Belas Kasih tanpa perhitungan
Pada Tahun Jubli 2000, Sri Paus Yohanes Paulus II memimpin Misa Kudus di Roma untuk kanonisasi seorang biarawati dari Poland, Sr Faustina Kowalska (1905-1938) pada April 30, 2000.
Apr 25, 2025

HARI RAYA
KERAHIMAN
ILAHI (C)
KISAH PARA RASUL 5:12-16
WAHYU 1:9-11A.12-13.17-19
INJIL YOHANES 20:19-31
Pada Tahun Jubli 2000, Sri Paus Yohanes Paulus II memimpin Misa Kudus di Roma untuk kanonisasi seorang biarawati dari Poland, Sr Faustina Kowalska (1905-1938) pada April 30, 2000.
Dalam homilinya mengatakan: “Adalah penting, bahwa kita menerima pesan sabda Tuhan pada Hari Minggu Paskah Kedua ini, yang mulai pada saat ini akan disebut Hari Minggu Kerahiman Ilahi.”
Marilah pada Hari Minggu Oktaf Paskah, atau Hari Minggu Paskah Kedua dan lebih lengkap lagi disebut Hari Minggu Kerahiman Ilahi ini, kita mendengarkan pesan Kristus, yang telah bangkit tentang kerahiman Bapa kepada kita melalui Putera-Nya seperti yang tercantum di dalam Injil Yohanes.
Dalam Injil Yohanes, kita ditampilkan seorang tokoh bernama Thomas atau Didymus, yang menurut kata aslinya bererti “orang kembar”.
Dalam diri Thomas, kita dapat menemui gambaran diri kita sendiri, sebagai orang yang dibaptis serta rasmi mengakui diri sebagai “orang beriman”, namun dalam kehidupan kita, masih mengalami banyak keraguan atau ketidakpastian.
Minggu ini adalah Hari Oktaf Paskah, yang merayakan belas kasihan Tuhan, yang menyinari dan menjiwai inti sari atau misteri Paskah yang begitu mendalam!
Semasa Misa kanonisasi Sta Faustina Sri Paus Sto Yohanes Paulus II dalam homilinya berkata, “Yesus menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada murid-murid-Nya. Dia menerangkan bahawa luka-luka yang diderita-Nya, khususnya luka pada hati/jantung-Nya, adalah sumber belaskasihan-Nya yang mengalir kepada segenap umat manusia.”
Patut diperhatikan, homili Sto Yohanes Paulus II bukanlah mengkhususkan Sta Faustina tetapi ajaran St. Agustinus tentang makna oktaf Paskah, yang disebutnya sebagai “hari-hari belaskasihan dan pengampunan”. Manakala Minggu Oktaf Paskah itu disebut sebagai “rangkuman hari-hari penuh belaskasihan”.
Dalam pembacaan Injil Yohanes hari ketika bertemu dengan Thomas, Yesus berkata kepada Thomas yang belum percaya, bahawa Dia telah bangkit: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, hulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku...” Yohanes tidak menceritakan jika Thomas melakukan apa yang dikatakan Yesus tetapi Thomas segera berkata “Ya,Tuhanku dan .... ku!” Ternyata lambung Yesus yang tertikam , sebagai sumber belaskasihan Tuhan itulah yang meyakinkan Thomas, bahawa Yesus Kristus adalah sungguh Tuhan yang diimaninya.
Kita sebagai umat beriman pada dasarnya memang rasmi percaya kepada Yesus yang telah bangkit.
Kita percaya bahawa Yesus telah mendirikan Gereja-Nya, termasuk kita semua. Sudah dua puluh abad lamanya Yesus yang bangkit selalu menyertai Gereja-Nya. Tetapi masih ramai penduduk dunia kita ini yang belum mengenal “Dia Yang Bangkit”.
Seperti Thomas, bagaimanakah mereka dapat melihat dan percaya akan kehadiran Peribadi Kristus sekarang?
Gereja iaitu segenap umat Kristian yang sungguh percaya kepada Kristus, dapat memperkenalkan Dia juga dengan menunjukkan belaskasihan-Nya kepada semua orang.
Belaskasihan Ilahi adalah percuma, tanpa perhitungan, bagaikan lambung yang ditikam dan mengalirkan darah belaskasih tanpa batas!
Belaskasihan Ilahi inilah yang harus menjadi kesaksian kesungguhan kehadiran dan perutusan Gereja sejati.
Belaskasihan kepada sesama tanpa perhitungan — itulah bukti dan kesaksian iman kepercayaan autentik kita! Msgr F.X Hadisumarta O.Carm
Total Comments:0