Pengorbanan bukan seksaan, ia membantu kita untuk mengasihi

Praktik-praktik tradisi keagamaan mungkin kehilangan kekuatan di kalangan orang-orang Filipina, namun masih dapat menjadi harapan di kalangan orang muda.

Apr 05, 2019

MANILA: Praktik-praktik tradisi keagamaan mungkin kehilangan kekuatan di kalangan orang-orang Filipina, namun masih dapat menjadi harapan di kalangan orang muda.

Di kalangan generasi tua, masa PraPaskah adalah sebuah masa untuk berpuasa dan bertobat, bukan hanya selama seminggu, tetapi sepanjang 40 hari.

Namun, dengan berjalannya waktu, praktik dan tradisi itu ditentang dan nampaknya akan punah.

Sedikit mengejutkan, kerana beberapa orang muda hari ini bertanya, “Apa yang anda korbankan semasa Pra-Paskah ini?”

Ini berlaku di kalangan kaum milenium yang berbicara tentang berhenti minum soda, menabung, dan bahkan memberikan tips tambahan untuk berbuat baik dengan sesama.

Banyak orang berusaha untuk tidak makan daging pada hari Jumaat manakala yang lain berjanji untuk berjalan lebih banyak setiap hari.

Apapun narasi mereka, orang muda Katolik Filipina berbicara tentang “perubahan” hari ini, dan mereka sedang menemui harapan yang mereka sebut sebagai sebuah “redefinisi dari erti pengorbanan” tersebut.

Father Luis Lorenzo, anggota Legio Kristus, mengatakan bahawa diperlukan mata yang segar untuk melihat praktik iman seseorang.

“Agar mampu mengikuti Kristus lebih baik, saya harus mencintai diri saya,” kata Fr Lorenzo yang baru setahun menjadi imam.

Beliau mengatakan “pertobatan” muncul pada akhir dari semua “pengorbanan … ketika Minggu Paskah tiba.”

“Saya akan menjadi peribadi yang lebih baik, tetapi itu tidak datang sekarang. Itu datang di akhir kesengsaraan Yesus’. Itulah makna Pra-Paskah,” katanya.

“Seseorang akan meninggalkan sesuatu untuk mengikuti kisah pengorbanan Yesus,” katanya, seraya menambah bahawa “pengorbanan” tidak bererti membuat rasa sakit pada diri sendiri.

“Pengorbanan akan membantu anda mencintai lebih banyak,” katanya, dan menambah bahawa Yesus menderita “bukan kerana Dia ingin dipaku atau dimahkotai…. Yesus menderita kerana Dia mencintai.”

Imam itu menjelaskan bahawa pengorbanan umat Katolik telah berkembang selama bertahun-tahun, khususnya di kalangan orang muda.

Menurut imam itu, daripada bertanya tentang apa yang harus dikorbankan selama Pra-Paskah, seharusnya orang harus bertanya apakah yang sudah dilakukan sudah mengubah hidup mereka.

“Kalau apa yang biasa dilakukan membuat kita lebih baik, maka tidak perlu mengorbankannya.”

“Apakah anda minum kopi? Fikirkan ini. Kalau kopi membuatmu menjadi orang yang lebih baik, lebih bersemangat untuk bekerja, maka tidak perlu mengorbankannya.”

Kini Fr Lorenzo bekerja membantu para siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi sebagai direktur Mission Youth Philippines..” — ucanews.com

Total Comments:0

Name
Email
Comments