Hati yang rapuh

Kita semua pernah mengalami perasaan yang rapuh, sesak dalam dada, seperti ada gumpalan di kerongkong dan air mata menitis. Kita pernah berasa sedih, kecewa dan ditolak.

Sep 07, 2024

Gambar ilustrasi: Bersyukurlah kerana kita mempunyai hati yang rapuh! Hati yang rapuh adalah hati intuk membangun hubungan, hati untuk memberi dan mencintai. Kredit gambar: FB Komisi Kerasulan Belia Keuskupan Keningau.


Kita semua pernah mengalami perasaan yang rapuh, sesak dalam dada, seperti ada gumpalan di kerongkong dan air mata menitis. Kita pernah berasa sedih, kecewa dan ditolak.

Disebabkan itu, kita mudah tergoda untuk berfikir, “Saya tidak akan pernah menempatkan diri saya sendiri dalam situasi seperti itu lagi,” atau “Saya tidak ingin disakiti lagi!”

Hati yang rapuh itu berbahaya! Bukan sahaja dalam hal perhubungan tetapi kita berkali-kali berisiko dikecewakan dalam pelayanan, tempat kerja dan banyak lagi. Saya memahami jika ada yang mengatakan, lebih baik menutup pintu hati, bersikap dingin, tidak peduli supaya tidak akan pernah terluka lagi.

C. S. Lewis menyatakan, “Dalam mencintai, ia membuat hati menjadi rapuh. Cintailah apa sahaja, hati anda akan mudah tersayat dan mungkin saja patah hati.

Jika anda ingin memastikan hati anda tetap utuh, tidak akan terluka, maka jangan pernah memberikannya kepada siapa pun, bahkan kepada seekor binatang pun.

Bungkuslah hati anda dengan hati-hati dengan hobi dan sedikit kemewahan dan hindarilah semua hubungan.

Kuncilah hati anda dalam peti mati keegoisan Anda. Namun dalam peti mati itu, hati anda akan aman, gelap, tidak bergerak, sepi dan hati anda akan dapat dipulihkan lagi.”

Hati yang rapuh SEPERTI Kristus
Mencintai itu sama sekali membuatkan hati menjadi rapuh.

Mencintai dan hidup seperti yang Kristus lakukan, kita harus mahu melangkah. Kita harus membuka hati kita. Yesus tidak meminta kita untuk sengaja menyakiti diri kita sendiri.

Jika anda sedang mengalami kekerasan dan penganiayaan dalam suatu hubungan, Yesus tidak memanggil anda untuk terus bertahan dalam situasi tersebut. Juga jangan mengungkapkan isi hati kepada seorang teman yang suka bergosip.

Kristus menjadikan hati-Nya sendiri menjadi rapuh bagi kita. Lihatlah Salib! Itulah gambaran utama dari kerapuhan hati, gambaran utama kasih.

Jika kita ingin seperti Dia, kita harus meniru kerapuhan hati-Nya. Kita harus menyerahkan hidup kita. Bagaimana kita dapat melakukannya jika kita terus menerus khuatir akan terluka?

Hati yang rapuh BAGI Kristus
Yesus Kristus memanggil kita ke dalam suatu hubungan dengan Dia.

Apakah kita sudah sepenuhnya memasuki hubungan ini? Atau apakah kita menahan diri, menyembunyikan hati kita dari Dia yang mengasihi kita kerana takut? Yesus bukan Tuhan yang suka mengambil sesuatu.

Dia sudah terlebih dahulu memberikan segala-galanya di Salib dan pada saat Ekaristi.

Dia meminta supaya kita masing-masing merapuhkan diri bersama Dia dalam doa. Dia mengenal hati kita. Katakan kepada- Nya kalau anda takut membuka diri pada-Nya. Persembahkanlah hidup anda, mintalah Dia untuk membantu anda mempersembahkannya, hari demi hari, jam demi jam, momen demi momen.

Hati yang rapuh BERSAMA Kristus
Dengan memberi banyak kepada orang lain, kita dapat merasakan kelelahan, secara mental mahupun emosional.

Ada bisikan yang muncul dari dalam hati kita yang membisikkan lebih baik mengunci hati kita daripada menghadapi penolakan atau tidak dihargai.
Jangan lupa, kita tidak sendirian, Yesus berjalan bersama kita.

Dia juga mengalami rasa sakit dan penolakan. Teman-teman paling dekat dengan- Nya mengabaikan Dia dan orang ramai yang Dia selamatkan, menyalibkan Dia.

Dia juga mengalami kedukaan dan patah hati. Dia menangis saat teman-Nya iaitu Lazarus meninggal dunia, Dia menangis kerana merasai sakit hati kita. Dia tahu dan Dia juga merasakan semuanya.

Itulah mengapa Dia datang ke dunia! Untuk secara intim merasakan kehidupan dan penderitaan manusia yang unik.

Kita tidak memiliki Tuhan yang jauh, yang mengamati kita dari jauh. Kita memiliki Tuhan yang bersatu dengan kita.
Hati yang rapuh kadang kala membawa kita menuju penderitaan dan sakit hati. Persembahkanlah sakit hati itu kepada Yesus Kristus. Pakukanlah ke Salib. Dia akan mengubahnya dan membuatnya menjadi penebusan.

Bersyukurlah kerana kita mempunyai hati yang rapuh! Hati yang rapuh ialah hati untuk membangun hubungan, hati untuk memberi dan mencintai. Inilah kunci untuk menjalani hidup di dalam dan bersama Kristus.

Dengan membuka hati kita kepada Dia dan kepada orang-orang yang Dia tempatkan dalam hidup kita, kita memberikan ruang bagi Roh Kudus untuk bekerja dalam diri kita dan melalui kita untuk mendatangkan kemuliaan Tuhan. The Young Catholic Woman

Total Comments:0

Name
Email
Comments