Mengapa Bapa Suci pilih kunjungi Korea Selatan?
Meskipun Paus Fransiskus mengatakan dia tidak suka berpergian, namun beliau harus memilih destinasi untuk perjalanannya tahun 2014.
Mar 21, 2014
VATIKAN: Meskipun Paus Fransiskus mengatakan dia tidak suka berpergian, namun beliau harus memilih destinasi untuk perjalanannya tahun 2014.
Dia sudah menetapkan untuk mengunjungi Israel, Palestin dan Yordan pada akhir Mei, dan baru-baru ini, Vatikan telah mengumumkan bahawa beliau akan mengunjungi Korea Selatan pada Ogos 14-18. Mengenai perjalanannya ke Korea Selatan, Paus Fransiskus memenuhi tiga hal sekaligus.
Pertama, Paus Fransiskus akan melunasi hutang lama yang ditinggalkan oleh Paus Benediktus XVI. Paus Emeritus itu membuat 24 perjalanan di luar Vatikan selama lapan tahun kepausannya, termasuk dua ke Amerika Latin dan dua ke Afrika, tetapi tidak pernah mengunjungi Asia.
Kedua, Korea memungkinkan Paus Fransiskus mengakui pertumbuhan umat Katolik di seluruh Asia dan mengatakan “terima kasih” atas sumbangan penting yang dilakukan untuk kekayaan Gereja Katolik pada ketika ini, adalah daripada orang-orang Asia.
Selama abad ke-20 agama Katolik bertumbuh dari 1.2 peratus menjadi tiga peratus daripada populasi seluruh Asia.
Jumlah umat Katolik di India sahaja dari dua juta menjadi 17 juta, dan akan mencapai 26 juta tahun 2050. Negara lain di Asia, yang majoritinya adalah Katolik ialah Filipina. Jumlah umat Katolik hingga tahun 2012 melebihi Perancis, Sepanyol, Itali dan Poland.
Di Korea, Katolik telah tumbuh sekitar 70 persen selama 10 tahun ini, lebih dari lima juta orang yang mewakili sekitar sepuluh peratus dari populasi negara itu.
Di kalangan orang Katolik, pada ketika ini menggelar Filipina sebagai “Ireland baru” di mana orang-orang Katolik berbondong-bondong ke luar negara bagi untuk mencari pekerjaan dan memberikan kesaksian iman mereka.
Alasan rasmi kunjungan Paus Fransiskus ke Korea Selatan adalah Hari Kaum Muda Asia, yang bererti perjalanannya ditujukan untuk seluruh orang muda benua ini.
Ketiga, Paus Fransiskus berencana untuk memberikan kanonisasi 124 matir Korea, dan perjalanannya juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan kesedaran tentang salah satu topik yang muncul: penganiayaan anti-Kristian pada awal abad ke-21. --Ucanews.com
Total Comments:0