Jangan bersaksi dusta terhadap sesama mu

Berbohong atau menjadi tidak autentik itu sungguh tidak benar kerana hal ini menghalang atau melukai hubungan manusia, kata Sri Paus Fransiskus.

Nov 23, 2018

VATIKAN: Berbohong atau menjadi tidak autentik itu sungguh tidak benar kerana hal ini menghalang atau melukai hubungan manusia, kata Sri Paus Fransiskus.

“Di mana ada kebohongan, di sana tidak ada cinta kasih, seseorang tidak dapat memiliki cinta kasih,” kata Sri Paus Fransiskus dalam audiensi umum mingguan di Dataran Sto Petrus pada 14 November.

“Menjalani kehidupan yang penuh dengan "komunikasi yang tidak jujur adalah masalah serius kerana hal ini mengganggu hubungan dan oleh kerana itu menghalangi cinta kasih,” kata Sri Paus Fransiskus.

Sri Paus Fransiskus melanjutkan rangkaian katekesisnya tentang Sepuluh Perintah Tuhan. Kali ini fokusnya adalah perintah “Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu.” Menurut Katekismus Gereja Katolik, perintah ini bererti tidak boleh memutar belitkan kebenaran.

“Kita selalu berkomunikasi,” baik dengan kata-kata, bahkan dengan diam atau tidak hadir, kata Sri Paus Fransiskus. Orang berkomunikasi melalui siapa mereka, apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka katakan. Ertinya, orang selalu berada pada persimpangan, antara berkata benar atau berbohong.

“Namun apa makna kebenaran?” tanya Sri Paus Fransiskus. “Tulus sahaja tidak cukup, kerana seseorang boleh tulus akan suatu keyakinan yang tidak benar. Dan menjadi benar juga tidak cukup kerana seseorang boleh menyembunyikan makna sesungguhnya dari sebuah situasi.

“Kadang-kadang orang berfikir bahawa membuka maklumat rahsia orang lain itu wajar atas alasan: “saya hanya menyampaikan kebenaran.” Namun gosip menghancurkan persekutuan, gosip tanda sikap yang tidak bijaksana dan tidak ada pengertian, kata Sri Paus Fransiskus. Lidah itu seperti pisau, “gosip itu membunuh,” menghancurkan orang dan reputasi mereka.

“Lantas, apa itu kebenaran?” tanya Sri Paus Fransiskus. “Model dasar dari kebenaran adalah Yesus yang datang ke dunia “untuk memberi kesaksian akan kebenaran.” Seperti kata Yesus kepada Pontius Pilatus: “Setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku,” demikian menurut Injil Yohanes (18:37).

“Meneladani Yesus bererti menjalani hidup “dalam Roh kebenaran” dan menjadi saksi akan kebenaran, kasih pengampunan dan kesetiaan Tuhan, kata Sri Paus Fransiskus. “Setiap orang memperlihatkan atau menyembunyikan kebenaran dalam setiap tindakan mereka — mulai dari situasi kecil setiap hari hingga pilihan serius,” kata Sri Paus Fransiskus.

Maka manusia perlu bertanya kepada diri mereka apakah mereka jujur dan benar dalam kata-kata dan perbuatan mereka, “atau apakah saya seperti seorang pembohong yang menyembunyikan kebenaran?”

“Umat Kristian bukanlah laki-laki dan perempuan yang luar biasa. Tetapi mereka adalah anak-anak Bapa Syurgawi yang baik, tidak mengecewakan dan mengisi hati ini dengan cinta kasih kepada Saudara-Saudari kita,” kata Sri Paus Fransiskus.

“Kebenaran bukan disampaikan dengan perkataan. Kebenaran adalah cara menjadi seorang manusia, cara hidup. Dan kalian melihatnya dalam setiap perbuatan,” kata Sri Paus Fransiskus.

“Tidak menjadi pendusta bererti menjalani hidup seperti anak-anak Tuhan yang tidak pernah menyangkal atau menentang dirinya dan tidak pernah berkata bohong,”kata Sri Paus Fransiskus.

“Ini adalah menjalani hidup dalam cara di mana setiap perbuatan mengungkap “kebenaran agung bahawa Tuhan adalah Bapa. Tuhan "mencintai saya, Da mencintai kita dan (dengan demikian) kebenaran saya bertumbuh, saya menjadi orang yang jujur dan bukan pembohong.” — ucanews.com

Total Comments:1

Name
Email
Comments
adelinaadelinaveronika964@gmailcom
Aku tidak tau