Roh Kudus bersemayam dalam hati kita

Yesus memang marah. Marah kerana manusia lebih mementingkan hubungan antara manusia dan barangan keduniaan. Bait Tuhan itu hanya dipakai untuk ibadat lahiriah saja, sedangkan perhatian mereka lebih sibuk dengan wang dan binatang korban (merpati).

Mar 01, 2024

HARI MINGGU
PRA-PASKAH III (TAHUN B)
Keluaran 20:1-7
1 Korintus 22-25
injil Yohanes 2:13-25

Dalam pewartaan Injil hari ini apakah benar Yesus begitu marah sampai bertindak dengan kekerasan terhadap penukar wang dan penjual merpati di “Rumah Tuhan”?

Yesus memang marah. Marah kerana manusia lebih mementingkan hubungan antara manusia dan barangan keduniaan.

Bait Tuhan itu hanya dipakai untuk ibadat lahiriah saja, sedangkan perhatian mereka lebih sibuk dengan wang dan binatang korban (merpati).

Bait Tuhan yang seharusnya menjadi sarana berhubungan dengan Tuhan, justeru sebaliknya dimanfaatkan oleh orang-orang yang beragama rasmi Yahudi itu untuk kepentingannya sendiri dengan menggunakan keagamaan!

Bagi orang yang warak beragama, bukan rumah ibadat atau bait Tuhan itu sendiri yang menentukan kesungguhan hidup keagamaannya, melainkan kejujuran hati orang-orangnya yang menggunakan-nya.

Penukaran wang dan penjualan merpati di dalam Bait Tuhan itu dilakukan dengan dalih keagamaan, ibadat, tetapi sebe-narnya demi kepentingannya sendiri.

Inilah adalah sebuah penipuan rohani, yang mengubah hormat kepada Tuhan menjadi hormat kepada diri sendiri. Bait Tuhan yang dibangun dengan iktikad baik dan luhur, justeru menjadi alat untuk meluhurkan kepentingan diri sendiri!
Oleh itu Yesus bertindak tegas, bahkan berkata: “Rombaklah Bait Tuhan ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali”.

Bait Tuhan baharu yang se-sungguhnya adalah Diri Yesus sendiri! Bangunan bait Tuhan akan roboh atau runtuh.
Bait Tuhan besar yang dibangun oleh Herodes Agung tahun 70 dihancurkan oleh orang-orang Romawi. Bait Tuhan yang se-sungguhnya ialah diri Yesus Kristus. Tubuh Yesus adalah Bait Suci sejati yang dibangun kembali pada saat kebangkitan-Nya.

Apa pesan Injil hari ini kepada kita? Yesus sendiri menghargai dan menghormati Bait Tuhan, dan seperti umat lain, Dia juga beribadat di sana.

Dalam diri Yesus Kristuslah kita dapat sungguh beribadat, menghormati, berhubungan dengan Tuhan. Adanya rumah ibadat (Gereja), betapapun indah dan agungnya, bukan hanya bertujuan sebagai tempat keagamaan.

Hidup keagamaan, ibadat dan hidup rohani bukanlah sekadar formalisme, melainkan hubungan batin manusia yang erat dengan Tuhan.

Hubungan dengan Yesus Kristus harus sungguh murni, tanpa disertai perhitungan, pertimbangan, keinginan akan kepentingan diri sendiri. Hanya dengan demikian ibadat kita adalah benar, sejati, autentik, dan dengan demikian Yesus Kristus menjadi Bait Tuhan kita yang benar.

Paulus menegaskan umat di Korintus: “Tidak tahukah kamu, bahawa kamu adalah bait Tuhan dan bahwa Roh Tuhan diam di dalam kamu” (1 Kor 3:16). Jadi seperti Kristus adalah Bait Tuhan sejati, kita umat yang telah dibaptis pun adalah bait-bait Tuhan.

Kristus menjadi Bait Tuhan sesudah bangkit. Menjadi bait Tuhan itulah sebenarnya makna hidup kita sebagai orang Kristian sejati.

Dan menjadi orang Kristian sejati berarti rela dan mau mengikuti pola hidup Kristus.

Hanya memperhatikan dan melaksanakan kehendak Tuhan Bapa-Nya sepenuhnya, meskipun harus melalui penderitaan dan kematian di salib — itulah ibadat hidup Yesus yang sebenarnya. Itulah hubungan Tuhan dan manusia yang sejati. Itulah makna Yesus sebagai Bait Tuhan yang sesungguhnya!

Dalam masa Pra-Paskah ini marilah kita berusaha, untuk bukan hanya berdoa dan beribadat di dalam Gereja sebagai bait Tuhan, tetapi juga berusaha menjadi bait Tuhan dengan memurnikan hubungan kita dengan Tuhan dan sesama secara jujur dan murni.

Khususnya dengan merayakan Ekaristi bersama di dalam gereja, sebagai bait Tuhan, kita harus sungguh berhubungan erat dengan Tuhan melalui Yesus Kristus, dan melalui Dia pula kita sungguh harus berhubungan erat satu sama lain sebagai saudara seperti de-ngan dilakukan Yesus sendiri. Dengan demikian kita pun semua menjadi bait Tuhan yang hidup. — Msgr F.X. Hadisumarta O.Carm, iman Katolik.

Total Comments:0

Name
Email
Comments