bersama dan untuk kita serta memberi kita kehidupan itu sendiri. Kasih Yesus begitu besar sehingga belas kasihan justeru menuntun Dia ke Kayu Salib, memberikan nyawaNya.

Sri Paus mengajak umat untuk  sering mengulangi “kalimat kecil ini" kerana Yesus memiliki belas kasihan, jelas Sri Paus, “Dia mampu melibatkan diri-Nya dalam kesedihan kita, dalam persoalan orang lain.”

Yesus tidak datang hanya untuk memberikan beberapa khutbah kemudian kembali ke syurga; bukan untuk mencuci tangan-Nya. Dia datang untuk dekat dengan kita, dan Dia tetap selalu di samping kita.

Bapa Suci menjelaskan cara ungkapan ini juga boleh menjadi doa yang dapat kita gunakan setiap hari: “Tuhan, kalau Engkau mahu, Engkau dapat menyembuhkan aku; kalau Engkau mahu, Engkau dapat memaafkan aku; kalau Engkau mahu, Engkau dapat membantu aku ..." --media Vatikan

Total Comments:0

Name
Email
Comments