Inilah inti iman kita — Yesus sudah bangkit!
Kesaksian tertulis tentang Paskah yang tertua disampaikan oleh Paulus, “Dia telah dibangkitkan pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci” (1 Kor 15:4)
Mar 23, 2016

HARI RAYA KEBANGKITAN
YESUS
KIS 10: 34A.37-43
KOLOSE 3: 1-4
INJIL YOHANES 20:1-9
Kesaksian tertulis tentang Paskah yang tertua disampaikan oleh Paulus, “Dia telah dibangkitkan pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci” (1 Kor 15:4). Apa ertinya? Ertinya ialah, bahawa Yesus Kristus, yang kita imani, meneguhkan secara definitif harapan segenap hidup kita. Sekaligus dipastikan, bahawa Kerajaan Tuhan yang diwartakan-Nya merupakan kenyataan.
Kematian Yesus membuktikan bahawa kematian bukanlah akhir tanpa makna, melainkan awal hidup baru yang tak berkesudahan, dan sudah dimulai sekarang ini. Berkat adanya kebangkitan Kristus, kita diajak bukan hanya melihat masa lalu, melainkan ke masa depan.
Yesus Kristus adalah orang pertama daripada antara orang mati, yang dibangkitkan memasuki hidup baru (lih. Kis. 26:23; 1 Kor 15:20; Kol 1:18). Dengan demikian harapan akan masa depan kini sungguh terbuka dan diteguhkan.
Harapan ini bukan hanya berlaku bagi jiwa dan roh manusia, melainkan juga bagi perubahan dan transformasi dunia ini seluruhnya. Tiada apa pun atau siapa pun yang dikecualikan dari harapan ini, kecuali barang apa dan barang siapa pun ‘yang jahat’.
Paskah, iaitu kebangkitan Kristus, menunjukkan kekuasaan Tuhan atas kehidupan dan kematian. Semua ada di tangan-Nya. Paulus menegaskan keyakinannya siapakah Tuhan sebenarnya.
Tuhan adalah “Tuhan yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita” (lih. Rm 4:24; 8:11; 2 Kor 4:14; Gal 1:1). Dengan demikian Tuhan adalah Dia yang menguasai kehidupan dan kematian, Dia yang penuh kasih dan setia, Dia yang selalu dapat dijadikan pegangan harapan hidup, walaupun manusia menghadapi pelbagai kesulitan betapa besarnya.
Apa tuntutan iman kristiani sejati? Kita harus sedar, bahawa iman akan kebangkitan Kristus, atau iman Paskah, harus merupakan unsur penentu keputusan dan sikap dasar hidup kita.
Ertinya, sejauh mana iman kita akan Tuhan, yang menguasai orang yang hidup dan mati sungguh kita hayati secara serius? Iman yang serius selalu menyangkut seluruh hidup orang.
Para murid Yesus, selama tiga tahun telah dipanggil Yesus untuk mengkuti-Nya. Mereka bergaul dengan Dia, mendengarkan sabda-Nya, melihat apa yang dilakukan-Nya, malah melihat penderitaan-Nya, bahkan menyaksikan hukuman mati yang dijatuhkan pada diri-Nya, dan akhirnya pelaksanaan penyaliban-Nya di salib.
Tetapi ketika mendengar berita tentang kebangkitan-Nya mereka tidak percaya. Berita daripada Maria yang menyaksikan makam kosong, masih tidak difahami oleh mereka. Padahal telah beberapa kali Yesus telah berbicara tentang kebangkitan-Nya sebagai Guru mereka.
Mengapa? Kerana kepercayaan akan kebangkitan bukan kita peroleh dari luar atau hanya dari keinginan kita sebagai manusia, melainkan dari atas, yakni dari sabda dan karya Tuhan sendiri.
Kepercayaan akan kebangkitan diberikan atau diwahyukan oleh Tuhan sendiri. Dan itu terjadi dan diberikan oleh Tuhan kepada muridmurid Yesus melalui kebangkitan- Nya.
Dan melalui berita mengenai kehairanan atau keragu-raguan orangorang perempuan, yang setia kepada Yesus, dan ketidakpercayaan para murid Yesus, termasuk Santo Petrus, dan akhirnya dengan keterangan kedua orang muda/malaikat yang tampil di makam Yesus: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati?”, kita akhirnya seperti murid-murid Yesus percaya akan kebangkitan-Nya.
Iman atau kepercayaan Kristiani sejati memang bukan kita peroleh atas dasar bukti-bukti, melainkan akan kepekaan hati terhadap wahyu Tuhan.
Iman bukanlah ilmu, pengetahuan ataupun keahlian, melainkan kepekaan dan kesediaan batin menerima sabda Dia Yang Mahatahu. Kristus hanya akan bangkit dalam diri orang yang terbuka dan rendah hati untuk menerima Diri-Nya. Pengalaman hidup dan karya kita masing-masing dan dalam kebersamaan harus disinari dan kita beri makna dengan cahaya kebangkitan Yesus. Sejauh manakah kita dapat dan bersedia melihat penderitaan apa pun bentuknya dengan cahaya penderitaan Yesus? Namun akhirnya kita sinari lagi dengan cahaya Paskah. Yang kita sinari dengan cahaya penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus bukan terbatas pada hidup kita masing-masing saja, melainkan juga pada hidup sesama kita ... – Kita semua tanpa perbezaan adalah orang Kristian, katolik, dan percaya akan kebangkitan Kristus.
Adakah pengaruh iman Paskah kita akan sikap dan hidup kita, secara perorangan, dalam keluarga, dalam hubungan paroki, dan dalam konteks masyarakat?
Yesus berbuat baik dan adil, maka Dia dibangkitkan Bapa-Nya dari orang-orang mati. Relakah kita membangkitkan saudara-saudara kita yang sakit, yang dipanggil Tuhan, yang mati hidup ekonominya, mati kekurangan lapangan kerjanya, mati harapannya menuju kehidupan yang layak dan pantas sebagai manusia, yang sungguh dapat hidup damai sejahtera?
Apakah aku puas akan makna Paskah, makna kebangkitan Kristus untuk diriku sendiri saja?
Marilah kita bergembira merayakan Paskah yang begitu penuh kaya maknanya. -- IGN
Total Comments:0