Paus Fransiskus harap Piala Dunia jadi ‘pesta solidariti’

Paus Fransiskus pernah dikenal bukan hanya sebagai seorang penggila bola sepak, tetapi beliau juga pernah menjadi pemain bola sepak amatur pada masa mudanya di Argentina.

Jun 20, 2014

VATIKAN: Paus Fransiskus pernah dikenal bukan hanya sebagai seorang penggila bola sepak, tetapi beliau juga pernah menjadi pemain bola sepak amatur pada masa mudanya di Argentina.

Maka, tidak hairanlah pada Jun 12, lalu, Paus Fransiskus menggunakan momen pembukaan Piala Dunia 2014 di Brazil untuk menyampaikan pesanannya.

“Saya berharap semua orang menikmati Piala Dunia yang indah dan dimainkan dalam semangat persahabatan sejati,” kata Bapa Suci melalui akun Twitter-nya.

Paus juga membuat pesanan video dalam bahasa Portugis yang kemudian ditayangkan stesen televisyen Brazil, Rete Globo.

Dalam pesan di video itu, Paus berharap Piala Dunia menjadi perayaan solidariti antara manusia.

“Saya berharap Piala Dunia akan menjadi perayaan solidariti antara amnusia dengan menyedari diri mereka adalah sebahagian daripada ahli keluarga manusia,” ujar Bapa Suci Fransiskus.

Paus menambahkan, beliau juga berharap pertandingan itu akan menjadi sebuah medan dan kesempatan untuk berdialog, serta sarana untuk saling memahami dan memperkaya kehidupan.

Menurut Bapa Suci, terdapat banyak lagi nilai kebaikan piala dunia yang perlu diperhatikan oleh dunia khususnya dalam mewujudkan keamanan. Paus Fransiskus mengajak umat untuk memikirkan nilainilai kesukanan seperti kesetiaan, ketabahan, persahabatan, perkongsian dan solidariti.

Lebih lanjut, Paus menambah bola sepak mengajarkan tiga hal yang dapat mendorong terciptanya perdamaian dan solidariti.

Ketiga-tiga hal penting itu, menurut Paus, ialah perlunya latihan dan kerja keras untuk mencapai tujuan, pentingnya pertandingan yang adil dan kerjasama serta keharusan untuk menghormati lawan.

“Untuk menang, seseorang harus mengatasi inidividualisme, egoisme, rasialisme, intoleransi, dan manipulasi,” kata Paus.

Kerakusan, kata Paus, dalam bola sepak dan dalam kehidupan sehari-hari adalah penghalang terbesar dalam solidariti. "Jangan biarkan siapa pun meninggalkan masyarakat dan merasa terbuang. Katakan tidak terhadap keegoan! Katakan tidak terhadap rasialisme!” -- CNA/EWTN

Total Comments:0

Name
Email
Comments