Penganiayaan agama tidak membaik sebaliknya semakin memburuk

Di Roma pada 24 Oktober 2019, Aid to the Church in Need (Bantuan untuk Gereja yang Memerlukan/ACN) membentangkan penelitiannya tentang penganiayaan terhadap umat Kristian dengan perincian kekerasan sistematik terhadap umat Kristian yang masih terjadi di seluruh dunia.

Nov 10, 2019

ROMA: Di Roma pada  24 Oktober 2019, Aid to the Church in Need (Bantuan untuk Gereja yang Memerlukan/ACN) membentangkan penelitiannya tentang penganiayaan terhadap umat Kristian dengan perincian kekerasan sistematik terhadap umat Kristian yang masih terjadi di seluruh dunia.

“Bertahun-tahun kita hidup dalam keadaan tegang, kerana di dalam fikiran kita tahu bahawa akan terjadi lagi serangan di suatu tempat dan suatu ketika, meskipun tidak ada yang tahu di mana dan bila,” kata Agung Karachi, Pakistan, Kardinal Joseph Coutts, pada pembentangan laporan penyelidikan, ACN. Menurut Direktur ACN,  Alessandro Monteduro, “Sekarang, tiga ratus juta saudara seiman kami hidup dan mengalami penganiayaan di negara-negara yang,  sayangnya, terjadi pelanggaran terhadap kebebasan beragama.” Sekali lagi, katanya, umat Kristian adalah kumpulan agama yang paling teraniaya di dunia.

Laporan ACN 2019, berjudul “Dianiaya lebih dari sebelumnya: Fokus pada penganiayaan anti-Kristian,” berupaya memberi gagasan tentang apa ertinya menjadi seorang Kristian yang hidup di tanah penganiayaan.

Lebih dua puluh negara di seluruh dunia, dengan total populasi lebih dari empat juta orang, ikut dalam liturgi, mengambil bahagian dalam kegiatan pastoral umat Kristian, menunjukkan simbol agama atau sekadar menyatakan iman semuanya adalah tindakan yang boleh membahayakan kebebasan seseorang, bahkan nyawa seseorang.

Laporan itu melihat kembali situasi umat Kristian antara 2017 dan 2019 dan mencatat, situasinya belum membaik. Kenyataannya, sejak laporan sebelumnya, daftar negara tempat umat Kristian dianiaya bertambah.

Dari negara-negara yang baru terdaftar ini, Monteduro melihat di Burkina Faso dan Sri Lanka contoh-contoh paling dramatis dari senario-senario baru penganiayaan anti-umat Kristian,  yang diungkapkan dengan cara dan wilayah baru, justeru kerana strategi sebelumnya tidak memadai lagi.

Memang, "penganiayaan agama bisa dalam berbagai bentuk," tulis Kardinal Coutts dalam pengantar laporan ACN.

“Serangan secara brutal terhadap umat  Kristian dan Yazidi di Irak dan Syriah oleh yang disebut Negara Islam (ISIS) tetapi ada juga bentuk lebih halus, seperti diskriminasi, ancaman, pemerasan, penculikan dan menukar agama secara paksa, penolakan hak, atau sekatan kebebasan.”

Kardinal Coutts menumpukan secara khusus pada situasi di Pakistan. Di sana umat Kristian adalah minoriti kecil dalam jumlah penduduk yang besar, lebih dari 200 juta orang. “Selama bertahun-tahun kami telah menghadapi semua yang baru saja dijelaskan tadi. Namun, pada waktu sukar ini kami selalu menemui kekuatan dari dorongan dan sokongan yang diberikan ACN.”

Laporan ini meninjau kembali situasi umat  Kristian 2017-2019 dan menekankan bahawa situasi belum membaik. Afrika, adalah front baru bagi fundamentalisme Islam, sebagaimana dibuktikan oleh fakta bahawa sebanyak empat belas paderi terbunuh di sana tahun 2019.

Laporan itu juga mencatat serangan di Sri Lanka awal tahun ini. Rektor Tempat Suci Santo Antonius di Colombo, Fr Jude Raj Fernando mengatakan pasca serangan Hari Minggu Paskah di tempatnya berusaha merawat dan mendidik anak-anak yatim memperkuat iman mereka serta kerabat para korban. Pada akhir intervensinya, Fr Fernando menyumbangkan relik para korban Pembunuhan Paskah ke Basilika San Bartolomeo all'Isola di Roma, tempat pembentangan penyelidikan itu diadakan.

Selain terorisme Islam, laporan ini mencatat tempat penganiayaan lain, termasuk di India. Di sana umat Kristian jadi sasaran lebih dari 1000 serangan dan lebih dari 100 gereja dibakar oleh ekstremis Hindu. Dan di negara-negara seperti China dan Korea Utara, keadaan umat Kristian belum membaik, meskipun semakin baik hubungan diplomatik mereka dengan negara-negara barat. Para penyelidik juga menyoroti pentingnya membantu umat Kristian di Timur Tengah untuk tetap tinggal di negara asal mereka.

ACN adalah sebuah yayasan kepausan yang didedikasikan untuk melayani umat Kristian di seluruh dunia, melalui informasi, doa dan aksi, di mana pun mereka dianiaya, ditindas atau menderita. -- PEN@ Katolik/paul c pati

Total Comments:0

Name
Email
Comments