Beri kesempatan, berintegrasi terhadap pesalah

Sri Paus Fransiskus mendesak adanya perubahan pandangan dan pendekatan dalam memperlakukan tahanan di mana mereka "harus diberikan kesempatan reformasi, pembangunan dan reintegrasi."

Nov 14, 2019

VATIKAN: Sri Paus Fransiskus mendesak adanya perubahan pandangan dan pendekatan dalam memperlakukan tahanan di mana mereka "harus diberikan kesempatan reformasi, pembangunan dan reintegrasi."

Sri Paus berbicara kepada peserta konferensi internasional bertema Pembangunan Manusia Integral dan Pendampingan Pastoral Penjara Katolik yang dilaksanakan oleh Dikasteri Vatikan untuk Peningkatan Pembangunan Manusia Integral, 7-8 November 2019.

Kepada sekitar 50 peserta konferensi itu, Sri Paus mengatakan, "Banyak kali masyarakat, dengan keputusan legalistik dan tidak manusiawi serta dibenarkan oleh dugaan mencari kebaikan dan keamanan, berupaya memisahkan dan menahan mereka yang bertindak melawan norma sosial, solusi utama untuk persoalan-persoalan hidup komuniti."

Sri Paus kesal kerana sejumlah  besar sumber daya publik lebih digunakan untuk mendesak orang yang bersalah daripada benarbenar mengupayakan pembangunan integral manusia, yang memperkecil situasi pendorong perlakuan tindakan ilegal.

Sri Paus mengamati, tempattempat penahanan sering gagal meningkatkan reintegrasi bekas tahanan ke masyarakat kerana mereka tidak punya sumber daya memadai dan juga kerana kepa datan berlebihan yang mengubah penjara jadi tempat nyata yang disebutnya, "depersonalisasi".

Sebaliknya, reintegrasi sosial yang sesungguhnya, kata Sri Paus, dimulai dengan menjamin peluang untuk pembangunan, pendidikan, pekerjaan yang sesuai, akses pada layanan kesihatan, serta mewujudkan ruang publik untuk peranan serta masyarakat.

Seringkali, kata Sri Paus, ses eorang yang keluar dari penjara menghadapi dunia asing yang tidak mengakuinya sebagai orang yang dapat dipercayai dan menyangkal kemungkinannya untuk bekerja demi penghidupan yang bermartabat.

Kalau menghalangi orangorang ini mendapatkan kembali martabat sepenuhnya, Sri Paus memperingatkan, mereka akan sekali lagi terpapar bahaya kurangnya kesempatan pembangunan, di tengah-tengah kekerasan dan ketidakamanan.

Bapa Suci mengatakan, para tahanan ini, yang telah menjalani hukuman atas kejahatan yang dilakukan, tidak boleh dikenakan hukuman sosial baru dengan penolakan dan ketidakpedulian. Keengganan semacam itu, menyebabkan mereka akan kembali melakukan kesalahan yang sama.

Sri Paus memberikan dua gambaran kepada para peserta untuk direfleksi di tempat mereka mas ing-masing. Pertama, kata Sri Paus, kita tidak boleh minta tahanan membayar hutang kalau kita tidak memberikan jendela kepada mereka dan mereka tidak akan dapat mengubah hidup mereka kalau dia tidak melihat cakerawala. Sri Paus meminta peserta untuk memastikan bahawa penjara mereka selalu memiliki jendela dan cakerawala.

"Bahkan hukuman seumur hidup, yang bagi saya masih dapat diperdebatkan, harus memiliki cakerawala," tegas Sri Paus.

Gambaran kedua diambil dari pengalaman Sri Paus sendiri di Penjara Devoto di kota asalnya, Buenos Aires. Di sana, Sri Paus biasa melihat barisan panjang ibu-ibu dari para tahanan yang jadi sasaran pemeriksaan keamanan, yang seringkali memalukan. Demi anak-anak mereka, sebenarnya para wanita ini tidak malu dilihat semua orang. --media Vatikan

Total Comments:0

Name
Email
Comments