Melawan perkara yang bukan kehendak Tuhan

Ketika Yesus lahir di Betlehem, Injil Lukas memberitakan, bahawa malaikat mewartakan khabar gembira: “Kemuliaan bagi Tuhan di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”

Aug 16, 2019

HARI MINGGU BIASA KE-20
TAHUN C
YEREMIA 38:4-6.8-10
IBRANI 12:1-4
INJIL LUKAS 12:49-53

Ketika Yesus lahir di Betlehem, Injil Lukas memberitakan, bahawa malaikat mewartakan khabar gembira: “Kemuliaan bagi Tuhan di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Luk 2:14).

Tetapi Injil Lukas juga menulis ucapan Yesus ini: “Aku datang melemparkan api ke bumi… Kamu sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan! Hari ini kata-kata tentang Yesus dan ucapan-ucapan-Nya disampaikan juga kepada kita. Marilah kita mempersiapkan diri untuk mendengarkan sabda-Nya, agar kita makin siap pula menerima tubuh dan darah-Nya dalam Ekaristsi dengan penuh harapan.

Sebagai manusia Yesus menyapa kita secara manusiawi juga. Sebagai seorang pendidik yang sempurna Dia tahu cara terbaik untuk menampilkan diri serta untuk menyampaikan ajaran-Nya kepada semua orang yang mahu mendengarkan- Nya. Kadang-kadang Yesus menyampaikan pesan atau ajaran- Nya dengan cara atau bahasa yang sepintas lalu terdengar sebagai ucapan yang keras, bahkan seolah-olah bertentangan.

Salah satu contohnya ialah Injil Lukas hari ini. Sebenarnya apa yang ingin disampaikan kepada kita dalam Injil Lukas itu pada dasarnya ialah bahawa kita diajak dan diingatkan supaya kita hidup dengan selalu siap siaga dan bersedia. Bukan bersikap pasif, acuh tak acuh atau hanya pilih-pilih yang mudah dan ringan.

Yesus berkata, “Aku datang melemparkan api ke bumi". Api yang bernyala-nyala adalah gambaran tentang terang yang jelas dan menarik perhatian. Tetapi terutama merupakan sesuatu yang tidak dapat dan tidak boleh dibiarkan begitu saja. Perhatikan kebakaran yang kini terjadi di mana-mana!

Makna rohani adanya api Yesus itu ialah, bahawa kedatangan Yesus dengan ajaran-Nya merupakan sesuatu yang harus mendapat reaksi terhadapnya. Kita ini sebagai orang yang telah dibaptis sebagai orang Kristian, tidak boleh acuh tak acuh atau tidak peduli terhadap kehadiran Yesus di dunia ini, di dalam masyarakat, di dalam komuniti, di dalam keluarga, bagaikan api yang menyala.

Nah, orang-orang yang suci, baik yang rasmi dihormati oleh Gereja sebagai Santo atau Santa, mahupun mereka yang tidak rasmi diketahui apalagi diumumkan oleh Gereja, tetapi hidup, bersikap dan berbuat sebagai orang yang sungguh Kristian terhadap Tuhan dan sesamanya — mereka ini adalah orang-orang yang imannya menyala bagaikan nyala api kasih Yesus di dalam masyarakat. Hati mereka ini tergerak oleh nyala api Yesus, dan terbakar olehnya. Dan mereka sendiri menjadi nyala api yang menerangi hati orang-orang sesamanya.

Kemudian Yesus berkata: “Aku harus menerima pembaptisan, dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung. Kamu sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan damai, melainkan pertentangan! Apa sebenarnya yang dimaksudkan Yesus?”

Bersedia mengikuti Yesus bererti bersedia menempuh jalan hidup yang ditempuh-Nya juga! Di samping baptis simbolis di sungai Yordan, Yesus dibaptis dengan air suci yang berupa darah-Nya sendiri! Pembaptisan-Nya berpuncak pada kematian-Nya di salib! Gerak hidup, ajaran dan kesediaan- Nya menderita dan mati di salib — itulah sikap siap siaga dan bersedia yang dimaksudkan Yesus dengan kata-kata-Nya, “Aku datang melemparkan api ke bumi".

Akhirnya apa erti ucapan Yesus yang berkata, “Kamu sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai melainkan pertentangan!”. Ertinya: Sesiapa ingin memilih Kristus, maka dia akan menghadapi dan berjuang melawan apa yang tidak dikehendaki Kristus.

Orang Kristian sejati tidak boleh bersikap ganda terhadap apa pun, yang bertentangan dengan ajaran dan sikap Kristus tentang apa yang benar dan yang palsu, yang baik dan yang jahat! Keputusan atau pilihan selalu menuntut suatu pemisahan.

Perpisahan ini dapat terjadi di mana pun, di dalam lingkungan apa pun. Perbezaan pendapat, pertentangan, bahkan permusuhan dapat terjadi juga dalam keluarga. Sebab mendengarkan sabda Kristus dan memilih mengikuti Dia adalah keputusan setiap peribadi. Kristus tidak menghendaki adanya orangorang yang mengambil keputusan dengan tidak sungguh-sungguh.

Misalnya memilih hanya demi kerukunan, hanya untuk menghindari pertengkaran satu sama lain, tetapi bukan demi kebenaran dan kesungguhan niat untuk mengikuti Kristus.

Demikianlah Injil Lukas hari ini mengajak kita untuk menjadi orang Kristian sejati, bukan hanya secara sekadarnya, hanya demi ketenteraman, demi hidup lebih nyaman, tetapi sebenarnya dengan demikian kita menjadi seorang peribadi yang tidak utuh, tidak berprinsip tegas, tidak berpendirian teguh. Hati kita dingin bahkan beku, bahkan tidak mudah terbakar.

Injil hari ini mengingatkan kita, agar kita sebagai orang Kristian yang sudah dibaptis, tanpa kekecualian, harus makin menyedari keberadaan kita sebagai murid Yesus sejati yang harus merasa diterangi dan dihangatkan, bahkan terbakar oleh kehadiran-Nya sebagai api yang menyala. Kita harus menjadi api yang menyala, agar dapat ikut menyalakan api Kristus dalam hati sesamanya kita. — Msgr. FX. Hadisumarta O.Carm, imankatolik. org

Total Comments:0

Name
Email
Comments