Ketidaksetaraan adalah ANCAMAN terhadap demokrasi

Satu ancaman terbesar terhadap demokrasi adalah normalisasi ketidakadilan sosial dan ketidaksetaraan ekonomi, kedua-duanya masih sangat terabai sehingga orang-orang yang terkesan terpaksa melakukan tindakan-tindakan membantah atau protes kemudian dicap pula sebagai pembuat onar yang berbahaya, kata Paus Fransiskus.

Jun 13, 2019

VATIKAN: Satu ancaman terbesar terhadap demokrasi adalah normalisasi ketidakadilan sosial dan ketidaksetaraan ekonomi, kedua-duanya masih sangat terabai sehingga orang-orang yang terkesan terpaksa melakukan tindakan-tindakan membantah atau protes kemudian dicap pula sebagai pembuat onar yang berbahaya, kata Paus Fransiskus.

Orang miskin dan lemah sering tidak dipedulikan oleh para penguasa, kata Paus Fransiskus pada 4 Jun di Vatikan semasa bertemu para hakim dari Amerika Utara, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Manakala teknologi menawarkan “kenikmatan yang berlimpah dan menyenangkan kepada sedikit orang, sedangkan ada ribuan orang hidup dalam kemiskinan malah ada yang tidak memiliki rumah yang layak.

“Sistem politik ekonomi, terkait perkembangannya yang baik, harus memastikan bahawa demokrasi bukan sekadar soal nominal tetapi dapat diungkapkan dalam aksi-aksi konkrit yang menjaga martabat semua orang atas dasar kebaikan bersama, dalam sebuah panggilan akan solidariti dan keberpihakan kepada orang miskin,” ujar Sri Paus Fransiskus.

Ucapan itu disampaikan oleh Sri Paus Fransiskus pada hari terakhir “Pan-American Judges Summit” yang dianjurkan pada 3-4 Jun dan didanai oleh Akademi Kepausan untuk Ilmu Sosial. Bertema “Hak Sosial dan Doktrin Fransiskan, pertemuan tersebut berfokus pada penyelesaian untuk mengatasi ketidaksetaraan dan menjamin hak masyarakat untuk tierra, techo y trabajo (tanah, rumah dan pekerjaan).

Sri Paus Fransiskus berterima kasih kepada peserta pertemuan atas usaha mereka dalam membela hak semua orang khususnya orang-orang yang paling lemah. Para hakim “membantu negara untuk tidak meninggalkan fungsi yang paling mulia dan utama: menjaga kesejahteraan warga mereka.”

Semakin berkurangnya perhatian terhadap hak-hak sosial – yang seringkali dianggap oleh sejumlah orang sebagai “doktrin” kerana “kuno, tidak moden dan tidak memberi sumbangan kepada masyarakat” – adalah alasan untuk memberikan perhatian,” kata Sri Paus Fransiskus kepada para hakim.

“Ketidakadilan dan ketiadaan peluang nyata dan konkrit,” khususnya setelah “begitu banyak analis yang tidak mampu berjalan dengan kaki orang lain – saya gunakan analogi ‘kaki’ bukan sepatu kerana banyak kes mereka tidak punya banyak analisa – juga merupakan sebuah bentuk penyamarataan kekerasan: tenang tetapi merupakan kekerasan,” kata Sri Paus Fransiskus.

“Jiwa warga kita berada dalam bahaya,” ujar Bapa Suci kepada para hakim.

“Para hakim,” kata Paus Fransiskus, berperanan penting dalam mempromosikan atau menjaga keadilan sosial khususnya dalam “membela dan mengutamakan hak-hak sosial di atas segala kepentingan lainnya.”

“Kalian memiliki peranan penting,” kata Paus Fransiskus. “Izinkan saya memberitahu kalian bahawa kalian adalah penyair: kalian adalah penyair sosial jika kalian tidak takut menjadi protagonis dalam transformasi sistem peradilan berdasarkan keberanian, keadilan and harkat martabat manusia,” kata Sri Paus Fransiskus. -- CNS

Total Comments:0

Name
Email
Comments