Serangan teroris di Dhaka, perbuatan ingkari perintah Tuhan kata Sri Paus

Paus Fransiskus berdoa bagi para korban serangan teroris yang terjadi di Dhaka, ibu kota Bangladesh dan Baghdad, ibukota, Iraq selama tiga hari yang dimulai pada 1 Juli

Jul 14, 2016

DHAKA, BANGLADESH: Paus Fransiskus berdoa bagi para korban serangan teroris yang terjadi di Dhaka, ibu kota Bangladesh dan Baghdad, ibukota, Iraq selama tiga hari yang dimulai pada 1 Juli.

“Saya menawarkan kedekatan saya kepada keluarga dari semua orang yang tewas dan luka-luka dalam serangan yang terjadi (Sabtu pagi) di Dhaka, dan juga, yang terjadi (Sabtu) di Baghdad,” kata Paus Fransiskus selama doa Angelus hari Minggu di Lapangan Santo Petrus, seperti yang dilaporkan Radio Vatikan.

“Mari kita berdoa bersama-sama,” lanjut Bapa Suci, “Mari kita berdoa bersama bagi mereka — untuk semua orang yang terkorban — dan mari kita memohon Tuhan untuk mengubah hati semua orang yang dibutakan oleh kebencian.

” Militan Islam mengorbankan lebih kurang 20 orang yang tidak berdosa di sebuah restoran Dhaka pada 1-2 Julai lalu. Sebahagian besar korban adalah warga asing.

Di Baghdad, lebih 120 orang terkorban dalam serangan yang disasarkan kepada golongan Syiah pada 3 Julai.

Dalam mencari jawaban punca keterlibatan dalam kegiatan militan khususnya di kalangan belia, pekerja Hak Asasi Manusia di Bangladesh mengatakan ikatan keluarga yang lemah dan sistem pendidikan yang salah dan kurangnya usaha kerajaan mengatasi militan merupakan penyumbang terhadap radikalisasi orang muda di Bangladesh.

Serangan pada 1 Julai di Dhaka menyaksikan sekelompok militan Islam memiliki senjata automatik dan bom, membunuh 20 orang awam di sebuah kafe di Gulshan, Dhaka.

Sekumpulan jihad Sunni, yang disebut ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Polis mengatakan enam pemuda berusia 20-an tahun melakukan serangan itu. “Dua pemuda berasal dari perkampungan yang berpenghasilan rendah termasuk salah sseorang adalah mantan pelajar sekolah madrasah, sementara yang lain berasal dari keluarga kaya di Dhaka,” kata Masudur Rahman, seorang pegawai polis di Dhaka.

“Keluarga mereka dapat dipersalahkan kerana gagal mendidik anak-anak mereka dan tidak mengawasi kegiatan dan gerakan mereka,” kata aktivis HAM Katolik Rosaline Costa.

“Semakin banyak sistem politik dan pendidikan sedang dipengaruhi oleh agama secara negatif. Ini harus dihentikan, jika tidak, kaum militan akan meningkat,” kata Costa, direktor eksekutif Komisi Kebenaran HAM.-- ucanews.com

Total Comments:0

Name
Email
Comments