Bertindak sebagai duta kasih Tuhan
Dalam pembacaan Injil pada Hari Minggu ini, kita dapat melihat bahawa Yesus dalam hidup dan karya-Nya selalu berdoa. Maka pada dalam perjamuan malam terakhir-Nya juga, Dia berdoa khusus bagi murid-murid-Nya.
May 11, 2024
HARI MINGGU PASKAH VII
(TAHUN B)
KISAH PARA RASUL
1:15-17.20A.20C-26
1 YOHANES 4:11-16
INJIL YOHANES 17:11-1
Dalam pembacaan Injil pada Hari Minggu ini, kita dapat melihat bahawa Yesus dalam hidup dan karya-Nya selalu berdoa. Maka pada dalam perjamuan malam terakhir-Nya juga, Dia berdoa khusus bagi murid-murid-Nya.
Kenyataan bahawa Yesus selalu berdoa untuk kita, sungguh merupakan suatu sumber kegembiraan dan peneguhan harapan bagi kita!
Dalam doa bagi murid-murid-Nya, yang juga bagi kita semua, Yesus menyebut tiga permohonan yang sangat kita perlukan dan harus kita hayati serta melaksanakannya.
Pertama: Yesus berdoa supaya kita, murid-murid-Nya, bersatu. “Ya Bapa, yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, iaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku,supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita”
Kita semua diciptakan oleh Tuhan yang satu. Dan berkat pembaptisan, kita semua adalah putera-puteri Tuhan yang satu. Tuhan sendiri adalah tiga peribadi: Bapa, Putera dan Roh Kudus, namun Bapa, Putera dan Roh Kudus tetap satu. Maka kita semua juga harus bersatu. Tuhan yang adalah kasih, mengutus Kristus dan Roh-Nya untuk mempersatukan semua manusia.
Yesus dan Roh-Nya membongkar tembok-tembok pemisah. Gereja, iaitu kita semua, dimaksudkan oleh Yesus sebagai tanda dan teladan perdamaian dan kerukunan.
Gereja harus menjadi sakramen persatu an dan perdamaian. Dapatkah Gereja kita disebut autentik, yang sungguh-sungguh sebagai persekutuan murid-murid Yesus, apabila di dalam Gereja itu sendiri, warga-warganya saling bermusuhan, terpecah belah dan hidup penuh kebencian dan dendam?
Yesus berdoa, agar kita selalu bersatu. Tetapi ini bererti kita bukan sahaja bersatu dengan orang-orang seagama, tetapi dengan setiap orang, dengan semua orang yang berkehendak baik.
Kedua: Sangat menarik bahawa Yesus juga berdoa: “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka, dan dunia membenci mereka, kerana mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat”.
Kita sebagai pengikut Kristus, tidak diminta Tuhan supaya mengundurkan diri dari dunia dan memasuki suatu kelompok atau golongn tertutup, sebagai kumpulan eksklusif dan tertutup terhadap orang-orang lain.
Malah, Yesus mengutus kita ke tengah-tengah dunia, sama seperti Dia, yang bukan hanya diutus Bapa untuk orang Yahudi tetapi juga di kalangan bukan Yahudi.
Yesus tidak bermaksud menjadikan murid-murid-Nya menjadi eksklusif sebaliknya mereka diteguhkan dan diutus untuk memasuki dunia masyarakat bagi menghadirkan keselamatan yang diberikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang memerlukan.
Ini bererti, di tengah-tengah kesibukan dan pelbagai urusan kita di dunia, kita harus sedar untuk bersikap, berfikir dan berusaha sebagai orang Kristian untuk menjauhkan diri dari yang jahat dan hidup sesuai dengan pedoman hidup yang telah diberikan Yesus.
Yesus juga berdoa agar segenap pengikut-Nya dijauhkan dari yang jahat. Yesus mengajarkan doa permohonan itu juga dalam doa Bapa Kami: “Bebaskanlah kami dari yang jahat”.
Ketiga: Akhirnya Yesus berdoa: “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran ... Dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran”.
Dikuduskan bererti ditujukan untuk melaksanakan suatu tugas yang direncanakan Tuhan bagi kita masing-masing. Namun dikuduskan juga bererti diberi atau dilengkapi oleh Tuhan dengan rahmat dan kekuatan untuk melaksanakan apa yang dipercayakan kepada kita masing-masing.
Kita semua dan masing-masing dipanggil dan dikuduskan oleh Tuhan, untuk mengambil bahagian dalam karya Kristus.
Kita diutus ke dalam dunia untuk menjadi saksi Kristus. Ini bermaksud, kita harus memperkenalkan Kristus dan cara hidupNya melalui cara hidup kita masing-masing mahupun bersama-sama. Kristus adalah saksi Tuhan, padahal Tuhan yang adalah kasih.
Kasih inilah yang disebut kekudusan yang sejati.
Dengan demikian bila kita ingin menjadi kudus, maka kita dipanggil untuk hidup dan bertindak sebagai duta kasih Tuhan, seperti telah dilakukan oleh Yesus Kristus sebagai teladan kami. — Msgr F.X. Hadisumarta O.Carm, imankatolik.or.id
Total Comments:0