Menghamparkan kasih kita ke kaki Yesus
Penduduk di Yerusalem dengan penuh semangat dan gembira menyambut Yesus dengan sorak sorai, “Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan!”
Apr 12, 2025

HARI MINGGU PALMA
(TAHUN C)
YESAYA 50:4-7
FILIPI 2:6-11
LUKAS 22:14-23:56
Penduduk di Yerusalem dengan penuh semangat dan gembira menyambut Yesus dengan sorak sorai, “Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan!”
Kemudian, beginilah urutan atau kronologi dalam Injil Lukas apa yang terjadi selepas disambut begitu hangat sebagai Raja:
• Mengadakan sakramen Ekaristi dalam
• Perjamuan Malam (Luk 22:15-20).
• Percakapan dan pesan Yesus kepada murid-murid-Nya (Luk 22:21-38).
• Tuduhan dan perlakuan kekerasan kepada Yesus di hadapan Mahkamah Agung (Luk 22:63-71). Kemudian di depan Pilatus (Luk 23:1-6)
• Yesus di hadapan Herodes dan dihadapan Pilatus untuk kedua kalinya (Luk 23: 7-16).
• Kata-kata yang disampaikan Yesus kepada perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus untuk disalib (Luk 23:27-32).
• Ucapan seorang penjahat yang juga digantung di salib (Luk 23:39-41).
• Kematian Yesus (Luk 23:46, 47b-49).
Daripada kisah dalam Injil Lukas, tampillah tokoh atau figura Yesus sebagai pembawa damai, yang mengatasi permusuhan dan kemarahan orang-orang Yahudi, dan seluruh proses penghakiman atas diri-Nya yang berlawanan dengan hukum.
Yesus tampil sebagai model tokoh rekonsiliasi, pengampunan dosa dan damai.
Di tengah-tengah perjuangan maut dan penghakiman atas diri-Nya itu tetap terserlah kerinduan hati Yesus, yang mahu mendatangkan kesatuan/persatuan. Yesus ternyata mampu membuat Pilatus dan Herodes rukun menjadi sahabat (Luk 23:12).
Tergantung di salib Yesus mengampuni orang-orang yang menganiaya-Nya (Luk 23:34), bahkan ketika menghadapi wafat-Nya Yesus berjanji akan membawa salah seorang penjahat ke Firdaus!
Dalam kisah kesengsaraan Yesus, Sto Lukas mahu menunjukkan kepada kita, bahawa Yesus sungguh tidak bersalah (Luk 23:4.14-15.22).
Yesus adalah korban kekuasaan jahat (Luk 22:3.31.53).Yesus mati untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya (Luk 22:42.46).
Lukas menekankan betapa besar kasih, belas kasihan dan daya penyembuhan Yesus (Luk 22:51; 23:43). Yesus tidak berjalan sendirian menuju kematian-Nya, melainkan ditemani oleh orang-orang lain, yang mengikuti Dia memikul salib hidup-Nya! (Luk 23:26-31.49).
Kisah sengsara Lukas memperlihatkan, bahwa palma kemenangan dan salib penderitaan bukanlah suatu pertentangan atau kontradiksi. Di sinilah letak inti sari atau jantung hati misteri, yang diwartakan kepada kita semasa Minggu Suci ini!
Yesus merelakan diri dengan sukarela untuk menderita. Dia bukan dikalahkan oleh kekuatan-kekuatan apa pun yang lebih perkasa namun Yesus secara sukarela menghadapi salib dan tetapi dalam kematian-Nya, Dia ternyata menang!
Sto Lukas juga memperkenalkan model-model peranan kita sebagai orang yang percaya kepada Yesus contohnya Simon dari Kirene, yang diminta membantu memikul salib Yesus (Luk 23:26).
Figura Simon ini adalah gambaran seorang murid Yesus yang sejati: Simon memikul salib Yesus dan memikulnya dengan “mengikuti Yesus”.
Apa yang dilakukan oleh Simon dari Kirene itu adalah pelaksanaan daripada apa yang dikatakan Yesus sendiri: “Sesiapa yang tidak memikul salibnya, dan mengikuti Aku, dia tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk 14:27).
Marilah kita memasuki minggu suci dengan tekad dalam hati: Bila kita ingin hidup mengikuti jalan Yesus, kita harus mahu dan bersedia menyediakan diri berbuat baik untuk kepentingan orang lain. Msgr. FX. Hadisumarta O.Carm
Total Comments:0