Keluarga korban bom Samarinda maafkan pelaku

Roina Simanjuntak, ibu saudara kepada Trinity Hutahaena, menyatakan keluarga korban tidak akan mengutuk Juhanda, pelaku bom terorisme di Gereja Oikoumene, Samarinda pada 13 November lalu.

Nov 25, 2016

SAMARINDA, Kalimantan Timur, Indonesia: Roina Simanjuntak, ibu saudara kepada Trinity Hutahaena, menyatakan keluarga korban tidak akan mengutuk Juhanda, pelaku bom terorisme di Gereja Oikoumene, Samarinda pada 13 November lalu.

Sebaliknya, keluarga besar Trinity yang mempraktikkan Kristiani yang mereka anuti, iaitu memaafkan pelaku.

Trinity Hutahaena, kanak-kanak berumur empat tahun yang menjadi korban bom molotov di Gereja Oikoumene, Samarinda, Kalimantan Timur pada 13 November lalu.

Ketika artikel ini ditulis, keadaan Trinity masih kritis dan sedang dalam rawatan rapi.

“Kami tidak mengutuk, tetapi mengampuni yang jahat. Besar harapan saya, adikadik saya kuat, terutama ibu kepada Trinity, yang kini masih trauma dengan keadaan anaknya. Tetapi, dia tetap sabar dan tidak mendoakan yang macam-macam,” kata Roina, ketika ditemui oleh akhbar Kompas.Com pada 15 November.

Keluarga menyerahkan semuanya kepada Tuhan kerana Tuhan mengajar kasih bukan untuk membalas.

Dia berharap pelaku bertaubat dan tidak melakukan aksi teroris lagi, apalagi menyakiti anak-anak kecil.

Pada ketika ini, ibu Trinity masih mengalami trauma dan tidak mahu beranjak dari sisi Trinity yang mengalami luka bakar lebih dari 50 peratus.

Pelaku bom molotov adalah seorang mantan banduan bom buku di Utan Kayu, Jakarta Timur tahun 2011.

Terduga pelaku pernah menjalani hukuman penjara sejak 2012.Dia dijathui hukuman tiga tahun lima bulan berdasarkan keputusan mahkamah negeri Jakarta Barat nombor: 2195/pidsus/2012/PNJKT.BAR, pada 29 Feb 2012.

Juhanda dinyatakan bebas bersyarat setelah mendapatkan remisi Aidil Fitri pada 28 Julai 2014.--Kompas.Com

Total Comments:0

Name
Email
Comments