Merungkai identiti ‘murid yang dikasihi Yesus’

Pertama, predikat “murid yang dikasihi Yesus” muncul dalam Injil Yohanes. Dia adalah sahabat yang paling dekat dengan Yesus.

Jul 11, 2020

Soalan: Dalam Injil Yohanes disebutkan adanya murid yang dikasihi Yesus. Sebenarnya, siapakah murid itu? Mengapa namanya tidak pernah dikatakan? - Leah

Jawaban: Pertama, predikat “murid yang dikasihi Yesus” muncul dalam Injil Yohanes. Dia adalah sahabat yang paling dekat dengan Yesus. Seringkali “murid yang dikasihi Yesus” ini disebut juga “murid yang lain” (Yoh 18:15-16; 20:4, 8). Menurut tradisi, dia menjadi sumber utama untuk iman Kristian bagi komuniti-komuniti Yohanes. Daripada dialah telah lahir Injil menurut Yohanes (Yoh 20:24: “yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya).

Kedua, dari Injil Yohanes dan dari surat-surat Yohanes, kita dapat mengetahui bahawa komuniti-komuniti Yohanes ini mengalami krisis dan konflik dalaman serta luaran yang sangat berat. Injil Yohanes menunjukkan bahawa terjadi ketegangan yang memuncak antara orang-orang Kristian dan para pemimpin Yahudi. 

Dalam bab 9, kisah penyembuhan orang yang lahir buta, nampak  jelas adanya konflik antara mereka yang percaya pada Yesus sebagai Mesias dan orang-orang Yahudi lainnya. Petikan ini menunjukkan secara eksplisit peristiwa besar perpisahan akhir dari orang-orang Kristiani Yohanes ini dari komuniti Yahudi majoriti. 

Perpisahan ini adalah keputusan dari Yudaisme, pada sekitar tahun 90-an, untuk memulaukan sesiapa sahaja yang mengakui Yesus sebagai Mesias (bdk. Yoh 9:22). dari memasuki  sinagoga.  Yesus sebagai Mesias (bdk. Yoh 9:22). Juga ada ketegangan-ketegangan lain yang berkembang di dalam komuniti  itu sendiri.

Dalam surat pertama Yohanes kita menemui terjadinya kelompokkelompok yang saling mencela secara kasar, yang tidak dapa ditemui dalam Perjanjian Baru.

Dalam konteks inilah, komuniti Yohanes menggambarkan secara keras apa saja yang harus dipercayai oleh para pengikut sejati dari Yesus Kristus dan bagaimana mereka harus bertingkah-laku.

Dalam situasi inilah, “murid yang dikasihi Tuhan” ini menjadi sumber inspirasi dan otoritas. Bahkan sesu dah kematiannya (21:23), ajaranajarannya terus mengilhami perkembangan teologi tinggi tentang Yesus, yang membuat Injil keempat ini menjadi unik. Barangkali yang paling menarik ialah bahawa murid ini muncul dengan predikat “murid yang dikasihi Tuhan” baru pada hari-hari terakhir hidup Yesus di dunia, iaitu pada perjamuan malam terakhir (13:23), di Kalvari (19:26), ketika menjenguk makam Yesus (20:2) dan di Galilea sesudah kebangkitan (21:20).

Ketiga, kemunculan murid yang dikasihi Yesus selalu dikaitkan dengan Petrus yang adalah pemimpin pertama Gereja Kristus. Pada perjamuan malam terakhir, rasul Petrus meminta kepada murid itu untuk bertanya kepada Yesus (13:23-24).

Di halaman istana Imam Agung, murid yang lain ini bersama Simon Petrus masuk mengikuti Yesus (18:15-16). Juga ketika mengunjungi makam Yesus, murid yang lain ini berlari bersama Petrus. Meskipun dia tiba di makam terlebih dahulu, dia tidak masuk. Justeru yang masuk terlebih dahulu ialah Petrus tetapi dia-lah menjadi yang pertama yang percaya pada kebangkitan Kristus  (20:1-10).

Demikian pula di pantai danau Tiberias, dialah yang pertama mengenali Yesus dan memberitahu Petrus (21:20-24).

Akhir Injil Yohanes juga menampilkan dialog Yesus yang menanyai Petrus tiga kali tentang cintanya (21:15-19) dan langsung disusuli dengan komentar tentang “murid yang dikasihi” (21:20-23).

Keempat, menurut Raymond Brown, ada tiga kemungkinan siapa "murid yang dikasihi Yesus itu." A) Individu yang sudah dikenal dalam Perjanjian Baru, iaitu Yohanes, putera Zabedeus. B) Dia hanyalah seorang simbolis, seorang contoh murid yang sempurna.

Penafsiran ini diteguhkan oleh kenyataan bahawa namanya tidak pernah dikatakan secara eksplisit. C) Seorang murid yang sederhana pada tradisi sinoptik awal, sangat tidak penting untuk diingat pada tiga Injil pertama, tetapi kemudian menjadi seorang tokoh penting dalam komuniti  Yohanes dan Injil keempat. Penafsiran ketiga inilah yang banyak dipegang oleh para ahli. --Fr Dr Petrus Maria Handoko CM, hidupkatolik,con

Total Comments:0

Name
Email
Comments