Semoga kita mempercepat kesatuan Kristian

Pada hari terakhir kunjungan tiga hari ke Armenia, 26 Jun lalu, Paus Fransiskus menyertai Liturgi Ilahi yang dirayakan oleh tuan rumahnya dari Gereja Ortodoks Timur, iaitu Katolikos Semua Armenia, Karekin II.

Jul 01, 2016

YEREVAN, Armenia: Pada hari terakhir kunjungan tiga hari ke Armenia, 26 Jun lalu, Paus Fransiskus menyertai Liturgi Ilahi yang dirayakan oleh tuan rumahnya dari Gereja Ortodoks Timur, iaitu Katolikos Semua Armenia, Karekin II.

Dalam ucapannya pada akhir perayaan, Paus Fransiskus berbicara tentang kunjungan “yang sudah tak terlupakan” dan berdoa agar kedua Gereja itu “mengikuti panggilan Tuhan untuk persekutuan penuh dan mempercepatnya.”

Seraya berterima kasih kepada Katolikos Karekin atas keramahannya, Paus Fransiskus mengatakan, “Kalian telah membuka kepada saya pintu-pintu rumahmu dan kami telah mengalami ‘betapa baik dan menyenangkan kalau saudarasaudara hidup dalam persatuan.”

“Kita telah bertemu, kita telah berpelukan sebagai saudara, kami telah berdoa bersama dan berbahagi hadiah, harapan dan kepedulian dari Gereja Kristus. Kita telah merasakan seperti satu jantung yang berdenyut dan kita percaya dan mengalami bahawa Gereja itu satu,” kata Paus Fransiskus.

Merujuk kepada Santo Bartolomeus dan Santo Taddeus “yang pertama kali memberitakan Injil di tanah-tanah ini” dan “Santo Petrus dan Santo Paulus yang memberikan diri mereka bagi Tuhan di Roma,” Sri Paus Fransiskus mengatakan bahawa mereka “pasti bersukacita melihat kasih sayang dan kerinduan nyata kami untuk persekutuan penuh.”

Paus Fransiskus berdoa kepada Roh Kudus agar “membuat semua umat beriman satu hati dan jiwa; semoga Dia datang menegakkan kami kembali dalam persatuan” dan, “semoga penyebab skandal kami dihilangkan” oleh kasih Tuhan, “teristimewa kurangnya persatuan di kalangan murid-murid Kristus.”

Seraya menyerukan perdamaian dalam Gereja Armenia dan persekutuan “lengkap”, Paus Fransiskus berdoa untuk “keinginan kuat untuk persatuan” di kalangan umat Kristian. Namun kesatuan tersebut, tegas Paus, tidak harus bererti “menyerahkan yang satu kepada yang lain, atau asimilasi, melainkan menerima semua karunia yang Tuhan telah berikan kepada masing-masing.”

Pada akhir ucapannya, Paus Fransiskus mendesak umat beriman untuk “mendengarkan suarasuara kaum hina dina dan miskin, suara-suara banyak korban kebencian yang menderita dan memberikan hidup mereka untuk iman” serta mendengarkan orang-orang muda “yang mencari masa hadapan yang bebas dari perpecahan masa lalu.”

Dari tempat suci ini, Sangti Papa mengatakan, “semoga cahaya berseri-seri bersinar sekali lagi … dan kepada cahaya iman yang telah menerangi tanah-tanah ini dari saat Santo Gregorius … semoga di sana ada cahaya cinta yang mengampuni dan mendamaikan.”

Dalam kunjungan itu, Paus menandatangani deklarasi bersama dengan Patriark Karekin seraya berterima kasih atas kemajuan menuju persatuan Kristian, dan juga menyerukan perdamaian di dunia.

Paus juga mengunjungi museum memorial genosid dari bangsa itu, turut hadir dalam doa malam ekumene untuk perdamaian, melakukan perjalanan ke kota Gyumri di bahagian utara dan ke biara Khor Virap, dekat sempadan Turki. Di tempat itu para penguasa negara itu menjadi yang pertama mengambil agama Kristian sebagai sebuah agama negara di tahun 301.-- Radio Vatikan

Total Comments:0

Name
Email
Comments