Perbaiki kegagalan lalu dengan kejujuran, keberanian

Semasa Audiensi Umum Rabu, 29 Ogos 2018, Paus Fransiskus merefleksikan kunjungannya ke Irlandia untuk menghadiri Pertemuan Keluarga se-Dunia.

Sep 07, 2018

VATIKAN: Semasa Audiensi Umum Rabu, 29 Ogos 2018, Paus Fransiskus merefleksikan kunjungannya ke Irlandia untuk menghadiri Pertemuan Keluarga se-Dunia.

“Kehadiran saya” di Ireland, kata Sri Paus, “dimaksudkan terutama untuk memperkuat keluarga-keluarga Kristiani dalam panggilan dan misi mereka.”

Paus mengatakan, seperti dilaporkan oleh Christopher Wells dari Vatican News, bahawa ribuan keluarga yang ikut ambil bagian dalam acara itu “adalah tanda mengesankan keindahan impian Tuhan bagi seluruh keluarga manusia.” Mimpi itu, lanjut Paus, “adalah persatuan, kerukunan, dan perdamaian dalam keluarga- keluarga dan di dunia.”

Sri Paus juga mengatakan bahawa Tuhan memanggil keluarga-keluarga “untuk berpartisipasi dalam mimpi ini, dan menjadikan dunia sebagai rumah di mana tidak ada seorang pun yang sendirian, tidak ada yang tidak diinginkan, tidak ada yang dikecualikan.”

Setelah berterima kasih kepada semua orang membuat peristiwa itu lancar berlangsung, Paus berbicara tentang halhal penting dari pertemuan itu, termasuk kesaksian tentang cinta suami-isteri yang disampaikan oleh pasangan-pasangan dari segala usia.

“Kisah-kisah mereka,” kata Paus, “mengingatkan kita bahawa cinta suami isteri adalah karunia khusus daripada Tuhan, yang dibina setiap hari dalam ‘gereja domestik’ yakni keluarga.”

Bapa Suci Paus juga berbicara “budaya pakai buang” seraya menekankan nilai komunikasi antara anggota-anggota keluarga dari generasigenerasi yang berbeza. Prelatus itu kesal ada budaya membuang “warga tua dalam keluarga atau meminggirkan datuk, nenek dan saudara saudari yang telah lanjut usia dalam keluarga.” Uskup Roma itu menegaskan bahawa “datuk dan nenek adalah contoh kebijaksanaan, memori manusia, memori keluarga.”

Dan, beliau mendorong datuk-nenek untuk mewariskan iman dan pengalaman mereka kepada cucu-cucu mereka; dan para cucu pula, hendaklah berbangga dengan pengalaman datuk-nenek mereka serta membahagi pengalaman itu pada generasi seterusnya.

Namun, di samping sukacita besar semasa kunjungan itu, Paus Fransiskus mengakui “sedih dan pahit atas penderitaan yang disebabkan pelbagai pelanggaran yang dilakukan oleh anggotaanggota Gereja,” dan atas fakta “bahawa autoriti gerejawi pada masa lalu tidak selalu tahu bagaimana menghadapi kejahatan- kejahatan ini dengan cara yang memadai.”

Sri Paus mengatakan bahawa beliau mendorong para uskup Ireland “dalam upaya mereka untuk memperbaiki kegagalan- kegagalan masa lalu dengan kejujuran dan keberanian, seraya mempercayai janji-janji Tuhan dan mengandalkan iman yang mendalam dari bangsa Ireland, untuk memulai masa pembaharuan dalam Gereja di Ireland.”

Menyimpulkan pengalaman perjalanannya, Paus Fransiskus mengatakan “Pertemuan Keluarga se-Dunia di Dublin adalah pengalaman kenabian dan menghibur dari begitu banyak keluarga yang berkomitmen dalam langkah injili perkahwinan dan kehidupan keluarga; keluarga-keluarga murid-murid dan para misionari, ragi kebaikan, ragi kesucian, dan ragi keadilan. -- CNS

Total Comments:0

Name
Email
Comments