Awas jerat Iblis yang menggoda kita untuk menolak Salib

Awas jerat Iblis yang menggoda kita untuk menolak Salib

Jul 13, 2018

VATIKAN: Pada Misa Hari Raya Santo Petrus dan Santo Paulus di Lapangan Santo Petrus, 29 Jun 2018, Paus Fransiskus menyeru umat Katolik untuk tidak menjadi batu sandungan di jalan Kristus, Yang Terurapi, yang kemuliaan-Nya tidak dapat dipisahkan dari salib-Nya.

“Dengan tidak memisahkan kemuliaan-Nya dari salib- Nya, Yesus ingin membebaskan murid-murid-Nya, Gereja-Nya, dari bentuk-bentuk kosong triumphalisme: bentuk-bentuk cinta, pelayanan, belas kasihan yang kosong, kosong manusia,” kata Paus Fransiskus dalam homilinya baru-baru ini.

Dalam Misa untuk memperingati dua orang kudus yang menjadi pelindung Roma, yang bersama-sama menjadi martir di Kota Abadi itu, Sri Paus juga memberkati pallium yang akan dikirim kepada 30 uskup agung metropolitan baru, yang dilantiknya di seluruh dunia dalam setahun ini.

Pallium adalah kain kapas putih yang dipakai para uskup agung metropolitan di bahu mereka sebagai simbol otoritas dan persatuan mereka dengan Sri Paus.

Dalam sebuah keuskupan agung metropolitan dikelompokkan bersama keuskupankeuskupan suffragan untuk membentuk wilayah geografis Gereja.

Sri Paus memusatkan homili pada Injil Markus tentang pengakuan iman Santo Petrus kepada Yesus ketika mengatakan, “Engkau adalah Kristus, Anak Tuhan yang hidup.” Bapa Suci mengatakan, Petrus telah melihat bagaimana Yesus “mengurapi” dengan harapan, sambil berjalan dari desa ke desa dengan satu tujuan yakni menyelamatkan dan menolong mereka yang dianggap hilang, mati, sakit dan terluka.

Sri Paus asal Argentina itu mengatakan, “Orang Yang Diurapi Tuhan terus membawa cinta dan belas kasih Bapa sampai akhir.”

Prelatus itu juga mengatakan, “Kasih yang penuh belas kasih menuntut agar kita juga pergi ke setiap sudut kehidupan, untuk menjangkau semua orang, meskipun ini mungkin merugikan ‘nama baik’ kita, keselesaan, status kita ... bahkan kemartiran.”

Ketika Petrus tidak dapat menerima bahwa Yesus harus mati, dia telah menjadi musuh Tuhan dan “batu sandungan pada jalan Mesias.” Kehidupan dan pengakuan iman Petrus, lanjut Bapa Suci, “juga bererti belajar mengenali cobaan-cobaan yang akan menyertai kehidupan setiap murid.”

Seperti Petrus, kata Paus, kita akan selalu tergoda untuk mendengar “bisikan” si jahat, yang akan menjadi batu sandungan bagi misi. Iblis, jelas Sri Paus, menggoda dengan “berbisik” dari persembunyian, kerana seperti seorang munafik dia ingin tetap tersembunyi dan tidak ditemui.

Bagi Bapa Suci, sikap ikut bersama dalam pengurapan Kristus, juga bererti ikut bersama dalamkemuliaan- Nya, yang adalah salib-Nya. “Dalam Yesus, kemuliaan dan salib berjalan bersama; mereka tidak dapat dipisahkan.”

Sri Paus menjelaskan, di saat kita menolak salib, meskipun kita dapat mencapai tingginya kemuliaan, kita hanyalah memperbodohkan diri sendiri kerana itu bukan kemuliaan Tuhan, tetapi jerat musuh. — VIS

Total Comments:0

Name
Email
Comments