Pelbagai kegunaan air berkat
Bagi umat Katolik, air berkat atau air suci bukanlah sesuatu yang asing. Air dalam Gereja Katolik mempunyai erti penting, salah satunya ialah sebagai simbol kehidupan juga pembaharuan.
Aug 19, 2022

Bagi umat Katolik, air berkat atau air suci bukanlah sesuatu yang asing. Air dalam Gereja Katolik mempunyai erti penting, salah satunya ialah sebagai simbol kehidupan juga pembaharuan.
Air suci selalunya ditemui dalam bejana di pintu-pintu Gereja Katolik, juga digunakan semasa pemberkatan untuk barang-barang rohani, bangunan mahupun pemberkatan umat.
Namun, mungkin ramai yang belum tahu asal usul penggunaan air suci, mengapa digunakan dan manfaat dari air suci.
Berikut ini adalah ulasan tentang makna pengambilan air suci sebelum memasuki Gereja dari tulisan karya Scott Hahn yang berjudul “Tanda-tanda Kehidupan, 40 Kebiasaan Katolik dan Akar Biblisnya” terbitan Dioma Publishing, 2011, hal. 35:
Pengambilan air suci sebelum kita memasuki gereja tidak terlepas dari penghayatan akan pen-tingnya air di dalam hidup manusia, kerana air merupakan simbol penting yang menggambarkan kehidupan. Ya, sebab hidup jasmani kita dimulai di dalam air, demikian pula hidup rohani kita.
Air merupakan awal kehidupan. Dalam Kitab Kejadian penciptaan alam semesta dimulai dengan “Roh Tuhan melayang-layang di atas permukaan air.” (Kej 1:2).
Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan setiap manusia, kewujudan insani kita bermula di dalam kantung cairan, “air ketuban” dalam rahim ibu; dan ketika kantung air ini pecah, kelahiran dimulai.
Oleh itu, kita mengawali kunjungan kita ke Gereja dengan mencelupkan jari ke dalam bejana air suci, dan dengan air itu kita membuat tanda salib, yang mengingatkan kita akan Tuhan Tritunggal Mahakudus: Bapa, Putera dan Roh Kudus, yang di dalam-Nya kita dibaptis dan memperoleh kehidupan ilahi.
Sejak zaman Gereja awal, air digunakan dalam doa Kristiani. Bapa Gereja abad kedua, Tertulianus, mencatat kebiasaan simbolik membasuh tangan sebelum menadahkannya dalam doa (Tertullian, On Prayer, p. 13). Kebiasaan ini juga sudah ada di kalangan Yahudi, dan kemungkinan ini yang dicatat oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius dalam 1 Tim 2:8.
Sejarahwan Eusebius (320) mencatat bahawa sebuah gereja di Tirus memiliki air pancur pada pintu masuknya sebagai tempat kaum beriman membasuh tangan mereka. Penggunaan air di pintu masuk gereja bukan sekadar sebagai tempat membasuh tangan, tetapi lebih kepada makna simbolik akan kehidupan itu sendiri, penyucian/ pertobatan dan kelahiran kembali.
Air juga mengingatkan kita kepada air bah pada zaman Nabi Nuh, di mana membawa keluarga Nabi Nuh memperoleh kehidupan baharu (lih. Kej 8-9).
Air itu turut mengingatkan kita kepada Laut Merah yang dilintasi oleh bangsa Israel semasa dibebaskan dari perhambaan Mesir (lih. Kel 14:15-31).
Amat penting, air mengingatkan kita kepada Pembaptisan kita di mana kita telah dikuburkan bersama Kristus (lih. KGK 1220) dan dibangkitkan bersama Dia dan memperoleh kehidupan baharu “di dalam air dan Roh” (Yoh 3:5) sebagai anak-anak angkat Tuhan (lih. KGK 1265).
Kita yang sudah dibaptis, lahir oleh air dan Roh, dan pengambilan air suci mengingatkan kita akan karunia rahmat Tuhan yang menguduskan kita, yang kita terima di dalam Pembaptisan. Maka tindakan mengambil air suci sebelum memasuki gereja merupakan peringatan dan pembaruan pembaptisan kita.
Juga, penggunaan air suci merupakan suatu penyegaran, yang membebaskan kita dari penindasan si jahat. St Theresia dari Avila mengajarkan, “tidak ada suatu pun yang membuat roh-roh jahat lari tunggang langgang – tanpa memalingkan muka – kecuali air suci.” (St Theresia Avila, The Book of Her Life).
Kesimpulannya, pengambilan air suci di pintu gereja adalah untuk mengingatkan kita akan makna Pembaptisan kita (yaitu pertobatan, pengudusan, kehidupan baru di dalam Kristus dalam kesatuan dengan Bapa dan Roh Kudus, dan partisipasi kita sebagai anak-anak angkat Tuhan di dalam misi Kristus) dan pengusiran roh-roh jahat. — Katolisitas
Total Comments:0