Sri Paus tolak cadangan pemberian inter-komuni

Sri Paus tolak cadangan pemberian inter-komuni

Jun 08, 2018

KOTA VATIKAN: Sebulan selepas Vatikan dan perwakilan Jerman bertemu di Roma bagi membincangkan cadangan yang membenarkan penganut Protestan yang berkahwin dengan pasangan Katolik untuk menerima Ekaristi dalam keadaan tertentu, telah ditolak oleh Paus Fransiskus.

Dalam sepucuk surat bertarikh 25 Mei dan ditujukan kepada Kardinal Reinhard Marx, uskup agung Munich dan presiden konferensi uskup-uskup Jerman, calon Kardinal Luis Ladaria SJ, pegawai penguasa tertinggi Vatikan dalam hal ehwal doktrin, mengatakan teks cadangan Jerman “telah mencetuskan beberapa masalah untuk memberi pertimbangan penting.”

Surat itu diterbitkan pada 4 Jun melalui blog seorang jurnalis veteran Vatikan, Sandro Magister.

Pejabat akhbar Takhta Suci telah mengesahkan kesahihan surat itu di mana ia turut dihantar kepada ahli-ahli delegasi Jerman yang hadir semasa pertemuan di antara prelatus Jerman dan pegawai-pegawai Vatikan pada 3 Mei lalu.

Selepas bertemu dan berbincang dengan Sri Paus Fransiskus tentang perkara ini pada 3 Mei, Ladaria memberitahu bawa Sri Paus telah muktamad dalam membuat koputsan bahawa dokumen itu kurang lengkap atau tidak matang untuk diterbitkan, serta memberitahu tiga alasan utama akan cadangan tersebut.

Membenarkan bukan Katolik untuk menerima Ekaristi meskipun dalam keadaan-keadaan sukar, akan memberi kesan terhadap hubungan ekumenikal dengan Gereja-gereja lain dan komunti eklesial, ini tidak boleh dipandang ringan.

Katanya lagi, persoalan Kesatuan adalah hal undang-undang Gereja dan memetik hukum Kanonik 844, mengenai akses kepada sakramen-sakramen Gereja Katolik menyatakan, “Para pelayan katolik menerimakan sakramen-sakramen secara licit hanya kepada orang-orang beriman katolik, yang memang juga hanya menerimanya secara licit dari pelayan katolik” dan beberapa nombor pengeculian yang dinyatakan dalam hukum kanonik itu.

Pengeculian itu termasuk membenarkan bukan Kristian Katolik menerima sakramen Pengakuan, Ekaristi dan Pengurapan orang Sakit daripada pelayan-pelayan tidak katolik, jika dalam Gereja mereka sakramensakramen tersebut adalah sah pada setiap kali keadaan mendesak atau manfaat rohani benar-benar menganjurkan, dan asal tercegah bahaya kesesatan atau indiferentisme.

Pelayan-pelayan Katolik, menurut peraturan Kanonik boleh memberi pelayanan secara licit sakramen- sakramen tobat, Ekaristi dan pengurapan orang sakit kepada anggota-anggota Gereja Timur yang tidak memiliki kesatuan penuh dengan Gereja katolik, jika mereka memintanya dengan sukarela dan berdisposisi baik; hal itu berlaku juga untuk anggota Gereja-gereja lain, yang menurut penilaian Takhta Apostolik, sejauh menyangkut hal sakramen- sakramen, berada dalam kedudukan yang sama dengan Gereja-gereja Timur tersebut di atas.

Jika ada bahaya mati atau menurut penilaian Uskup diosesan atau Konferensi para Uskup ada keperluan berat lain yang mendesak, pelayan-pelayan Katolik menerimakan secara licit sakramen-sakramen tersebut juga kepada orang-orang Kristian lain yang tidak mempunyai kesatuan penuh dengan Gereja katolik, dan tidak dapat menghadap pelayan jemaatnya sendiri serta secara sukarela memintanya, asalkan mengenai sakramen-sakramen itu mereka memperlihatkan iman katolik dan berdisposisi baik.

Untuk kes-kes yang disebut dalam § 2, § 3 dan § 4, Uskup diosesan atau Konferensi para Uskup jangan mengeluarkan normanorma umum, kecuali setelah mengadakan konsultasi dengan otoritas yang berwenang, sekurang-kurangnya otoritas setempat dari Gereja atau jemaat tidak Katolik yang bersangkutan.

Dalam suratnya kepada Kardinal Marx, Ladaria menyatakan bahawa ada beberapa "persoalan terbuka" dalam beberapa sektor Gereja berkenaan interpretasi hukum kanonik 844, “dikasteri-dikasteri berwibawa Takhta Suci telah ditugaskan untuk mengeluarkan penjelasan akan persoalan ini dengan kadar segera.”

Namun, beliau menjelaskan lagi bahawa perkara ini adalah bergantung pada uskupuskup diosis untuk menilai apabila berlakunya keperluan mendesak, dalam memberi pelayanan sakramen-sakramen.

Para perwakilan Jerman dan Vatikan, termasuk Kardinal Rainer Maria Woelki, uskup agung Cologne; Uskup Felix Genn dari Münster; Uskup Karl-Heinz Wieseman dari Speyer; Uskup Rudolf Voderholzer dari Regensburg dan Uskup Gerhard Feige dari Magdeburg. — sumber Elise Harris, CNA

Total Comments:0

Name
Email
Comments