Iman timbul daripada pendengaran firman Kristus

Hari Raya Paskah sudah kita lalui dan kita rayakan dengan penuh iman.

Apr 21, 2017

HARI MINGGU
KERAHIMAN ILAHI
PEMBACAAN
Kis 4:32-35
1 Yoh 5:1-6
Injil Yohanes 20:19-31

Hari Raya Paskah sudah kita lalui dan kita rayakan dengan penuh iman.

Saya yakin anda semua masih merasakan bahawa kasih Kristus itu sungguh-sungguh nyata. Pada hari ini kita, bersama Gereja masuk pada Minggu Paskah II sekaligus merayakan Hari Minggu Kerahiman Ilahi.

Memasuki Minggu II Paskah ini kita diajak untuk melihat ke dalam diri kita sejauh mana kualiti atau mutu iman kita sampai saat ini. Bacaan-bacaan yang akan kita dengar pada hari ini mahu menunjukkan betapa iman pada Kristus itu memiliki kuasa yang luar biasa.

Para Rasul sudah membuktikan hal ini dengan membuat banyak orang menjadi percaya pada Kristus. Dalam Injil juga dikisahkan mengenai iman Rasul Tomas yang sering juga kita jumpai dan alami dalam hidup kita.

St Theresia dari kanak-kanak Yesus ketika masih di biara memberikan tauladan yang luar biasa mengenai iman. Ia menggambarkan dirinya sebagai bola dan ia menyerahkan semua dirinya pada kanak-kanak Yesus untuk dilempar dan dibuat mainan sampai Ia bosan. Ia yakin bahswa inilah iman, penyerahan secara penuh pada Tuhan sendiri.

Kita menyerahkan dan percaya secara penuh tanpa berfikir mengenai alasan dan apa yang ada dalam fikiran kita. Hari ini berita para murid melihat Tuhan disampaikan kepada Tomas. “Kami telah melihat Tuhan!” lalu Tomas berkata “sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan tangan ku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan percaya.”

Kalimat Tomas ini adalah kalimat sederhana. Seringkali kita semua juga mengalami hal yang sama. Adakalanya kita tidak mudah percaya dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan.

Kita selalu menunggu bukti yang boleh kita lihat dan kita raba alias rasakan. Misalnya ketika ada seseorang mengalami mukjizat kesembuha tetapi ramai orang yang tidak mudah berasa yakin.

Suatu ketika Sr Briege Mckenna sedang memberi pelayanan retret Paderi-paderi di Jepun, lalu ada seorang Paderi yang berkata kepadanya “Briege, seandainya saya dapat melihat mukjizat, mudah bagi saya untuk percaya” lalu Sr Briege menjawab, “Paderi setiap pagi Tuhan memakai anda untuk mengerjakan mukjizat.”

Kata Paderi itu, “Tetapi bukan itu, saya ingin melihat orang lumpuh disembuhkan.” Lalu Sr Briege menjawab, “Paderi sudah sering saya memberi kesembuhan dan melihat mukjizat tetapi rasanya tidak lebih mudah bagiku untuk percaya.”

Keesokan harinya Sr Briege dijemput ke ruang makan dan ada seorang Paderi tua yang sakit pada bahagian kakinya dan lumpuh, dan Sr Briege diminta untuk mendoakannya. Dan setelah itu mukjizat terjadi, dan Paderi yang tadi melihat dengan segera berkomentar “Ah! Sangat sulit untuk saya mempercayai hal ini” lalu Sr Briege menjawab “Lihat ... Paderi melihat mukjizat tetapi sukar untuk percaya!”

Para saudara terkasih, ada kalanya kita terlalu yakin bahawa iman kita akan tumbuh dan semakin kuat ketika kita melihat dan merasakan. Syukur puji Tuhan jika itu memang terjadi dan kita alami.

Tetapi pertanyaannya, Tuhan tidak melulu mengkehendaki yang demikian. Tuhan mengkehendaki kita percaya sebelum melihat, iaitu ketika kita mendengar. “Iman timbul daripada pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Rom 10:17). Inilah yang menjadi dasar kita ketika beriman pada Tuhan. Tuhan yang tidak nampak, tidak boleh diraba. Hanya kerana pendengaran kita bertumbuh dalam iman. Maka hal pertama yang harus kita bangun adalah menggunakan telinga kita untuk mendengar hal-hal yang baik dan sabda Tuhan sendiri. “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”.

Kepercayaan inilah yang oleh para kudus seringkali disebut sebagai kepercayaan buta. Ertinya menyerahkan diri secara penuh pada apa yang dikatakan oleh Tuhan meskipun mereka tidak melihat Tuhan. Tuhan selalu ada dan fakta ini tidak pernah dapat dipungkiri, oleh karena itu siasialah mereka yang meragukan dan tidak mempercayai Tuhan.--IGN

Total Comments:0

Name
Email
Comments