Pemimpin pelbagai agama kesal parti politik ‘main’ isu agama

Para pemimpin agamaBuddha, Hindu, Islam, Jain, Kristian danSikh di India menyeru penghentian pemberianjulukan patriotik dan non-patriotikberdasarkan agama terhadap sejumlahorang di tengah-tengah keteganganpengeksploitasi sentimen agama demikepentingan politik menjelang pemilihanumum.

Apr 19, 2018

GOA, India: Para pemimpin agamaBuddha, Hindu, Islam, Jain, Kristian danSikh di India menyeru penghentian pemberianjulukan patriotik dan non-patriotikberdasarkan agama terhadap sejumlahorang di tengah-tengah keteganganpengeksploitasi sentimen agama demikepentingan politik menjelang pemilihanumum.

Para pemimpin tersebut berhimpunpada 5 April di Goa untuk menyampaikankeprihatinan mereka tentang keteganganantara masyarakat di beberapa wilayah dinegara itu.

“Kami sangat tidak sepakat jika adaorang yang mengendalikan keputusanperibadi. Tidak satu orang pun dikategorikansebagai anti-nasional dan nonpatriotikberdasarkan agama, wilayahatau komunitiya,” kata mereka dalamsebuah pernyataan yang dikeluarkan padaakhir pertemuan itu.

Pertemuan tersebut turut disepakatioleh beberapa para imam di bawahKonferensi Para Uskup Gereja India.

Setiap orang India memiliki martabat,rasa hormat dan hak untuk memutuskanapa yang dimakan, siapa yang dinikahidan apa iman mereka, demikian pernyataan itu.

Pernyataan itu juga turut ditujukankepada kumpulan-kumpulan pro-Hinduyang memperlakukan larangan terhadapumat Kristian dan Islam serta kelompokkelompokwarga Dalit yang miskin.India akan mengadakan pemilihanumum tahun depan.

Namun sejumlahlaporan menyebutkan adanya keteganganberkaitan agama di negeri-negeri seperti,Bengal Barat, Bhar dan Rajasthan.Laporan setempat menyebut keteganganpolitik itu dirancang untuk memecahbelah masyarakat atas dasar agama dankasta.

Pemilihan umum yang akan diselenggarakanpada April 2019 merupakanhal amat penting bagi parti penguasa pro-Hindu — Parti Bharatiya Janata (BJP,Bharatiya Janata Party) — untuk kembalimemperoleh kekuasaan dan bagi lawannya- Konggres - untuk mempopularkankembali politiknya yang semakin malap.--ucanews.com (dgn izin)

Total Comments:0

Name
Email
Comments