Melihat, mendengar orang tertindas harus ada dalam pelayanan

Pemuda harus keluar dari tembok Gereja! Demikian cabaran yang dikemukakan oleh Pendeta Josef Widyatmaja, seorang pastor Kristian ketika memberikan salah sebuah sesi di Persidangan Nasional Pemuda (KONAS) yang dianjurkan oleh Jabatan Belia dan Remaja Persekutuan Gereja-gereja Indonesia pada Mac 3 lalu.

Mar 14, 2014

KARANG ANYAR, Indonesia: Pemuda harus keluar dari tembok Gereja! Demikian cabaran yang dikemukakan oleh Pendeta Josef Widyatmaja, seorang pastor Kristian ketika memberikan salah sebuah sesi di Persidangan Nasional Pemuda (KONAS) yang dianjurkan oleh Jabatan Belia dan Remaja Persekutuan Gereja-gereja Indonesia pada Mac 3 lalu.

Penulis buku “Yesus dan Wong Cilik” yang melayani di Gereja Kristen Indonesia ini mengungkapkan persoalan-persoalan kebangsaan dan makin rendahnya kepedulian di kalangan pemuda.

“Masalah Gereja hari ini adalah mengenai cara pandang dikotomi rohani dan jasmani, Politik kotor, Minority complex, Kiblat pada barat, dan mengabaikan kerajaan Tuhan,” tutur Josef.

Persidangan yang turut disertai oleh remaja Katolik tersebut berhimpun selama empat hari bagi melakukan ibadah, belajar Alkitab, renungan, perbincangan tentang isuisu belia Kristian, perkongsian dan kunjungan pelbagai lokasi di Solo.

Dengan tema “Tuhan Itu Baik Kepada Semua Orang”, Josef mengajak para peserta Konas untuk mengikuti tauladan yang sudah dilakukan oleh tokoh-tokoh Kristian sebelumnya yang ikut memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.

Persoalan tanggungjawab sosial pemuda dan remaja turut diperkatakan oleh seorang pensyarah dari India, Prof M P Josef. Beliau menerangakan tentang sudut pandang Kristian yang mesti dimiliki oleh orang Kristian dengan melihat situasi global.

“Melihat, mendengar, dan mengorganisasi orang-orang tertindas adalah cara ‘melihat’ yang mesti dimiliki oleh pemuda Kristian dalam pelayanan keimanan,” tegas beliau.

Total Comments:0

Name
Email
Comments