Sekolah Katolik tambah nilai dan penghargaan alam dalam kurikulum

Nov 14, 2019

JAKARTA: Ketika bersekolah di sekolah Katolik di tahun 1980-an, seorang pegawai daerah bukan Katolik telah ditanamkan kebiasaan memberikan senyuman, salam dan menyapa pada waktu pagi, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, memeriksa sekeliling sekolah, bersenam serta berdoa bersama.

Itulah tradisi rutin sekolah Katolik itu masih dikenang oleh pegawai daerah Kotamobagu, Nayodo Koerniawan serta membawa banyak kebaikan dalam hidup peribadinya.

Beliau berada di Sekolah Katolik Theodorus bagi program  belajar di luar kelas atau Outdoor Classroom Day (OCDay).

Bahkan Nayodo menjelaskan OCDay menyatukan pendidikan formal dan informal yang bersih dan sihat, peduli dan berbudaya mencintai alam sekitar,  mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak kanak-kanak dan perlindungan terhadap kanakkanak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah. 

Ketua Sekolah Theodorus Kotamobagu, Sister Herlina Helena Simanjorang OSU Kurikulum 2013 yang ada sekarang tidak membantu pelajar untuk menjadi dirinya sendiri, namun OCDay akan memunculkan kembali keperibadian mereka secara semula jadi." alami." Ketua Sekolah Menengah Katolik Theodorus Kotamobagu,  Sister  Antoinette Mude OSU menambahkan, mungkin pada ketika ini, pada zaman teknologi, para pelajar sudah melupakan permainan tradisional, namun dengan OCDay "permainan tradisional dapat kembali dihidupkan. Sr Antoinette berharap, kanakkanak sekolah tidak melupakan budaya lokal berupa permainan tradisional yang menyimpan banyak makna.

“Dengan bermain permainan tradisional, anak-anak akan lebih cerdas, menyenangkan dan tentunya dapat lebih kreatif mengolah bakat dengan saling bekerjasama," ujar beliau. -- pen@katolik