Umat Kristian jangan berhenti berdoa kerana doa umpama oksigen

Ada seseorang pernah berkata kepada Sri Paus, “Engkau terlalu banyak bicara tentang doa. Itu tidak perlu.” Namun Sri Paus menjawab, “Itu perlu. Kerana jika kita tidak berdoa, kita tidak akan memiliki kekuatan untuk maju dalam hidup.

Nov 14, 2020

ROMA: Ada seseorang pernah berkata kepada Sri Paus, “Engkau terlalu banyak bicara tentang doa. Itu tidak perlu.” Namun Sri Paus  menjawab, “Itu perlu. Kerana jika kita tidak berdoa, kita tidak akan memiliki kekuatan untuk maju dalam hidup. Doa itu seperti oksigen kehidupan. Doa menarik kehadiran Roh Kudus yang selalu membawa kita maju. Oleh sebab inilah, saya banyak berbicara tentang doa.”

Dengan pendahuluan singkat itu Sri Paus Fransiskus memulai katekesis tentang doa dengan fokus ketekunan dalam doa semasa Audiensi Umum secara online dari Perpustakaan Apostolik Vatikan, 11 November 2020.

Tegas Sangti Papa, Yesus telah memberikan contoh doa terus menerus, yang dilaksanakan secara tekun. “Dialog terus-menerus dengan Bapa-Nya, dalam keheningan dan ketenangan, adalah titik utama seluruh misi-Nya. Injil juga melaporkan seruan-seruan-Nya kepada para murid, agar mereka dapat berdoa dengan tekun, tanpa merasa lelah,” kata Sri Paus.

Katekismus Gereja Katolik, jelas Sri Paus  meneliti tiga perumpamaan, yang terkandung dalam Injil Lukas, yang menekankan sifat-sifat doa Yesus (lihat KGK, 2613), yang pertama — mengenai sahabat yang tidak tahu malu (Bdk. Luk 11:5-13) dan meminta  supaya berdoa dengan bersungguh-sungguh serta mendesak, “Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”

Kedua tentang janda yang selalu mendesak (Bdk Luk 18:1-8) yang adalah sifat  berdoa tanpa henti-hentinya dalam kesabaran beriman.

Ketiga tentang orang Farisi dan pemungut cukai (Bdk. Luk 18:9 14) yang menuntut kerendahan hati waktu berdoa, Tuhan, kasihanilah aku orang berdosa.”

Sri Paus menegaskan, ajaran Injil itu jelas mengajak kita untuk “selalu berdoa, bahkan ketika segala sesuatu tampak sia-sia, ketika Tuhan seperti tuli dan bisu dan kita merasakan kita membuang waktu dengan berdoa. Sekalipun langit gelap, umat Kristian jangan berhenti berdoa. Doa seorang Kristian tetap teguh dengan imannya.”

Sri Paus mengakui, ada saatsaat kegelapan pasti berlaku dalam hidup, dan pada ketika itu, iman mungkin tampak seperti ilusi. Dalam doa bagi seseorang yang mengalami sedemikian mungkin berkata, “Bapa, aku berdoa dan tidak merasakan apa pun… Rasanya hati ku kering, hati ku gersang.”

Namun, tegas Sri Paus , “Kita harus terus mengerahkan diri, terus mendesak dan bertekun, pada ketika tidak merasakan apa-apa,  teruskan berdoa. Ramai orang kudus mengalami kegelapan iman dan keheningan Tuhan, ketika kita merasai Tuhan tidak menjawab, tetapi orang-orang kudus ini tetap bertahan.”

Dalam kegelapan-kegelapan iman, lanjut Sri Paus, orang yang berdoa sebenarnya tidak pernah sendirian.

“Kenyataannya, Yesus bukan hanya seorang saksi dan guru doa. Dia lebih dari itu. Dia menyambut kita dalam doa-Nya agar kita dapat berdoa di dalam Dia dan melalui Dia.

Inilah pekerjaan Roh Kudus. Untuk alasan ini, Injil mengajak kita berdoa kepada Bapa dalam nama Yesus,” kata Sri Paus .

Sri Paus  memetik Injil Yohanes 14:13, “Apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dimuliakan di dalam Anak” dan KGK 2614, “kepastian bahawa doa-doa kita akan dikabulkan berdasarkan doa Kristus.” — media Vatika

Total Comments:0

Name
Email
Comments