Penantian itu suatu kehidupan
Dalam pembacaan pertama, Yeremia menegaskan, bahawa Tuhan akan memenuhi janji-Nya untuk membawa ketenteraman bagi umat-Nya, sama ada di Israel mahupun di Yuda.
Dec 01, 2024
HARI MINGGU
PERTAMA
ADVEN
YEREMIA 3:14-16
TESALONIKA 3:12-4:2
INJIL LUKAS 21:25-28.
34-36
Dalam pembacaan pertama, Yeremia menegaskan, bahawa Tuhan akan memenuhi janji-Nya untuk membawa ketenteraman bagi umat-Nya, sama ada di Israel mahupun di Yuda.
Ketenteraman dan damai itu akan menjadi kenyataan dengan kedatangan Almasih. Dan dalam Injilnya hari ini, Lukas mewartakan kepada kita, bahawa di samping kedatangan Almasih, yang terlaksana dalam kedatangan Yesus Kristus pada akhir zaman.
Memang kedatangan kedua Kristus ini dilukiskan dengan bahasa kiasan bagaikan peristiwa bencana alam. “Akan tampak tanda-tanda pada matahari, pada bulan dan bintang dan pada bumi.
Bangsa-bangsa di bumi akan ketakutan dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena cemas berhubung dengan segala sesuatu yang menimpa bumi ini.
Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemulian-Nya.”
Tetapi isi pewartaan yang ingin disampaikan kepada kita dalam Injil itu sebenarnya adalah khabar gembira, berita hiburan dan harapan.
Yesus meyakinkan kita bahawa kita diciptakan Tuhan bukan tanpa tujuan. Kita dicipta oleh Tuhan untuk bertemu dengan Dia, yang telah menciptakan kita menurut citra-Nya sendiri. Dia menciptakan kita kerana kasih- Nya dan Dia mengasihi kita jauh lebih kuat dan hangat daripada kasih bapa dan ibu kita sendiri!
Dari satu sisi, kita harus akui bahawa sebagai orang Kristian dan melalui sejarah, kita tahu kita tidak terlepas daripada suatu masa penantian yang panjang dan lama. Sebelum Kristus datang, kedatangan-Nya sangat dinanti-nantikan. Dan sesudah Dia datang dua puluh abad yang lalu, kita masih menantikan kedatangan-Nya kembali pada akhir zaman kita.
Dengan latar belakang inilah, makna masa Adven ini sangat perlu untuk kita fahami agar kita benar-benar memahami pesan Tuhan tentang tujuan hidup kita sebagai orang Kristian sejati.
Hidup kita pada hakikatnya adalah suatu penantian. Ibaratnya, seorang wanita yang sedang mengandung adalah seseorang yang menantikan kelahiran anaknya.
Di satu sisi, kita harus bersabar dan menunggu lama kerana yang kita harapkan belum juga datang. Maka, sungguh merugikan diri kita sendiri apabila kita tidak menantikan sesuatu apa pun bagi diri kita, baik sekarang mahupun kelak!
Orang yang tidak menantikan apa pun dalam hidupnya, ibaratnya adalah orang yang mati! Sebab hidup adalah penantian, harapan. Dan penantian adalah suatu kehidupan!
Bagaimanakah kita sebagai orang yang percaya kepada Kristus harus hidup dengan sikap menantikan? Dengan selalu menantikan atau mengharapkan kedatangan Seseorang yang sudah datang dan akan kembali untuk kali kedua.
Pada hari Minggu Adven pertama ini, kita menantikan kedatangan kembali Kristus. Dan pada minggu-minggu yang akan datang, kita akan mendengarkan Yohanes Pembaptis berkata: “Di tengah-tengahmu ada seseorang yang tidak kamu kenal!”
Yesus hadir di antara kita bukan hanya dalam sabda, di dalam Ekaristi, di dalam Gereja, di antara sesama kita, Dia juga hadir dalam kalangan orang miskin, mereka yang terabai, dalam kalangan pelarian dan yang sakit! Malah, Dia juga tinggal dan hidup di dalam hati kita. Sedarkah kita akan kehadiran-Nya dalam diri kita?
Sebagai umat Katolik, masa Adven atau waktu penantian bukanlah waktu kosong, jangan sekadar membiarkan tempoh empat minggu Adven ini berlalu tanpa erti.
Dalam Injil hari ini Yesus menerangkan bagaimana kita harus mengisi waktu penantian kita sekarang ini: “Jagalah dirimu, jangan sampai hatimu sarat dengan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi. Berjagajagalah senantiasa!”
Yesus sebagai Penebus telah datang dua puluh abad yang lalu. Kita menantikan kedatangan- Nya yang kedua, khususnya kedatangan- Nya dalam peribadi kita masing-masing. Apakah yang harus kita lakukan dalam mempersiapkan diri untuk kedatangan-Nya itu?
Paulus dalam suratnya yang pertama kepada umat di Tesalonika memberi nasihat apa yang harus mereka lakukan untuk menyambut kedatangan kembali Yesus.
Pertama: menambah kasih terhadap sesama. Kedua: Menjaga kekudusan di hadapan Tuhan khususnya pada waktu kedatangan Yesus.
Dengan kata lain, kita harus bersedia selalu untuk menyambut kedatangan Yesus sebagai Penebus. --Msgr. F.X. Hadisumarta O. Carm.
Total Comments:0