Bolehkah guna daun lain selain palma?
Menurut kebiasaan liturgis, pada hari Minggu Palma, daun-daun palma disiapkan untuk diberkati dan digunakan oleh umat dalam perarakan menuju gereja untuk merayakan Ekaristi.
Mar 18, 2016

Menurut kebiasaan liturgis, pada hari Minggu Palma, daun-daun palma disiapkan untuk diberkati dan digunakan oleh umat dalam perarakan menuju gereja untuk merayakan Ekaristi.
Daun palma yang dipegang umat itu dapat dilambai- lambaikan sambil menyanyikan lagu-lagu yang mengenangkan sorak-sorai khalayak ramai menyambut kedatangan Yesus di atas seekor keldai hendak memasuki kota Yerusalem sebagai raja damai. Apakah daun palma adalah satu satunya yang dapat digunakan untuk ritus pemberkatan dan perarakan? Apakah dapat digunakan daun selain palma, misalnya daun kelapa, atau ranting-ranting pohon lain?
Sebenarnya dalam Kitab-Kitab Injil terdapat variasi cerita tentang Yesus dielu-elukan oleh para murid atau orang banyak ketika masuk kota Yerusalem. Contohnya:
Mat 21:8 “Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan”.
Mrk 11:8 “Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang”.
Injil Matius dan Markus menceritakan bahawa orang ramai menghamparkan pakaiannya di jalan. Tetapi Matius dan Markus tidak menceritakan bahawa orang ramai itu memegang daun palma. Yang menarik juga adalah bahawa ranting- ranting pohon itu disebarkan di jalan, bukan dipegang dan dilambaikan.
Luk 19:36 “Dan sementara Yesus mengenderai keledai itu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan”. Lukas tidak menceritakan bahawa para murid Yesus yang mengiringi-Nya menyebarkan ranting-ranting hijau dan memegang daun palma.
Satu-satunya Injil yang menyebut pemakaian daun palma adalah Yohanes 12:13 “Mereka (orang banyak) mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru: Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!”
Yohanes tidak menceritakan bahawa orang ramai itu menyebarkan ranting-ranting pohon atau menghamparkan pakaiannya di jalan.
Jadi nama Hari Minggu Palma dan tradisi upacara pemberkatan serta perarakan dengan daun palma sebenarnya berdasarkan cerita dari Injil Yohanes. Erti dari daun palma itu menjadi jelas dari konteks ceritanya, iaitu peristiwa Yesus dielu-elukan, disoraki, disalami sebagai raja, yang datang dalam nama Tuhan untuk membawa damai. Maka daun palma yang dilambai- lambaikan merupakan tanda pujian dan kemuliaan, kemenangan dan damai.
Erti simbolis yang sama dari daun palma ini dapat kita temukan dalam Kitab Wahyu: “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: Keselamatan bagi Tuhan kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” (Why 7:9-10).
Menurut catatan Egeria mengenai liturgi di Yerusalem sekitar abad ke-empat, sudah ada perarakan dengan ranting palma dan zaitun pada Hari Minggu Palma untuk mengenangkan peristiwa Yesus dielu-elukan ketika memasuki kota Yerusalem.
Biasanya padapagi Hari Minggu itu umat berkumpul di bukit zaitun dan sekitar jam 5 pagi di atas bukit itu mereka mendengarkan pemakluman Injil mengenai masuknya Yesus secara mulia ke kota Yerusalem. Setelah itu mereka berarak menuju pusat kota Yerusalem. Anakanak juga turut serta dalam perarakan sambil membawa ranting palma dan zaitun.
Kemudian cara perayaan seperti ini mulai dibuat di Sepanyol (abad ke-lima), di Gallia (abad ke-tujuh) dan di Roma (abad ke-sebelas). Berdasarkan tradisi ini, dapatlah dimengerti mengapa sebaiknya daun palma dipakai meskipun bukanlah satu-satunya yang diberkati dan digunakan dalam perarakan. Dapat pula dipakai ranting zaitun atau ranting hijau lain (terutama kalau di tempat kita tidak ada tumbuhan palma) dan boleh juga daun kelapa, bila ada kemiripan makna simboliknya. -- Katolisitas
Total Comments:0