Yang tuli dijadikan-Nya mendengar!

Orang-orang sakit yang disebut dalam Injil adalah orang-orang yang kehilangan atau tidak mempunyai kemampuan sebagai manusia secara utuh.

Sep 07, 2024

HARI MINGGU BIASA KE-23
TAHUN B
YESAYA 35:4-7A
YAKOBUS 2:1-5
INJIL MARKUS 7:31-37

Orang-orang sakit yang disebut dalam Injil adalah orang-orang yang kehilangan atau tidak mempunyai kemampuan sebagai manusia secara utuh.

Contoh orang berkekurangan yang disebut dalam Injil hari ini adalah orang pekak, bisu atau gagap.

Keadaan atau status orang-orang yang sakit itu dipulihkan kembali oleh Yesus agar memiliki keadaan manusiawi yang normal dan sewajarnya.

Apa sebenarnya yang ingin disampaikan dalam Injil kepada kita dalam kisah tentang pelbagai penyembuhan.

Mukjizat yang dilakukan oleh Yesus bukan untuk menunjukkan kemampuan dan kekuasaan-Nya, melainkan sebagai suatu sarana untuk mewartakan dan melaksanakan Khabar Gembira, yakni keselamatan manusia seutuhnya.

Injil hari ini berceritera tentang telinga/ pendengaran dan tentang lidah atau mulut / kemampuan berbicara.

Pada umumnya dalam setiap orang mata atau penglihatan adalah untuk menghubungkan kita dengan hal sehari-hari yang kelihatan; telinga atau pendengaran pula menghubungkan diri kita dengan orang-orang lain.

Dengan berbicara atau menyapa orang lain terjadi hubungan antara peribadi, antara orang yang satu dengan yang lain.

Dengan mata, kita dapat melihat apa yang kelihatan tetapi kita juga dapat berpaling dari penglihatan itu menurut keinginan kita sendiri. Misalnya semasa bila kita membaca Kitab Suci, mungkin kita akan membaca terus atau berhenti mengikut kehendak kita.

Tetapi lain halnya dengan telinga atau pendengaran kita. Bila tidak suka mendengar orang lain berbicara, kita tidak dapat menutup telinga kita begitu saja. Mungkin kita harus menutup telinga dengan tangan atau meninggalkan ruang.

Betapa pentingnya peranan mendengar dengan hati dalam pergaulan. Apabila kita membaca Kitab Suci, sungguhkah kita mendengar apa yang dikatakan dalam Kitab Suci itu?

Kitab Suci sebenarnya meminta kita bukan untuk sekadar membaca, melainkan mendengarkan Sabda Tuhan.

Harus ada orang lain yang membaca Kitab Suci dan bagi pihak kita, kita mendengar dan berusaha mempraktikkannya setiap hari.

Mengapa? Iman alkitabiah tidak boleh bersifat individualistik, melainkan harus secara bersama sebagai sebuah kumpulan, atau komuniti.

Dalam perbualan, kita dituntut untuk mendengar. Kesediaan saling menghormati dan saling mengalah adalah syarat dasar untuk suatu komuniti.

Oleh sebab itu, kalau ada orang yang tidak mahu memenuhi syarat itu, satusatunya yang dapat dilakukannya ialah meninggalkan tempat atau komuniti kerana dia tidak mahu mendengar.

Tidak mahu berkomunikasi dengan sesama bermakna kita tidak mahu berkomunikasi dengan Tuhan.

Sikap dasar untuk mendengar sabda Tuhan mahupun suara orang lain, ialah kesediaan diri untuk mengakui kekuasaan Tuhan di samping mengakui martabat sesama manusia di hadapan Tuhan.

Penyakit tuli atau bisu dalam Injil hari ini adalah penyakit fizikal, yang memang harus disembuhkan.

Selain itu, Injil hari ini juga mahu menunjukkan kepada kita adanya penyakit tuli dan bisu rohani, spiritual atau batin! Kita bersyukur kepada Tuhan atas perkembangan luas ilmu pengetahuan dan teknikal dewasa ini, antara lain dalam bidang komunikasi.

Alat-alat komunikasi sangat diperlukan dan membantu kita dalam kehidupan seharian.

Namun benda-benda itu bergantung keberhasilannya, bahkan boleh gagal bergantung kepada individu yang menggunakannya.

Betapa tinggi kualiti sarana komunikasi, tetapi yang menggunakannya adalah orang yang buta dan tuli secara rohani, maka alat-alat moden itu tidak berguna.

Pesan Injil hari ini ialah ajakan bagi kita menjaga agar pendengaran dan menyapa peribadi sesama kita kerana setiap peribadi adalah sama martabatnya seperti kita di depan Tuhan.

Jangan sampai kita terkena penyakit tuli dan bisu rohani. Kita harus peka seperti Yesus. — Msgr F.X. Hadisumarta O. Carm, imankatolik

Total Comments:0

Name
Email
Comments