Menjadi Ekaristi bagi sesama
Ibadat atau Liturgi adalah suatu ungkapan hubungan bersama kita dengan Tuhan sekaligus juga dengan sesama kita! Makna liturgi ini secara khusus berlaku untuk Ekaristi.
May 31, 2024

HARI RAYA
TUBUH DAN DARAH YESUS (TAHUN B)
KELUARAN 24:3-8
IBRANI 9:11-15
INJIL MARKUS
14:12-16.22-26
Ibadat atau Liturgi adalah suatu ungkapan hubungan bersama kita dengan Tuhan sekaligus juga dengan sesama kita! Makna liturgi ini secara khusus berlaku untuk Ekaristi.
Kerana itu, perayaan Ekaristi harus selalu diselenggarakan dalam konteks si-tuasi dan kondisi sosial secara konkrit di mana kita berada. Ekaristi bukanlah suatu urusan peribadi atau hanya untuk keperluan sendiri belaka.
Nabi Amos misalnya (5:21-25) dan Yesaya (1:11-17) secara tegas mengecam setiap bentuk ibadat yang tidak ada hubungannya dengan keadaan sesama kita.
Dalam kata-kata konsekrasi yang di-ucapkan imam dalam Misa Kudus Yesus berkata:
“Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku”. Apa sebenarnya yang harus kita lakukan seperti dikehendaki Yesus itu? Apakah sekadar kenangan, memori, peringatan masa lalu saja?
Dalam melaksanakan perayaan Ekaristi, paderi harus mengulangi dan mengucapkan apa yang dahulunya diucapkan Yesus pada waktu Dia menyelenggarakan perjamuan malam terakhir.
Bukan hanya itu! Yesus minta supaya kita, paderi dan segenap umat, yang menganggap dirinya murid Yesus, juga harus melakukan apa yang dilakukan-Nya sendiri, iaitu melakukan perbuatan kasih. Dan perbuatan kasih yang dilakukan Yesus berupa pemberian diri-Nya sendiri seluruhnya.
Memang dalam perjamuan malam, pemberian diri Yesus itu masih bersifat simbolik dan profetik (kenabian) bagaikan lambang, iaitu dalam bentuk roti dan anggur.
Tetapi dalam kenyataannya roti dan anggur itu adalah Tubuh dan Darah-Nya, yang menjadi kenyataan pada hari ber-ikutnya, iaitu tatkala Yesus mati tergantung di kayu salib di Kalvari.
Itulah makna sakramen Ekaristi: walaupun dalam bentuk roti dan anggur, namun itulah diri Yesus seutuhnya! Inilah perbuatan kasih, yang harus kita lakukan untuk mengenangkan Dia! Mengenangkan Yesus bererti berbuat seperti Yesus!
Dengan demikian merayakan Ekaristi sebenarnya bererti menunjukkan kesedia-an kita untuk berbuat kasih kepada orang lain. Itu bererti, bahawa kita harus menjadi Ekaristi bagi sesama.
Kita harus sanggup menjadi roti yang dipecah-pecahkan, dibahagi-bahagikan dan diberikan kepada orang lain.
Ada hal lain juga yang penting untuk kita renungkan, iaitu mengenai piala darah Kristus.
Kita ingat akan Yakobus dan Yohanes, yang sebagai orang-orang muda mohon kepada Yesus melalui ibu mereka supaya diberi tempat sebagai orang penting di sisi kanan dan kiri Yesus.
Yesus tidak marah, Dia hanya bertanya: “Apakah kamu dapat meminum piala (cawan), yang harus Ku minum”? – Piala itu sebenarnya adalah simbol hidup yang harus dikosongkan dari kepentingan diri sendiri demi kepentingan orang-orang lain. Khusus-nya kepentingan orang-orang kecil, miskin dan berkekurangan apapun bentuknya.
Piala yang harus diambil dan diminum itu tak lain tak bukan adalah hidup, yang harus diserahkan kepada orang lain, se-perti dilakukan oleh Yesus untuk orang lain.
Yesus tidak menghendaki Ekaristi diselenggarakan sekadar sebagai peraturan ibadat sebagai upacara rutin (misalnya ke gereja pada hari Minggu).
Upacara Perayaan Ekaristi betapa meriahnya, betapa kita menghiasi Gereja dengan sangat indah atau nyanyian koir kelas satu — akan kosong jika tanpa penghayatan dan semangat
Mengenang Kristus hanyalah tepat dan benar, apabila perayaan Ekaristi dihayati dengan semangat dan jiwa yang sanggup berbahagi, rela dan kesediaan memberikan serta mengosongkan diri kepada orang lain.
Perayaan Ekaristi tidak bermakna tanpa kehadiran komuniti di mana kita berada. Tanpa melibatkan komunti, Gereja akan menjadi Gereja tertutup, Gereja asing, Gereja yang bertentangan dengan Ekaristi.
Konsili Vatikan II menegaskan bahwa “Ekaristi adalah sumber dan puncak setiap hidup Kristiani” dan Sri Paus Santo Yohanes Paulus II menegaskan bahawa “Gereja hidup dari Ekaristi”.
Kita dipanggil Tuhan untuk tetap setia mengikuti Yesus, iaitu untuk menjadi Ekaristi bagi sesama. — Msgr F.X. Hadisumarta O.Carm
Total Comments:0