Roh Kudus memutuskan rantai yang menghambat kita

Dalam Audiensi Umum 30 Oktober 2019, Sri Paus Fransiskus meneruskan katekesis tentang Kisah Para Rasul dengan mengajak umat yang hadir di Dataran Santo Petrus Vatikan untuk melihat beberapa perjalanan misi kedua Santo Paulus.

Nov 10, 2019

VATIKAN: Dalam Audiensi Umum 30 Oktober 2019, Sri Paus Fransiskus meneruskan katekesis tentang Kisah Para Rasul dengan mengajak umat yang hadir di Dataran Santo Petrus Vatikan untuk melihat beberapa perjalanan misi kedua Santo Paulus.

Dengan dipandu oleh Roh Kudus, Paulus berlayar ke Makedonia, dan di Filipi, buat pertama kali berkhutbah kepada sekumpulan wanita yang berkumpul untuk hari Sabat. Salah satu daripada mereka, Lidia, membuka hatinya untuk menyambut Yesus, dan, bersama keluarganya, dia pun dibaptis.

“Kesannya ialah dia membuka rumahnya untuk para pengikut Kristus, memberikan contoh keramahtamahan Kristian yang lahir dari iman," kata Sri Paus. Kerana menyembuhkan seorang gadis muda, Paulus telah dipenjarakan. Namun di penjara, Paulus dan Silas berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan dan terlepaslah mereka dari rantai yang mengikat kerana gempa bumi datang tiba-tiba.

Ketua penjara pun ingin tahu bagaimana dia boleh terlepas, dan setelah mendengar firman Tuhan, dia menerima pembaptisan bersama keluarganya. Dalam peristiwa-peristiwa ini, kata Sri Paus, "kita melihat pekerjaan Roh Kudus dan kuasa Injil yang tidak dapat  dikekang."

Sri Paus mengakhiri katekesisnya dengan mengajak umat memohon kepada Roh Kudus "agar membuka hati kita, seperti Lidia, untuk menyambut firman-Nya dan untuk melayani orang lain, dan, seperti Paulus dan Silas, dikuatkan dalam iman yang dengan itu saja dapat memutuskan rantai yang memperhambakan kita dan orang-orang di sekitar kita."

Selepas menyampaikan katekesisnya, Sri Paus Fransiskus bertemu dengan para Uskup Ordinariat Military dari England dan Argentina. Mereka bertukar replika patung Perawan Maria dari Luján, yang dibawa ke England oleh pasukan Inggeris dalam Perang Kepulauan Falkland atau Malvinas pada tahun 1982  antara Argentina dan Britania Raya. Dalam upacara di Dataran Santo Petrus, dua salinan patung itu diberkati oleh Sri Paus Fransiskus.

Patung Perawan Maria, Pelindung Argentina, itu akan dikembalikan ke negara asalnya, sementara sebuah replika diberikan ke Katedral Miliary Katolik Santo Michael dan Santo Gregorius di Markas Tentera Inggeris, Aldershot. Setelah dilantik sebagai sebagai Uskup Military, Msgr Paul James Mason dihubungi oleh Uskup Santiago Olivera, yang menanyakan apakah patung itu dapat dikembalikan.

Juga dilaksanakan penyerahan replika untuk Katedral Aldershot. Uskup Paul menerimanya dengan senang hati. Menurut kisah, ketika pasukan  Argentina menyerbu Kepulauan Falkland di Britania Raya, April 1982, pasukan itu juga membawa patung salinan dari yang asli tahun 1630, yang diletakkan di Basilika Lujan di Argentina.

Santo Yohanes Paulus II mengunjungi patung asli itu di Luján tahun 1982. Patung yang ditinggalkan di sebuah gereja di Pelabuhan Stanley di Kepulauan Falkland itu kemudian dibawa dengan kenderaan tentera ke England dan tiba di Katedral Military Katolik Santo Michael dan Santo George di Aldershot.

Sejak itu, patung itu menetap di sana sebagai pusat doa yang ditujukan untuk orang-orang yang gugur  dalam pertikaian di Falkland tersebut.  --media Vatikan

Total Comments:0

Name
Email
Comments