Menyedari kehadiran Nabi di kalangan kita
Yesus telah banyak mengajar dan mengadakan mukjizat di daerah Galilea, Nazaret.
Jul 05, 2024

HARI MINGGU
BIASA KE-14
TAHUN B
YEHEZKIEL 2:2-5
2 KORINTUS 7-10
INJIL MARKUS 6:1-6
Yesus telah banyak mengajar dan mengadakan mukjizat di daerah Galilea, Nazaret.
Tetapi di Nazaret, tempat asal dan tempat tinggal-Nya, ramai yang kecewa dengan-Nya dan menolak Dia.
Ajaran dan perbuatan-Nya yang baik diragukan dan diremehkan! Masyarakat mempersoal dari mana hikmat atau kebijaksanaan-Nya? Mereka bertanya sesama sendiri, “Bukankah Dia itu seperti kita-kita juga? Bukankah Dia itu tukang kayu, anak si Maria?
Masyarakat di Nazaret pada ketika itu yakin bahawa Tuhan tidak akan mengutus Nabi apalagi Almasih yang biasa-biasa, yang berasal dari daerah kampung seperti Nazaret.
Bagi mereka, Almasih harus datang secara luarbiasa, secara mengkagumkan seperti yang pernah diusulkan oleh syaitan (percubaan di padang gurun) untuk terjun dari Bait Tuhan dan para malaikat akan menyambut Dia.
Bagaimana mungkin Almasih atau Nabi datang dari keluarga Yosef tukang kayu dan Maria?
Hal ini juga terjadi di negara kita. Apabila seseorang ingin menjadi pemimpin politik, jika tidak terkenal pasti latarbelakangnya diragui.
Tetapi jika dia menang, berpeluang menjadi pemimpin parti apatah lagi menjadi menteri, pasti akan disambut meriah dan penuh hormat.
Menghadapi keadaan serupa itu, apakah pesan Injil hari ini kepada kita sebagai umat beriman?
Berdasarkan sikap penolakan ini, nampaknya kita sering menghendaki Tuhan bertindak menurut keinginan dan kemahuan kita, bukan menurut kehendak-Nya!
Bukan kita yang bersedia menerima dan melaksanakan rencana-Nya untuk menyelamatkan kita, sebaliknya kita menghendaki supaya Tuhan menyelamatkan kita menurut pemikiran dan kemahuan kita.
Padahal seperti diajarkan dan dilaksanakan oleh Yesus, Tuhan begitu mengasihi kita sehingga Yesus menjadi manusia seperti kita, dalam segala hal kecuali dalam hal dosa!
Kasih dan kerendahan hati Yesus itulah, yang harus dijadikan pegangan untuk menentukan sikap kita terhadap Tuhan dan terhadap manusia sesama kita!
Kesamaan martabat kita semua di hadapan Tuhan, itulah yang harus selalu menjadi dasar sikap hidup kita.
Apa dan siapa pun yang sungguh baik, harus kita nilai sebagai baik, meskipun penampilannya lahiriah “secara rasmi, protokol, menurut adat” dianggap tidak memenuhi cita-cita. Pandangan dan ukuran serupa itulah yang dipakai orang-orang Nazaret terhadap Yesus!
Kalau ada seorang Pemimpin atau Pembesar siapapun datang, hendaklah kita terima dengan hormat.
Bila kita menyambut kedatangan Sri Paus, kita pasti akan menyambutnya sebaik mungkin meskipun mengeluarkan biaya yang besar.
Sebab Sri Paus adalah Wakil Kristus dan kita semua merindukan berkatnya. Sikap ini benar dan wajar.
Jika suatu hari nanti, ada orang biasa yang berkekurangan atau menderita datang kepada kita, bagaimana sikap kita untuk menyambutnya?
Adakah kita terus menolak, berasa ragu-ragu, menerima dengan berat hati? Tahukah anda bahawa di dalam diri orang berkekurangan itu, Kristus juga hadir?
Kristus hadir di kalangan orang biasa, bahkan rendah tingkat hidupnya! Kristus ada di dalam orang itu! Menolak orang-orang ini samalah kita menolak Kristus yang hadir di dalam dirinya itu.
Berkali-kali Yesus di Galilea mengajarkan nilai-nilai hidup manusia yang benar seperti dikehendaki Tuhan. Dia berulang kali mengadakan mukjizat untuk menolong orang.
Namun, ternyata orang-orang Nazaret sebagai orang-orang kampung Yesus, belum dapat melihat dan memahami ajaran dan teladan Yesus itu.
Bagaimanakah sikap kita sebagai murid-murid Yesus dewasa ini, dua puluh abad kemudian?
Apakah kita, yang sudah dibaptis ini masih berjiwa dan bersikap seperti orang-orang Nazaret terhadap Kristus di zaman-Nya?
Apakah kita sedar atau tidak sedar, kita sering menolak kedatangan Kristus yang hadir dalam sesama kita, yang sebenarnya memerlukan pertolongan kita.
Untuk bertemu dengan Kristus, tidak semestinya kita berada 24 jam di Gereja, atau bertemu dengan paderi atau Uskup sahaja. Hal ini memang perlu tetapi untuk dapat bertemu dengan Kristus atau ingin didatangani oleh Kristus, kita juga dapat pergi kepada atau menerima sesama kita yang memerlukan pertolongan kita. — Msgr F.X. Hadisumarta O.Carm, imankatolik
Total Comments:0