Kemuliaan Tuhan terbit atas mu
Hari ini kita merayakan Hari Raya Penampakan Tuhan (Epiphania Domini). Penampakan atau penampilan diri setiap orang, direncanakan atau tidak, sangat penting.
Jan 05, 2025
HARI RAYA
PENAMPAKAN TUHAN (C)
YESAYA 60:1-6
EFESUS 3:2-3,5-6
INJIL MATIUS 2:1-12
Hari ini kita merayakan Hari Raya Penampakan Tuhan (Epiphania Domini). Penampakan atau penampilan diri setiap orang, direncanakan atau tidak, sangat penting.
Penampilan orang pertama di hadapan umum menentukan sikap atau tanggapan mereka terhadap dirinya.
Hari ini kita diajak menyambut Yesus, Penyelamat kita, yang menampakkan diri di Betlehem, yang pada masa ini, di mana-mana Dia digambarkan terbaring di sebuah palungan di gua atau palungan sederhana.
Cara memperkenalkan diri atau tampil di hadapan umum adalah berbeza-beza. Cara yang paling polos, autentik, dan sungguh nyata seperti apa yang berlaku semasa kelahiran bayi normal. Itulah yang dilakukan Yesus.
Sangat penting bagi kita, yang merayakan penampakan Tuhan menyedari bahawa ternyata jalan yang ditempuh oleh Tuhan, yang menjadi manusia adalah sangat biasa, tidak menunjuk-nunjuk, tanpa sorakan!
Pater J.M.H. Nouwen menulis petikan ini: “Saya ingin menulis bagi anda mengenai kasih Tuhan, yang menjadi nyata dalam Yesus.
Bagaimana kasih itu dinyatakan melalui Yesus? Kasih itu menjadi nyata melalui “jalan turun” cara Tuhan.
Inilah rahsia agung inkarnasi. Tuhan telah turun kepada kita manusia agar dapat menjadi manusia bersama kita. Dan sebagai seorang daripada antara kita, Dia merendahkan diri menjadi orang yang dihukum mati.
Memang sukar untuk memahami jalan turun Yesus ini.”
Meneliti isi renungan tentang “jalan turun” dalam Injil Matius hari ini, kita dapat menyimpulkan tiga jenis sikap Juruselamat kita:
Sikap pertama: “Orang-Orang Majus”, orang-orang asing terkemuka dari Timur, adalah kumpulan orang yang baik hati, berbudi pekerti, bijak dan peka terhadap tanda di langit tentang kedatangan Penebus.
Mereka rela meninggalkan keluarga, harta, pekerjaan dan berani menggambil risiko mencari bayi Penyelamat di negera asing.
Sikap kedua: Di negeri Yahudi sendiri Raja Herodes dan penduduknya terkejut mendengar berita kelahiran Mesias.
Dalam diri Herodes mewakili sikap peribadi manusia yang egois. Sebagai raja dia berasa terancam dan takut kehilangan kedudukannya.
Dia menganggap Bayi Yesus adalah lawan dan musuhnya. Malah para imam dan ahli Taurat Yahudi yang bijak tentang Kitab Suci dan tahu bahawa Mesias akan lahir di Betlehem tetapi hati mereka beku, mereka tidak mencari kebenaran akan kedatangan Mesias itu. Mereka tidak ambil pusing. Sikap ini menunjukkan mental masyarakat tidak berubah apa pun meskipun belajar agama hingga ke tahap tertinggi!
Ketiga: Kumpulan ketiga terdiri dari orang-orang sederhana, yang jujur, tulus dan murni misalnya penduduk kota yang terabai: gembala-gembala.
Mereka ini orang-orang yang saling terbuka, saling berbahagi sama ada dalam kesukaan mahupun kedukaan, dalam kelebihan atau kekurangan. Orang-orang inilah yang mampu membaca tanda dari langit.
Ketiga-tiga sikap yang ditulis tadi dapat kita anggap sebagai alat pengukur ketaatan iman atau kesejatian peribadi kita masing-masing.
Tuhan menampakkan diri kepada kita manusia dengan menempuh jalan Turun. Tuhan sudi menjadi manusia seperti kita.
Dia yang agung sanggup menjadi ‘kecil’. Dia yang menguasai segalanya sanggup menjadi miskin, Dia Raja semesta alam tetapi rela menjadi bayi kecil di Betlehem.
Yang mana satukah sikap kita? Sikap para majus dari Timur? Sikap Herodes atau ahli Taurat? Atau adakah sikap gembala-gembala di padang rumput?
Marilah kita menyambut penampakan Yesus Kristus Tuhan kita dengan hati terbuka dan rendah hati dan bersujud menyembah Dia. --Msgr F.X Hadisumarta O.Carm
Total Comments:0