Perbezaan pengakuan dosa di bilik pengakuan dan Ritus Tobat dalam Misa

Idealnya pengakuan dibuat sebelum Misa, agar umat dapat terlibat dalam perayaan itu secara penuh. Tapi pilihan pastoral ini banyak dilaksanakan di pelbagai tempat.

Feb 04, 2023


Idealnya pengakuan dibuat sebelum Misa, agar umat dapat terlibat dalam perayaan itu secara penuh. Tapi pilihan pastoral ini banyak dilaksanakan di pelbagai tempat.

Tentang absolusi dalam Ritus Tobat di awal Ekaristi, dapat dirujuk Pedoman Umum Misale Romawi, bahawa: “Sesudah hening sejenak, seluruh umat menyatakan tobat dengan rumus pengakuan umum. Sesudah itu, imam memberikan absolusi. Tetapi absolusi ini tidak memiliki kuasa pengampunan seperti absolusi dalam Sakramen Tobat” (51).

Perhatikanlah kalimat terakhir: absolusi dalam Ritus Tobat tidak memiliki kuasa pengampunan seperti dalam Sakramen Tobat. Untuk mengerti kalimat ini sebaiknya kita tidak memisahkan Ritus Tobat tersendiri, terlepas dari Sakramen Ekaristi seutuhnya. Kerana itulah Ritus Tobat tidak dapat disamakan dengan Sakramen Tobat.

Sebagai sebahagian dari perayaan Ekaristi, Ritus Tobat berfungsi mempersiapkan umat agar dengan hati murni dan bersih dapat mendengarkan dan menyambut Tuhan dalam Ekaristi.

Dengannya, kita mengakui dosa kita dan menyesalinya di depan umum, ertinya di hadapan Gereja yang berkumpul, apabila paderi berkata: agar kita layak merayakan peristiwa keselamatan. Peristiwa keselamatan itulah yang memberikan kepada kita pengampunan dosa.

Jadi memang ada pengampunan dosa melalui Ekaristi?

Benar. Ada empat sakramen yang memberi efek pengampunan dosa: Pembaptisan yang membersihkan kita dari dosa asal dan dosa pribadi sebelum dibaptis, Ekaristi dan dua sakramen penyembuhan iaitu Sakramen Tobat (= Sakramen Pengakuan, Rekonsiliasi, atau Pengampunan) dan Sakramen Pengurapan.

Mengenai pengampunan dalam Ekaristi dapat dibaca no 1393 Katekismus Gereja Katolik: “Komuni memisahkan kita dari dosa. Tubuh Kristus yang kita terima dalam komuni, telah “diserahkan untuk kita” dan darah yang kita minum, telah “dicurahkan untuk banyak orang demi pengampunan dosa”. Kerana itu Ekaristi tidak dapat menyatukan kita dengan Kristus, tanpa serentak membersihkan kita dari dosa yang, telah dilakukan dan melindungi kita terhadap dosa-dosa baru.”

KGK 1394 menyebut bahawa penerimaan komuni membuat cinta kita ditumbuhkan kembali. “Cinta yang dihidupkan kembali ini menghapus dosa ringan.” (Bdk. Konsili Trente: DS 1638).

Yang dihapuskan dalam perayaan Ekaristi adalah dosa-dosa ringan saja. Dosa ringan tidak memisahkan kita sepenuhnya dari Tuhan, karena itu diampuni oleh penerimaan Tubuh dan darah Kristus. Sedangkan dosa-dosa berat yang menghilangkan rahmat baptisan dan melukai persekutuan Gereja dihapuskan melalui Sakramen Tobat (lih. KGK 1446).

Perbezaan antara Ritus Tobat dalam Ekaristi dan Sakramen Tobat juga nampak dalam rumusan absolusi.
Dalam Sakramen Tobat, imam memberikan pernyataan afirmatif, sambil memberikan tanda salib: “… Maka saya melepaskan saudara segala dosa dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.”

Sebaliknya dalam Ritus Tobat, imam memakai kata-kata doa: Semoga Tuhan yang mahakuasa dan maharahim mengampuni dosa-dosa kita, dan menghantar kita ke hidup yang kekal. Imam tidak memberikan tanda salib saat mengucapkannya, dan dipakai ungkapan doa, justru karena karena mengarahkan kita pada Sakramen Ekaristi sebagai misteri keselamatan. Di situlah korban Kristus dihadirkan kembali serentak dengan buahnya.

Apakah Sakramen Tobat mengampuni hanya untuk dosa berat? Tentu saja tidak. Dosa ringan juga diampuni dalam Sakramen Tobat. Ramai orang Katolik mengalami peristiwa kaunseling ketika membawa semua dosanya dalam Sakramen Tobat dan memperoleh buah rahmat yang luar biasa: merasakan kelegaan dan pelepasan, kebahagiaan dalam hidupnya dan yang paling utama cinta kasihnya pada Tuhan dan sesamanya semakin hidup. — Fr Gregorius Hertanto, MSC, Ketua STF Seminari Pineleng, Manado, Sulawesi Utara, hidupkatolik.com

Total Comments:0

Name
Email
Comments