Bapa Suci pinda hukum kanonik bagi religius ‘absen tidak sah’

Paus Fransiskus telah membuat beberapa perubahan pada kanon gerejawi sehubungan dengan pemecatan religius dari institut keagamaan tempat mereka berada.

Apr 05, 2019

VATIKAN: Paus Fransiskus telah membuat beberapa perubahan pada kanon gerejawi sehubungan dengan pemecatan religius dari institut keagamaan tempat mereka berada.

Menurut kanon yang disemak semula, para religius yang telah “absen secara tidak sah” dari rumah keagamaan mereka selama dua belas bulan penuh dikeluarkan ipso facto dari Institut mereka. Kanon baharu juga menetapkan bahawa pemimpinpemimpin kongregasi harus mengumpulkan bukti fakta dan mengeluarkan deklarasi, yang harus disahkan, agar pemberhentian diakui secara hukum.

Dalam suratnya, dengan Communis vita pada 26 Mac, Paus Fransiskus menyatakan bahawa “kehidupan komuniti adalah elemen esensial dalam kehidupan religius”, dan religius tidak dapat meninggalkan kehidupan bersama tanpa izin daripada ketua mereka.”

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Paus mengatakan terdapat kes di mana religius meninggalkan komuniti mereka tanpa izin dan kadang-kadang tidak dapat kembali kepada komuniti religius lebih dari setahun, atau tidak dapat dikesan.

Meskipun hukum kanon telah memperuntukkan penyelesaian bagi kes-kes seperti itu namun Sri Paus mengatakan, kadang-kadang sulit untuk menyediakan ketentuan hukum khususnya ketika keberadaan seseorang religius itu tidak diketahui.

Kerana alasan itu, Sri Paus Fransiskus memutuskan untuk membuat perubahan pada hukum kanon bahawa “ketidak hadiran seseorang religius yang berpanjangan secara tidak sah dari institusi mereka menjadi salah satu alasan pemecatan, ipso facto, dari ordo atau intitusi religius.

Dekri pemberhentian itu harus disahkan oleh Sri Paus oleh Uskup tempatan. Peraturan baru ini diumumkan secara rasmi melalui L’Osservatore Romano, dan akan berkuat kuasa mulai 10 April 2019. — CNA

Total Comments:0

Name
Email
Comments