Seribu lilin untuk korban letupan bom teroris di Samarinda

Puluhan warga dari pelbagai golongan menyertai aksi menyalakan lilin untuk kedamaian di bundaran patung Selamat Datang, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada 14 November lalu.

Nov 25, 2016

KALIMANTAN: Puluhan warga dari pelbagai golongan menyertai aksi menyalakan lilin untuk kedamaian di bundaran patung Selamat Datang, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada 14 November lalu.

Aksi damai bertajuk “Pesan Terang Seribu Lilin untuk Keutuhan NKRI” tersebut merupakan gerakan dalam rangka memberi pesan terhadap pelaku bom teroris yang terjadi di rumah ibadah gereja di Samarinda, Kalimantan Timur, pada hari Minggu, 13 November.

Acara itu dijalankan sekitar jam 7.00 petang waktu tempatan, disertai oleh puluhan orang yang membawa atribut berupa poster bertulis kecaman terhadap aksi teroris.Selain itu perwakilan daripada kumpulan tertentu juga melakukan orasi dan juga membaca puisi bagi korban kanak-kanak bernama Olivia Marbun (2 tahun) yang meninggal dunia.

Olivia menjadi salah seorang korban daripada lima korban akibat letupan bom molotov oleh teroris di Gereja Oikumene, Samarinda. Sementara itu, di Samarinda sendiri, puluhan warga Samarinda, Kalimantan Timur, menyalakan seribu lilin sekaligus menganjurkan doa bersama untuk korban ledakan bom teroris di Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, pada 14 November.

Acara itu diadakan di hadapan pejabat Gabenor Kalimantan Timur, Jalan Gajah Mada, Samarinda, sekitar jam 8.00 malam waktu tempatan.

Selepas berdoa, semua yang menyertai aksi nyalaan lilin itu kemudiannya berganding tangan dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya untuk perdamaian di Indonesia.

“Sebagai warga Samarinda, kita harus berkabung dan mendoakan korban- korban aksi teroris ini. Kita doakan keluarga tabah dan kesembuhan bagi tiga korban selamat. Sementara untuk Intan, kita nyalakan lilin-lilin ini untuk menerangi jalan Intan menuju syurga,” kata Santi salah seorang peserta aksi nyalaan lilin.

Menurut Santi, semua orang pasti mengecam tindakan terorisme tersebut apatah lagi korbannya ialah kanakkanak.

Santi yang menyayangi Kota Samarinda kesal dan sedih kerana kini kota itu sudah menjadi tidak aman lantaran sudah dimasuki teroris.

Kejadian letupan bom berlaku di Samarinda pada hari Minggu 13 November 2018 sekitar pukul 10.10 waktu tempatan. Akibat kejadian ini, empat orang kanak-kanak kecil yang berada di Gereja Oikumene, Samarinda, menjadi korban.--Ucanews.com

Total Comments:0

Name
Email
Comments