Kaum muda dituntut jadi misionari online untuk Tuhan

Anak muda pada zaman ini cenderung berfokus pada diri sendiri. Mereka hidup di dalam dirinya sendiri bahkan kadang tidak peduli pada keadaan sekeliling. Ini adalah budaya “meta me” yang sedang menjangkiti diri anak muda.

Aug 11, 2017

YOGYAKARTA: Anak muda pada zaman ini cenderung berfokus pada diri sendiri. Mereka hidup di dalam dirinya sendiri bahkan kadang tidak peduli pada keadaan sekeliling. Ini adalah budaya “meta me” yang sedang menjangkiti diri anak muda. Hal ini disampaikan oleh Msgr Joel Z Baylon DD, ketika menyampaikan materi tentang anak muda Asia di Joga Expo Centre, Yogyakarta, pada 5 Ogos.

Untuk mengerti anak muda, Gereja harus mengerti bahasa anak muda, tidak sahaja dengan ajarannya namun mereka harus masuk lebih dalam di kehidupan anak muda. Msgr Joel mengungkapkan, dialog antara agama dan antara sesama juga penting untuk dilakukan anak muda. Mengutip Paus Fransiskus, Msgr Joel menambah, anak muda harus hidup inklusif bukan eksklusif.

Sesi tersebut mengenai cabaran kehidupan anak muda Katolik di Asia ini, disampaikan Msgr Joy sebagai salah satu bahagian daripada Asian Youth Day 2017 (AYD7). Mgr Joel menilai bahawa sangat penting bagi anak muda untuk tetap tinggal dalam iman.

Ketua Keuskupan Masbate Filipina ini menambah, orangtua kadang menginginkan anak muda untuk memiliki cita-cita sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Bahkan dalam hal ini, anak muda dituntut untuk bernegosiasi dengan kehidupan. “Masih banyak aspek dalam kehidupan yang menuntut anak muda untuk berdialog dengannya.”

Dunia Maya, lanjut Msgr Joel, menawarkan dan mengajar akan pelbagai macam hal yang tidak semuanya baik. “Online Missionaries of God”, hal inilah seharusnya anak muda menempatkan dirinya. Menempatkan diri sebagai misionari untuk mewartakan Injil di Internet. “Mencipta kesempatan untuk menjadi pewarta dalam dunia maya,” katanya. Msgr Joel menyebut beberpa contoh media pewartaan untuk anak muda misalnya Youcat, Live Pure Movement, dan Iffasia. Melalui media-media ini, orang muda dapat menjadi pewarata Injil. “Masih banyak hal yang lain, tinggal cari dan ikuti jalannya.”

Tegasnya, sangat penting bagi anak muda untuk menyedari bahawa mereka adalah sebahagian daripada pasukan pewarta. Media online dapat menjadi sarana untuk mewartakan kebaikan dalam budaya yang multikultural. “Hanya Yesus, Dia adalah segalanya.”

Prelatus itu mengingatkan bahawa Salib Hari Belia Sedunia menegaskan kita akan misteri Karya Keselamatan Tuhan. Ada begitu banyak macam “kelaparan” di dunia. Yesus menjadi pemuas sejati dari kelaparan ini.--Antonius E. Sugiyanto, hidupkatolik. com

Total Comments:0

Name
Email
Comments