50 tahun FABC: Perjalanan Gereja Asia penuh syukur dan rahmat

Gereja Katolik di Asia berdiri di persimpangan jalan sejarah di tengah kemiskinan, perubahan iklim, konflik politik, perseteruan, dan keruntuhan ekonomi, kata seorang pemimpin Gereja Asia terkemuka.

Aug 26, 2022

Milenium ketiga bawa cabaran besar untuk Kristian di Asia, tetapi setiap cabaran adalah peluang — Kardinal Bo. Gambar: Media Vatikan.


BANGKOK: Gereja Katolik di Asia berdiri di persimpangan jalan sejarah di tengah kemiskinan, perubahan iklim, konflik politik, perseteruan, dan keruntuhan ekonomi, kata seorang pemimpin Gereja Asia terkemuka.

Kardinal Charles Bo, Uskup Agung Yangon, Myanmar, ketua Federasi Konferensi-Konferensi para Uskup Asia (FABC), membuat kenyataan tersebut semasa berucap pada pembukaan perayaan Jubli Emas FABC pada 22 Ogos.

Program Jubli itu akan berakhir pada 30 Oktober, dengan pertemuan FABC selama dua minggu di Bangkok.

“Kita berkumpul di tengah atmosfera konflik dan pelarian yang meningkat, runtuhnya ekonomi, perubahan iklim yang menakutkan, pandemik, dan jutaan orang kelaparan. Sekularisme semakin menular ke dalam dunia tradisional Kristian,” kata Kardinal Bo.

Kepemimpinan bersifat otoriter juga menjadi norma di kebanyakan negara, tambahnya.

“Demokrasi menghadapi cabaran berat. Fundamentalisme dan penganiayaan agama mengancam perdamaian global.
“Oleh itu, kita dipanggil untuk merenungkan tentang apa yang dapat menjadi peranan Gereja di Asia pada masa yang sangat getir ini,” kata kardinal itu.

Prelatus itu mengatakan banyak yang telah dicapai dalam 50 tahun terakhir. Katanya, Kekristianan Asia sedang dalam proses melepaskan pengaruh asingnya dan menjadi benar-benar asli di tanahnya sendiri.

“Gabungan budaya dan agama inilah yang disebut oleh para teologi sebagai inkulturasi,” ujarnya.

FABC didirikan pada tahun 1970 ketika para uskup Asia berkumpul untuk pertama kalinya di Manila sempena kunjungan Sri Paus Paulus VI ke Filipina. Sejak itu, FABC diiktiraf dan bekerja sama dengan Gereja untuk mengembangkan identiti Gereja Katolik di Asia.

FABC terpaksa menunda perayaan jubli emasnya pada tahun 2020 kerana pandemik.

Kardinal Bo mengatakan Kekristianan memainkan peranan penting di negara-negara Asia, seperti dalam bidang pendidikan, kesihatan dan pembangunan manusia.

Milenium ketiga membawa cabaran besar. Sri Paus Fransiskus selalu mendorong untuk melihat setiap cabaran ini sebagai peluang, katanya.

“Semasa kita merasmikan perayaan 50 tahun, kita diingatkan bahawa perspektif Alkitabiah tentang Yubileum mengamanatkan perubahan yang komprehensif dan pembaharuan yang kuat.

“Tiga dokumen Sri Paus Fransiskus telah memberikan sebuah peta jalan kepada Gereja Asia dan dunia untuk hubungan yang benar: Evanglium Gaudium membimbing kita dalam hubungan kita dengan Tuhan, Laudato Si’ mengajak kita dalam hubungan kita dengan ciptaan Tuhan dan Fratelli Tutti mencerahkan kita tentang hubungan kita dengan sesama manusia”.

Dia mengajak semua keuskupan di Asia mempersiapkan Konfe- rensi Umum 50 Tahun FABC pada Oktober, yang akan mengumpulkan semua perbincangan dan me- lakar perjalanan baharu untuk Asia dan dunia. — LiCASnews.com

Total Comments:0

Name
Email
Comments