Perbezaan devosi Kerahiman Ilahi dan Hati Kudus Yesus

Devosi Kerahiman Ilahi adalah devosi yang memusatkan doanya pada kerahiman Tuhan yang tercurah khususnya dalam peristiwa salib.

Apr 10, 2021

Soalan: Apakah itu Devosi Kerahiman Ilahi itu dan apa bezanya dengan Devosi Hati Kudus Yesus?  —Agustinus

Jawaban: Devosi Kerahiman Ilahi adalah devosi yang memusatkan doanya pada kerahiman Tuhan yang tercurah khususnya dalam peristiwa salib. Para devosan percaya bahawa melalui darah dan air yang terpancar dari Hati Yesus rahmat pengampunan Tuhan mengalir kepada semua orang bahkan seberapa berat mana pun dosa mereka. Tuhan menawarkan kerahiman-Nya. Dia ingin kita memohon belas kasih itu, mengandalkan

Dia semata, dan selanjutnya berbelaskasih itu seperti Tuhan sendiri. Kepercayaan ini terungkap dalam doa-doa utama devosi ini: doa jam kerahiman, doa koronka, dan doa novena. Juga gambar Yesus Kerahiman Ilahi dengan pancaran warna biru dan merah dari Hati-Nya menjadi salah satu ciri devosi.

Devosi ini berkembang berkat catatan-catatan rohani Sr Faustina Kowalska (1905– 1938), seorang biarawati Poland dari Kongregrasi Para Sister  Santa Perawan Maria Berbelas Kasih. Dalam catatan itu terungkap pelbagai doa sangat indah, yang memancarkan hubungan mendalam dengan Yesus Maharahim.

Devosi ini menjadi terkenal di seluruh dunia  berkat Sri Paus Yohanes Paulus II di mana prelatus itu telah menulisnya dalam dokumen “Dives in Misericordia” (1980) dan ditetapkan pada hari Minggu Kedua Paskah  sebagai Minggu Kerahiman Ilahi.

Misteri Kerahiman Ilahi ini juga telah diangkat oleh Sri Paus Fransiskus,  dengan Bulla Misericordiae Vultus (2015) yang mencanangkan Tahun Kerahiman. Sri Paus menekankan keutamaan belaskasih sebagai jalan hidup Kristian, iaitu agar kita juga berbelas kasih seperti Bapa.

Devosi Hati Kudus Yesus telah lama wujud sebelum Devosi Kerahiman Ilahi.  Tekanan kemodenan pada abad XVI turut mempengaruhi kelahiran devosi ini, khususnya kerana aliran Jansenisme dan Protestantisme yang melemahkan  kemampuan kehendak bebas manusia untuk mencintai Tuhan.

Akibatnya hati membatu dan kurang dapat mencintai. Sebaliknya iman Gereja Katolik justeru meyakini bahawa manusia dengan kehendak bebasnya dapat membalas kasih Tuhan itu dan mencintai-Nya. Itulah kekuatan hati yang dibentuk oleh cinta Tuhan sendiri. Orang menghayati simbol hati sebagai lambang peribadi Yesus sendiri. “Datanglah, hai kalian yang letih lesu dan berbeban berat. Belajarlah dari padaKu sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati”.

Ramai tokoh devosi Hati Kudus, salah satunya adalah Fransiskus de Salles, melawan aliran Jansenisme. Beliau gigih mengajarkan devosi yang mengajak orang membalas kasih Tuhan dan mencintai-Nya dengan segenap hati.

Namun devosi Hati Kudus semakin popularberkembang pesat berkat usaha Sister Margareta Maria Alacoque (1647-1690), seorang biarawai dari Kongregrasi Visitasi, yang didirikan oleh de Salles.

Dengan bimbingan St. Claude dela Colombière SJ, devosi ini mewartakan Yesus yang menampakkan diri padanya dengan hati yang terluka kerana kurang dicintai oleh manusia. Yesus meminta agar melalui Devosi Hati Kudus cinta ini ditingkatkan, iaitu cinta yang muncul dari kehendak bebas manusia, yang diperbaharui oleh cinta Tuhan. Maka muncullah istilah-istilah seperti ‘baktisilih’, persembahan diri atau keluarga kepada Hati Kudus. Ada juga novenanovena Hati Kudus, tradisi Jumaat Pertama, adorasi dan aneka janji Hati Kudus. Seperti dalam devosi Kerahiman Ilahi, gambar-gambar Hati Kudus juga turut popular.

Perbezaan kedua-dua devosi ini boleh dilihat dalam doa-doanya. Fokus devosi Hati Kudus adalah tindakan mencintai Tuhan dalam Yesus, manakala devosi Kerahiman Ilahi berfokus untuk mengandalkan cinta Tuhan Maha Rahim dan memohonkan keselamatan-Nya.

Namun kedua-dua devosi itu bukan perihal berdoa sahaja, sebaliknya ia juga mempromosikan cara hidup kudus. Oleh sebab itu, muncul  seruanseruan kecil dari kedua-dua devosi ini yang begitu terkenal seperti:  “Berbelaskasih seperti Bapa”, atau “ya Yesus, jadikanlah hati kami seperti hati-Mu”. — Gregorius Hertanto MSC, hidupkatolik.com

Total Comments:0

Name
Email
Comments