Jangan engkau tidak percaya lagi ...
Kisah Injil sesudah hari minggu Paskah adalah penampakan diri Yesus yang bangkit kepada para murid.
Apr 04, 2024
HARI MINGGU PASKAH II
(KERAHIMAN ILAHI)
TAHUN B
KISAH PARA RASUL 4, 32-35;
1 YOHANES 5,1-6.
INJIL YOHANES 20, 19-31.
Kisah Injil sesudah hari minggu Paskah adalah penampakan diri Yesus yang bangkit kepada para murid.
Kepada Maria Magdalena, juga kepada para murid secara bersama-sama, mahupun kepada dua murid yang kembali ke Emaus.
Penampakan-penampakan itu disertai dengan kata-kata peneguhan dan pesan-pesan harapan.
Reaksi para murid atas kehadiran Yesus yang bangkit itu bermacam-macam. Ada yang takut, ada yang ragu-ragu, bahkan bercampur gembira dan sukacita, juga ada yang percaya, tetapi ada pula yang tidak mudah percaya.
Pengalaman sukacita penuh kegembiraan kerana Yesus bangkit itu telah menampakkan diri kepada para murid ketika mereka berkumpul bersama, ternyata tidak dialami oleh Rasul Tomas.
Tomas tidak melihat, tidak mengalami kerana dia tidak ada dalam kebersamaan/persekutuan para rasul ketika Yesus menampakan diri-Nya.
Berita gembira yang disampaikan kepadanya, tidak sedikitpun membangkitkan sukacita bagi Tomas.
Malah dia ragu dan sama sekali tidak percaya. Dengan tegas dia mengatakan, “sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam lambung-Nya, aku tidak percaya”.
Tomas sebenarnya jujur. Dia terus terang mengaku tidak percaya. Dia tidak malu menyatakan ketidak tahuannya, kritis terhadap apa yang dia percaya lalu menuntut bukti.
Namun, ketika dia berkumpul kembali dengan para murid yang lain dan Yesus yang bangkit itu menampakkan diri-Nya kembali, Yesus menyapa secara khusus kepada Tomas yang kurang percaya itu.
“.. jangan engkau tidak percaya lagi melainkan percayalah” “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya!”
Percaya bererti tidak harus melihat dengan mata jasmani. Percaya adalah melihat dengan mata hati. Penuh penyerahan diri kepada Dia yang kita imani dalam Roh dan Kebenaran.
Sebab percaya atau iman terungkap ketika mata hati dan budi terbuka menerima Tuhan yang agung dan mulia itu.
Iman melampaui akal budi, tidak memerlukan bukti dan jaminan untuk percaya. Iman itu ertinya pasrah dan aktif menangkap kehendak Tuhan dalam setiap peristiwa hidup.
Dan Tomas dengan penuh kerendahan hati, dia mengakui imannya, “Ya Tuhanku dan Tuhanku”.
Dia bukan lagi menjadi Tomas yang kurang percaya atau ragu-ragu dan bimbang, tetapi menjadi seorang Rasul yang selanjutnya memberikan kesaksian imannya akan Yesus yang bangkit. Dia telah diperbaharui oleh Yesus yang bangkit.
Sikap Tomas sering menjadi sikap kita, yang tidak mudah percaya, ragu akan iman yang dihayati, sering menuntut bukti dan tertutup hati untuk menerima sapaan Tuhan dalam pelbagai pengalaman dan peristiwa hidup kita.
Menjadi umat Paskah, kita perlu belajar dari sikap iman Tomas yang dengan penuh kerendahan hati pada akhirnya mengakui imannya akan Yesus yang bangkit. Kita harus menjadi umat Paskah yang juga mewartakan kebangkitan Tuhan yang kita imani dalam dan melalui sikap dan cara hidup kita.
Sebagaimana sapaan Yesus kepada para murid-Nya, “Damai sejahtera bagimu”, maka kita juga seharusnya selalu mengusahakan damai sejahtera itu dalam relasi kita dengan Tuhan dan dengan sesama, juga dengan alam ciptaan Tuhan.
Membawa dan mewartakan damai sejahtera bererti membawa pengampunan, kegembiraan dan sukacita Paskah, membawa pertobatan dan membawa kembali harapan dan kekuatan bagi yang menderita dan putus asa, bagi yang tidak percaya. Bahkan dalam situasi yang getir, misalnya semasa pandemik, semasa ekonomi meleset, peperangan ... berusahalah membawa damai sejahtera dengan cara seperti yang diharapkan kerana melalui peristiwa-peristiwa pahit ini, Tuhan mendidik, melindungi dan mematangkan kita.
Semoga kita selalu mampu membaca sapaan Tuhan melalui peristiwa-peristiwa itu; sehingga peristiwa-peristiwa yang kita alami ini menjadi kairos, menjadi peluang dan rahmat bagi kita untuk semakin percaya, semakin beriman kepada-Nya.
Pesan Yesus bagi kita, “… jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”.
Marilah seperti Tomas, dengan rendah hati kita berdoa, “Ya Tuhanku dan Tuhanku”. — Fr Fransiskus Emanuel Da Santo, Komk
Total Comments:0