Yesus membatalkan Hukum Taurat?

Ramai yang keliru apakah Yesus membatalkan atau menggenapi Hukum Taurat.

Nov 08, 2016

Ramai yang keliru apakah Yesus membatalkan atau menggenapi Hukum Taurat. Mat 5:17 menulis “Janganlah kamu menyangka, bahawa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”

Mat 5:17 pula menulis bahawa Yesus tidak membatalkan Hukum Taurat namun Ef 2:15 menyatakan bahawa Yesus membatalkan Hukum Taurat, “sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Dia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera.”

Untuk mengerti tentang hal ini, kita harus melihat terlebih dahulu tiga jenis hukum dalam Perjanjian Lama menurut St. Thomas Aquinas (ST, I-II, q. 98- 108):

1. Moral Law atau hukum moral: Hukum moral adalah bagian dari hukum kodrati, hukum yang menjadi bagian dari kudrat manusia, sehingga Rasul Paulus mengatakan “Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahawa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan fikiran mereka saling menuduh atau saling membela” (Rom 2:15).

Contoh dari hukum ini adalah yang tertulis di 10 perintah Tuhan, di mana terdiri dari dua loh batu, yang mencerminkan kasih kepada Tuhan (perintah 1-3) dan juga kasih kepada sesama (perintah 4-10). Hukum kudrati ini adalah hukum yang tetap mengikat (bahkan sampai sekarang) dan digenapi dengan kedatangan Kristus, kerana hukum kudrati ini adalah merupakan partisipasi di dalam hukum Tuhan.

Oleh itu, memang Tuhan Yesus tidak mengubah satu pun, sebab segala yang tertulis dalam hukum moral ini (sepuluh perintah Tuhan) masih berlaku sampai sekarang.

2. Ceremonial law atau hukum seremonial: sebagai suatu ekepresi untuk memisahkan sesuatu yang sakral dari yang duniawi yang juga berdasarkan prinsip hukum kodrat, seperti: hukum persembahan termasuk sunat (Kel 17:10, Im 12:3), perpuluhan (Mal 3:6-12), tentang kesakralan, proses penyucian untuk persembahan, tentang makanan, pakaian, sikap, dll.

Hukum ini tidak lagi berlaku lagi dengan kedatangan Kristus, kerana Kristus sendiri adalah persembahan yang sempurna, Kristus menjadi Anak Domba yang dikorbankan. Maka persembahan yang paling berkenan kepada Tuhan adalah korban kita yang dipersatukan dengan korban Kristus dalam Ekaristi kudus.

Itulah sebabnya Gereja Katolik sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Yesus dan juga para rasul (Petrus dan Paulus) juga tidak mempermasalahkan makanan-makanan persembahan, kerana bukan makanan yang masuk ke mulut yang najis, melainkan perkataan yang keluar dari mulut kita. Jika kita mahu terus menjalankan hukum seremonial secara konsisten, maka kita harus juga menjalankan peraturan tentang makanan yang lain, seperti larangan untuk makan babi hutan, jenis binatang di air yang tidak bersisik dan sebagainya.

3. Judicial law atau hukum yudisial: Ini adalah merupakan suatu peraturan yang menetapkan hukuman/ sanksi sehingga peraturan dapat dijalankan dengan baik. Oleh itu, peraturan ini sangat terperinci, terutama untuk mengatur hubungan dengan sesama, seperti: peraturan untuk penguasa, bagaimana memperlakukan orang asing, dan sebagainya. Contoh hukum yudisial: kalau mencuri domba harus dikembalikan empat kali lipat (Kel 22:1); mata ganti mata, gigi ganti gigi (Kel 21:24, Im 24:20, Ul 19:21).

Setelah kedatangan Kristus, judicial law ini tidak berlaku lagi. Kalau kita mahu konsisten, kita juga harus menjalankan hukuman rejam, sebat dan sebagainya. Pada masa sekarang, hukum yudisial ditetapkan oleh kerajaan demi kepentingan bersama.

Yesus tidak mengajarkan hukum yudisial, kerana hal ini diserahkan kepada pihak berkuasa pada ketika itu. Wewenang disiplin di dalam kawanan Kristus diserahkan kepada Gereja, di mana disiplin ini dapat berubah seiring perkembangan waktu dan keadaan. Ini juga yang mendasari perubahan Kitab Hukum Gereja 1917 hingga 1983.

Melalui penjelasan St. Thomas ini, maka, kita mengetahui bahawa memang Kristus merupakan penggenapan Hukum Taurat Musa. Kristus tidak mengubah hukum moral, namun hukum seremonial dan yudisial yang dulu tidak berlaku lagi kerana hukum-hukum itu hanya merupakan ‘persiapan’ yang disyaratkan Tuhan agar umat-Nya dapat menerima dan menghargai kesempurnaan yang diberikan oleh Kristus.--Katolisitas

Total Comments:1

Name
Email
Comments
Aditya Mitra[email protected]
Satu penjelasan yang mencerahkan mengenai tiga jenis hukum guna memahami hukum mana yang digenapi lewat kedatanganNya dan hukum mana yang dibatalkan atau dinyatakan tidak berlaku lagi dalam pengawasan gereja.