Menerima damai dengan bantuan Roh Kudus

Ramai di antara kita mempunyai pengalaman indah disentuh oleh Roh Kudus. Misalnya seorang yang ketagihan alkohol menjadi sembuh kerana campur tangan Tuhan, kesembuhan anak kecil yang sudah lama sakit, suami isteri berdamai selepas menghadiri Seminar Hidup Baru Dalamo Roh dan banyak lagi.

May 30, 2020

HARI MINGGU PENTEKOSTA (A)
KISAH PARA RASUL: 2:1-11;
1 KORINTUS 12:3-7,12-13; INJIL YOHANES 20:19-23

Ramai di antara kita mempunyai pengalaman indah disentuh oleh Roh Kudus. Misalnya seorang yang ketagihan alkohol menjadi sembuh kerana campur tangan Tuhan, kesembuhan anak kecil yang sudah lama sakit, suami isteri berdamai selepas menghadiri Seminar Hidup Baru Dalamo Roh dan banyak lagi.

Bagi para Rasul, perjalanan hebat mereka adalah apabila Roh Kudus turun ke atas mereka pada hari Pentakosta.

Seperti para Rasul, kita pun sebenarnya dicurahi Roh Kudus sewaktu kita dibaptis dan apabila menerima Sakramen Penguatan. Tapi mengapa Dia tidak mengubah kehidupan kita seperti yang terjadi pada para Rasul? Mengapa agaknya sikap kita masih seperti orang yang belum dibaptis?

Seperkara yang perlu kita ingat! Roh Kudus tidak dapat mengubah hati kita jika kita sendiri tidak mahu diubah oleh Roh Kudus.

Saya berpendapat Roh Kudus tetap memberi kita semangat. Dia sentiasa mengetuk pintu hati kita. Terserah pada diri kita masingmasing sama ada menerimanya atau menolaknya. Apa yang jelas,  Dia tetap ada di samping kita, menegur kita untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. 

Dalam Injil Yohanes hari ini Yesus berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa tetap ada, dosanya tetap ada”.

Pesan Yesus ini sangat perlu kita perhatikan. Sebab ketika  Dia datang di tengah-tengah muridmurid-Nya, yang berada dalam ketakutan  Dia berkata: “Damai sejahtera bagi kamu”. 

Dan ketika Dia lahir di Betlehem para malaikat berseru: “Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Luk 2:14). Perdamaian di antara semua orang,  itulah tujuan kedatangan Yesus, dan harus diusahakan pelaksanaannya!

Dan salah satu perdamaian utama yang harus dilaksanakan itu ialah hubungan yang baik antara manusia dengan Tuhan dan manusia dengan sesamanya.

Tetapi perdamaian manusia dengan Tuhan dan  sesamanya  itu tidak terpisahkan, namun diganggu bahkan sering diputuskan oleh sikap atau perbuatan buruk yang disebut dosa.

Nah, tugas Roh Kudus yang memberi hidup atau  membangkitkan kembali apa yang mati, itulah yang diberikan Kristus kepada para rasul-Nya, iaitu mengampuni dosa.

Tidak ada seorang manusia pun yang dapat mengampuni sepenuhnya kekurangan atau dosa orang lain. Tetapi di dalam Gereja Tuhan memberikan kuasa kepada imam-imamnya kuasa  untuk dengan kekuatan Roh Kudus-Nya memberikan pengampunan-Nya kepada orang berdosa. Namun untuk dapat menerima belaskasihan  Tuhan sebesar itu dituntut suara “conditio sine qua non” (kondisi/ syarat mutlak yang diperlukan) yang harus dipenuhi, iaitu pertobatan atau penyesalan mutlak dalam hati atas dosanya.

Pentakosta adalah hari didirikannya Gereja oleh Kristus. Dengan Roh Kudus-Nya inilah Ia memberkati dan memimpin Gereja-Nya, sebagai tempat di mana kita dapat menerima dan merasakan damai sejahtera yang dilimpahkan-Nya kepada kita.

Apabila kita dalam perjalanan hidup kita sering jatuh dalam keku-rangan dan dosa, di dalam Gereja kita dapat menerima kem bali damai sejahtera  dalam hati kita  dengan  pertolongan  Roh Kudus melalui  bantuan  para imam-Nya.

Apakah pesan Pentakosta bagi kita?  Pertama-tama: Yesus memerlukan Gereja, seperti ditegaskan oleh Paulus dalam beberapa suratnya (lih. Ef 1:23; 1 Kor 12:12).

Gereja adalah tubuh Kristus! Khabar gembira yang diwartakan Yesus harus disampaikan kepada semua orang. Ia sendiri harus kembali kepada Bapa-Nya. Maka diperlukan adanya penerus pewartaan-Nya, iaitu Gereja-Nya. Kristus memang memerlukan  Gereja-Nya! Dan Gereja itu adalah kita!

Kedua: Gereja sebaliknya juga memerlukan Kristus.  Setiap orang yang harus diutus  memerlukan seseorang yang mengutusnya!  Tanpa Yesus, Gereja tidak memiliki pewartaan dan pesan, tidak mempunyai penolong, dan tidak mempunyai kekuatan. Gereja memang tergantung dari Yesus dan mutlak memerlukan kehadiran dan  pesertaan-Nya.

Ketiga: Syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh Gereja dalam melaksana-kan perutusan/tugas yang diterimanya dari Kristus, adalah sama dengan syarat yang harus dipenuhi oleh Yesus untuk melaksanakan  perutusan, yang diterima-Nya dari Bapa-Nya, yaitu ketaatan dan kasih yang sempurna.

Gereja hanya akan mampu melaksanakan perutusannya apabila dia mengasihi dan taat kepada Kristus.  Gereja tidak boleh mengkuti peraturan manusia belaka. Kehendak Kristuslah yang harus diikuti! --santapan rohani 

Total Comments:0

Name
Email
Comments