Uskup Korea peringatkan perbezaan dapat diatasi dengan dialog damai

Ketua baharu Konferensi para Uskup Korea meminta komuniti antarabangsa untuk terus menebarkan harapan dalam menghadapi pandemik virus corona.

Jan 09, 2021

SEOUL, Korea: Ketua baharu Konferensi para Uskup Korea meminta komuniti antarabangsa  untuk terus menebarkan harapan dalam menghadapi  pandemik virus corona.

“Kita mesti menentukan apa yang penting dalam hidup kita,” kata Uskup Agung Mathias Lee Yong-hoon dari Suwon.

“Kita harus berhenti sejenak dan merenungkan apa yang terjadi dan berkomitmen untuk memberikan cinta dan membantu mereka yang menderita.”

Uskup itu mengatakan bahawa dunia perlu menghadapi rintangan yang disebabkan oleh pandemik dengan saling menyokong dan memberi semangat. 

“Saya berdoa semoga pandemik segera berakhir,” kata Uskup Agung Yong-hoon, seraya menambah bahawa virus adalah salah satu efek dari kerosakan  alam sekitar dan tindakan sewenang-wenang terhadap bumi “rumah kita bersama”.

Mengingati bahawa Korea Selatan sedang merayakan peringatan dua abad kelahiran St. Andrew Kim Dae-geon, pastor dan martir pertama Korea, Uskup Agung Yong-hoon mengatakan umat Katolik Korea dipanggil untuk menjadi “terang dan garam dunia” dan mereka harus kembali berbangga dengan identiti Katolik mereka.

Prelatus itu mengatakan Gereja  Korea harus lebih komited untuk membela kehidupan, melindungi alam sekitar, dan mempercepat proses penyatuan dan perdamaian antara dua Korea.

Prelatus itu mengatakan pembaharuan dan keterlibatan dalam kegiatan pastoral harus menjadi landasan untuk pertumbuhan lebih lanjut dalam Gereja di Korea.

Beliau mengatakan perbezaan dapat diatasi melalui dialog damai dengan menghormati peranan serta idea masing-masing.

Pemimpin Katolik itu mengatakan para pemimpin politik harus menemukan kesamaan kerana “hanya budaya mendengarkan dan saling menghormati yang dapat menjamin masa depan kita.”

“Bahkan dalam situasi yang paling rumit kita harus mampu meneladani Orang Samaria yang Baik,” kata Uskup Agung Yong-hoon.

Katanya, “seorang pemimpin sejati tidak pernah merujuk pada dirinya sendiri, tetapi tahu bagaimana mendengarkan dan tidak dibebani oleh fikiran diri sendiri.”  ––LiCASnews.com

Total Comments:0

Name
Email
Comments