Di tengah-tengan krisis kesihatan, paderi diseru miliki “tatapan kelembutan

Dunia sekarang mempunyai banyak cabaran. Masalahmasalah pada ketika ini mengharuskan para paderi menyesuaikan diri dengan Tuhan dan dengan tatapan kasih yang Tuhan gunakan untuk menatap kita.

Apr 03, 2021

VATIKAN: Dunia sekarang mempunyai banyak cabaran. Masalahmasalah pada ketika ini mengharuskan para paderi menyesuaikan diri dengan Tuhan dan dengan tatapan kasih yang Tuhan gunakan untuk menatap kita. “Dengan menyesuaikan tatapan kita dengan Dia, tatapan kita diubah jadi tatapan kelembutan, rekonsiliasi dan persaudaraan,” kata Sri Paus Fransiskus kepada para paderi dan mahasiswa dari Kolej Kepausan Mexico di Roma dalam pertemuan di Vatikan 29 Mac.

Sri Paus mengatakan, kita perlu memiliki “tatapan kelembutan” yang Tuhan gunakan untuk melihat masalah yang menimpa masyarakat, termasuk “kekerasan, ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, polarisasi, korupsi dan kurangnya harapan terutama di kalangan orang muda.”

Dalam hal ini, kata Sri Paus, Perawan Maria berfungsi sebagai teladan, dan mencerminkan kasih Tuhan yang lembut, yang menerima semua orang tanpa perbezaan melalui kelembutan keibuannya.

“Konfigurasi yang semakin dalam dengan Gembala Baik membangkitkan dalam setiap paderi belas kasih yang autentik, bagi domba yang dipercayakan kepadanya dan bagi orang-orang yang tersesat,” kata Sri Paus. Hanya dengan membiarkan diri dijadikan model oleh Dia maka kasih pastoral dapat ditingkatkan dan tidak ada yang dikecualikan dari perhatian dan doa Gereja. Hal itu juga “mencegah kita mengasingkan diri di rumah, di pejabat  dan mendorong kita keluar untuk bertemu orang, bukan diam.”

Menghadapi kesukaran-kesukaran sosial, perbezaan-perbezaan besar dan korupsi, Sri Paus menekankan pentingnya tatapan rekonsiliasi, yang membuat kita “mampu menjalin bersama pelbagai benang yang telah dilemahkan atau dipotong dalam tatanan budaya beraneka warna yang membentuk tatanan sosial dan agama bangsa, dan memperhatikan, terutama, orangorang yang dibuang kerana keyakinan atau kepercayaan asal mereka." 

Sri Paus lebih lanjut menyoroti bahawa para gembala dipanggil untuk membantu membangun kembali hubungan saling menghormati dan konstruktif di antara peribadi, kumpulan dan budaya dalam masyarakat, dan mengajak setiap orang “membiarkan diri mereka didamaikan oleh Tuhan,”  dan untuk berkomitmen pada pemulihan keadilan.

“Ketika ini adalah mendesak kita untuk memiliki pandangan persaudaraan,” kata Sri Paus.

“Cabaran kita sangat luas sehingga mencakupi cabaran sosial dan realiti global yang terhubung oleh jaringan sosial dan media.” 

Maka, “bersama Kristus, Hamba dan Gembala, kita harus mampu memiliki visi keseluruhan dan kesatuan, yang mendorong kita menciptakan persaudaraan dan memungkinkan kita menyoroti titiktitik koneksi dan interaksi di pusat budaya dan komuniti gerejawi.”

Visi ini juga membantu persekutuan serta persaudaraan yang membimbing umat beriman untuk menghormati rumah kita bersama, dan menjadi pembangun-pembangun dunia baru dalam kerja sama dengan orang-orang berkemahuan baik.

Untuk dapat melihat dengan cara ini, jelas Sri Paus, “kita perlu cahaya iman dan kebijaksanaan dari orang-orang yang tahu cara ‘melepaskan sandal mereka’ untuk mengkontemplasikan misteri Tuhan, dan, dari perspektif ini, membaca tanda-tanda zaman.”

Kita juga perlu menyedari kekurangan dan kesalahan peribadi dan komuniti yang perlu kita perbaiki dalam hidup kita sendiri. — media Vatikan

Total Comments:0

Name
Email
Comments