'Rabu Merah' kenang para matir

Lebih dari 2100 bangunan di seluruh Filipina dinyalakan dengan warna merah bagi memperingati “Rabu Merah,” yang merupakan sebuah acara global.

Dec 06, 2019

MANILA: Lebih dari 2100 bangunan di seluruh Filipina dinyalakan dengan warna merah bagi memperingati “Rabu Merah,” yang merupakan sebuah acara global. Orang ramai  mengenakan pakaian merah dan di gereja serta sekolah  memberi perhatian pada situasi sukar umat Kristian yang dianiaya kerana iman mereka di seluruh dunia.

“Sambutannya benar-benar luar biasa,” kata Jonathan Luciano, direktur nasional Aid to the Chuch in Need (ACN) Filipina. “Rabu Merah hanyalah permulaan, semoga kita terus berdoa dan membantu  saudara-saudari kita yang memerlukan,” katanya.

Luciano juga mengungkapkan bahawa usaha sedang dilakukan agar Rabu Merah dijadikan perayaan “rasmi’ Gereja. ACN sudah mengajukan permohonan itu kepada para uskup untuk dibin cangkan dalam pertemuan para uskup Januari tahun depan.

"Jika ia diluluskan, Rabu Merah akan menjadi acara rasmi Gereja mulai tahun depan, pada hari Rabu setelah Kristus Raja,” jelas  Luciano.

Peringatan utama Rabu Merah ACN tahun ini diadakan dalam Misa di Katedral Manila yang  dipimpin Uskup Kalookan, Msgr Pablo Virgilio David. Dalam homilinya, wakil ketua Konferensi para Uskup Filipina itu meminta umat beriman untuk berdoa tidak hanya bagi umat Kristian yang dianiaya tetapi juga bagi mereka yang menganiaya mereka.

“Pembalasan tidak pernah menjadi cara Yesus Kristus. Kita tidak akan pernah berjaya jika membalas kekerasan dengan kekerasan, kejahatan dengan kejahatan,” tegas uskup itu.

Setelah Misa, dilaksanakan doa ekumenis di luar katedral yang bermandikan cahaya merah darah.

Merah adalah warna kemartiran Kristian dan penelitian menunjukkan bahawa umat Kristian terus menjadi kumpulan agama “paling teraniaya” di dunia, terutama di Timur Tengah dan Afrika. --CBCPNews

Total Comments:0

Name
Email
Comments